
eQuator.co.id-Pontianak. Ke empat kalinya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalimantan Barat melakukan Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) di kawasan Terdepan, Terluar dan Terpencil (3T) yang dimulai pada 26 Agustus hingga 1 Sepetember.
Ditahun 2025 ini, lima pulau terpencil Karimata, Cempedak, Maya, Pelapis, dan Padang Tikar menjadi pilihan kunjungan KPw BI Kalbar dalam program ERB. Pelaksanaan ERB 2025resmi ditandai dengan seremonial pelepasan KRI Kujang-642 di wilayahKodaeral XII, Pontianak.
Sejak tahun 2012, ERB telah menjangkau 655 pulau melalui 132 kegiatan kas keliling. Tahun 2024 mencatat capaian 18 kegiatan ERB, menjangkau 90 pulau dengan total nilai penukaran uang mencapai Rp164,4 miliar. Tahun 2024 mencatat capaian 18 kegiatan ERB, menjangkau 90 pulau dengan total nilai penukaran uang mencapai Rp164,4 miliar.
“Agenda ini sudah dimulai sejak tahun 2012 lalu, bekersama Angkatan Laut dari 2012. Sudah melakukan kunjungan ke 655 pulau yang 3T melalui 132 kegiatan. Di tahun 2025 kita ngadakan 18 kali kegiatan, ini yang ke-14. Nanti Insya Allah di akhir Oktober kita selesaikan di Sulawesi Selatan, Sehingga kita kita bisa menjelajahi sekitar 90 pulau untuk yang 3T di tahun ini,” ungkap Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang (DPU), M. Anwar Bashori pada Selasa, (26/8)
Pemilihan Pontianak sebagai lokasi pelaksanaan ERB yang keempat belas ini dilatarbelakangi oleh kekuatan simbolik dan strategis. Di Kalbar memiliki keterkaitan erat dengan Rupiah, karena secara geografis terletak berbatasan dengan negara Malaysia. Artinya Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara wajib dijaga dan dipertahankan khususnya di daerah 3T.
Bank Indonesia akan terus memperluas jangkauan pelayanan kas dan memperkuat literasi masyarakat tentang Rupiah melalui sinergi yang inklusif dan berkelanjutan. Upaya ini merupakan bagian dari ikhtiar bersama dalam membangun Indonesia Maju, dari kota hingga ke pelosok negeri.
“Dalam agenda ERB ini kita juga ikut mensosialisasikan tentang Cinta Bangga dan Paham Rupiah (CBP), termasuk mensosialisasikan bagaimana mengenal keaslian uang kemasyarakat,” pungkasnya. (Ova)