eQuator.co.id-Pontianak. Dalam rangka menghadapi penurunan produksi pangan dan adanya tantangan gagal pangan nasional maka setiap Pemerintah Kabupaten / Kota diminta melakukan percepatan produksi padi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Kalimantan Barat bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalbar menggelar High Level Meeting pada Selasa (23/4)
Kegiatan digelar di Aula Keriang Bandong KPw B Kalbar, dimana agenda tersebut Penjabat Gubernur Kalbar, Harisson, memimpin Rapat Koordinasi Percepatan Kegiatan Upaya Khusus Optimasi Lahan (Opla) Rawa di Provinsi Kalbar Tahun Anggaran 2024.
Upaya khusus Optimasi Lahan (Opla) Rawa ini didukung oleh Kementerian Pertanian RI, Forkopimda Provinsi Kalbar seperti Kapolda, Kajati Kalbar, Pangdam XII Tanjungpura serta didukung oleh APIP, BPKP, Inspektur Provinsi Kalbar, dan kegiatan ini tentunya dilakukan dengan prinsip kehati-hatian, dengan memperhatikan faktor resiko.
Adapun langkah – langkah yang diambil yakni optimasi lahan, optimalisasi penambahan luas tanam, kemudian mendukung kegiatan optimasi lahan / optimalisasi penambahan areal luas lahan di Kalbar melalui pendampingan, pengawalan dan pengawasan, dan mensinergikan sumber daya yang dimiliki sesuai kewenangan dalam rangka menjamin keselarasan pelaksanaan kegiatan optimasi lahan, optimalisasi penambahan areal luas lahan untuk peningkatan produksi padi di Kalbar.
Pj Gubernur Kalbar menekankan bahwa pada High Level Meeting dalam rangka Pengendalian Inflasi ini yang terdahulu lebih dititik beratkan kepada sektor hilirnya dan sekarang diprioritaskan untuk memperhatikan sektor hulu.
Dimana dari Kementerian Pertanian RI menawarkan optimasi lahan rawa atau lahan yang bukan gambut, yang lahan sawahnya dioptimasi melalui kegiatan pembangunan pengairan, drainase, pintu air dan lain-lain.
PJ Gubernur Kalbar mengatakan bahwa Sawah yang dioptimasi se-Kalbar ditargetkan sebesar 61.000 hektar yang tadi sudah dibicarakan dengan Para Bupati/walikota yang hadir pada hari ini. Kemungkinan kita baru bisa menyediakan lahan sebesar 31.000 hektar, dan sisanya nanti pada tahap kedua.
“Dengan Optimasi Lahan persawahan Rawa bukan gambut ini, diharapkan akan terjadi peningkatan produksi padi di Kalimantan Barat,” ungkap Harisson dalam rilisnya kemarin
Selain itu, Harisson, juga mendorong adanya konversi dari beberapa lahan yang digunakan untuk tanaman sawit atau tanaman lainnya.
“Kita sudah mengingatkan kepada para Bupati untuk mengambil langkah-langkah agar lahan-lahan sawah ini tidak berkurang untuk kegiatan lahan lainnya,” ucapnya
Rapat tersebut turut serta dihadiri oleh Perwakilan Menteri Pertanian RI, Forkopimda Provinsi Kalbar, Para Bupati / Walikota se- Kalbar, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar, Kepala BPKP Provinsi Kalbar, Organisasi Perangkat Daerah Terkait Pengendalian Inflasi Daerah beserta jajarannya. (Ova)