eQuator – Walikota Pontianak H Sutarmidji, SH, MHum berurai air mata, mendengar pesan Muhammad Bayu, putra bungsunya.
“Semoga amanah dalam menjalankan tugas, menumpas korupsi dan melayani masyarakat Pontianak,” ucap Bayu saat merayakan ulang tahun ayahnya ke 53 tahun di rumah dinas Walikota, Minggu (29/11).
Dua periode memimpin Kota Pontianak, Sutarmidji dikenal tegas kepada pegawai negeri sipil (PNS) maupun warganya. Bahkan pernah bersitegang dengan aparat penegak hukum. Kebijakan pemerintah pusat kerap juga dibantahnya.
Tak dipungkiri, berat beban yang dipikul Sutarmidji, khususnya membangun Kota Pontianak dan menyejahterakan masyarakatnya. Itu yang membuatnya terharu atas ungkapan putranya yang berusia 12 tahun itu. Pejabat yang akrab disapa Midji ini melepaskan kaca matanya, mengusap pipinya dengan tisu yang ditetesi linangan air mata.
“Saya berdoa kepada Allah SWT supaya diberi kekuatan untuk menjalankan tugas sebagai Walikota Pontianak,” kata Midji di hadapan kepala SKPD, anggota DPRD dan anak-anak yatim piatu.
Midji berjanji akan melaksanakan amanah sebaik-baiknya. Mengajak jajaran Pemkot lebih transparan, jujur, akuntabel dan terukur dalam bekerja. Dia memastikan apa yang tidak diinginkan anaknya, tidak akan terjadi di masa kepemimpinannya. “Insya Allah komitmen menegakkan aturan dalam mencegah kebocoran, penyimpangan anggaran,” janjinya.
Bagi Midji, tidak sulit menjalankan tugas dan fungsinya, selagi sesuai aturan. Diakuinya, tidak menutup kemungkinan korupsi itu bisa terjadi. Namun dipastikannya, itu bukan kebijakannya baik tertulis maupun lisan. “Saya menjauhi penyimpangan anggaran, belanja fiktif dan mark up,” tegasnya.
Kalau pun ditemukan, kemudian ditangani penegak hukum, Midji berjanji tak akan keluar satu kata pun dari mulutnya untuk melakukan pembelaan. “Apabila ada oknum yang membawa dan menjual nama saya, sanksinya berat,” ungkap Midji.
Ulang tahun Sutarmidji juga dirayakan kedua orangtuanya, HM Thahir Abubakar dan Jaidah Said, Dhita putri sulungnya dan Bayu. Hadir juga Wakil Walikota, Ir H Edi Rusdi Kamtono MT dan para kerabatnya.
Laporan: Gusnadi
Editor: Hamka Saptono