SAYA sudah selesai menulis: tentang Gibran. Untuk edisi Minggu hari ini. Lalu muncullah email dari teman baik Disway di Los Angeles. Ia tidak pernah absen membaca Disway. Sampai komentar-komentarnya.
Anda sudah tahu namanya: drg Irawan. Warga Amerika kelahiran Jakarta. Rasanya emailnya itu lebih cocok dimuat di hari yang Anda lebih banyak rebahan. Ia tahu saya lagi cari obat ke Tianjin. Ia senang. Berarti saya tidak abai mengurus kesehatan diri.
Drg Irawan memanggil saya Lao Tah. Mungkin maksudnya Lao Da. Saudara tua. Ia jadi tokoh Tionghoa Indonesia di Amerika. Saya selalu diminta tidur di rumahnya setiap kali ke Amerika. Rumah besar. Pakai lift. Ada kebun buah di halaman depan. Kebun buah di halaman belakang.
***
”Lao Tah Dahlan, saya sebenarnya sejak beberapa hari yang lalu sudah mau nulis ini, tapi selalu saja sibuk. Sekarang saya harus tulis demi kesehatan Lao Tah,” tulisnya.
”Berat badan 72 kg dengan tinggi badan 5 kaki 5 inches, itu tergolong over weight. Harus diet. Soalnya Lao Tah harus jaga kesehatan dan panjang umur. Lao Tah adalah aset bangsa Indonesia. Sangat diperlukan oleh nusa dan bangsa. Bukan maksudnya buat nyapres, udah nggak keburu, lagian sudah di atas 70 tahun, belum berpengalaman jadi jenderal, dan menunggang kuda”.
”Saya bicara bukan asal jeplak, saya sudah melakukannya. Fadli Zon juga sudah berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 32 kilogram, kendati ia tidak pernah berhasil menurunkan Jokowi”.
”Saya cerita diri saya dulu. April 2023, lab tes gula darah puasa saya 248. Gila! Berarti saya sudah kena diabetes. Saya stop Coca Cola, stop nasi, dan menerapkan OMAD (One meal a day). Bulan Oktober berat badan saya sudah turun 42 lbs. (Orang Amerika sulit diajak pakai kg atau km. Maunya lbs, mil, inc).
Saya targetkan turun sampai 45 lbs. Jadi tinggal 3 Lbs lagi. Walaupun saya belum mencapai target saya puas sampai di sini. Tinggi badan saya 5′ 7″ (5 kaki 7 inches). Idealnya harus 148 lbs. Tapi saya akan stop di 155 lbs. Ini dikarenakan istri saya sudah ngomel. Dia bilang saya sudah seperti kakek2 peot.
Betul, 155Lbs masih belum berat ideal buat saya, tapi sudah termasuk normal untuk pria seusia dan setinggi saya.
Apa yang saya dapatkan dari penurunan berat badan?
Pertama, perut buncit hilang. Tekanan darah turun, malah bisa di bawah normal. Maka saya tidak pernah lagi makan obat tensi. Gerd atau acid reflux hilang. Sleep Apnea hilang (sebelumnya saya harus tidur dengan menggunakan CPAP, alat selang nafas yang dipakai oleh Setya Novanto yang difoto dengan jidat benjol seperti bakpao itu).
Cholesterol turun.
Diet ini, tidak dengan olah raga khusus. Karena saya juga hampir tidak ada waktu untuk olahraga. Sudah jarang pegal linu, jadi irit duit pergi ke massage.
Ini menu saya sehari-hari: Pagi, kopi secangkir penuh dengan heavy whipping cream, enak agak kental, tanpa gula, kadang saya pakai stevia kalau mau rasa manis; 2 telur 3/4 matang; 1 capsul probiotik, kadang tambah sepotong kueh lapis legit, atau keju sepotong.
Jam 12 siang minum Capsul Omega3 total 1gram. Tidak ada makan yang lain, karena menurut adik saya, dr Idries, Omega tiga tidak boleh tercemar makanan atau obat-obatan 3 jam sebelum dan 3 jam sesudahnya. Itu demi penyerapan yang optimal dari Omega3.
Jam 3 siang, saya mulai makan buah-buahan, 1/4 alpukat, 2 butir strawberry, 4 butir blackberry, 2 butir tomat mini. Kadang, seperti sekarang, di kebun, saya sedang panen jambu air, labu siam, kesemek, dan grapefruit. Maka saya substitusi dengan buah-buahan di kebun saya. Tapi avocado tetap sebagai menu tetap.
Jam 4-5 sore saya dinner. Dengan menu petai bakar 7 butir, brokoli 4 potong, celeries satu sendok makan. Ini semua adalah sayuran tetap. Protein, saya dapatkan dari udang balado ukuran diameter 7 cm, 3 biji. Atau steak fillet mignon, atau ikan goreng. Atau sate kambing, rendang, ayam goreng, ayam roti seri, atau siomay.
Magrib saya minum secangkir kopi lagi dengan heavy whipping cream itu. Rasanya kekentalannya seperti latte.
Selebihnya, di tengah-tengah itu tetap harus minum yang banyak, seperti green tea, soda tanpa gula, air kelapa.
Betul saya tidak makan nasi, tapi saya seminggu sekali makan lemper, atau susi, bakcang juga masuk dalam pikiran saya.
Nah sekarang hitungan buat Lao Tah, kalau benar tinggi Lao Tah 5’5″, usia 72 tahun, berat ideal yang masih dalam batas normal adalah 156Lbs dengan BMI (Body mass index) 25-27.
Dalam kg = 70.76Kg.
Yah kelebihan sedikit, boleh kurangi 2 Kg.
Tadinya saya kawatir, dikira kelebihannya banyak. Karena tadinya saya hitung pakai rumus yang lainnya yang agak extreme.
Pantas BB saya 158 Lbs susah turun lagi.
Jangan terlalu dipikirin deh.
Oh iya gula darah puasa saya juga sudah menurun ke 98-120.
Salam sehat untuk sekeluarga.
***
Drg Irawan menawari saya tiket jatahnya: nonton Konser 50 God Bless. Di Jakarta. 10 November depan. Ia fans God Bless. Di matanya tidak ada grup band melebihi God Bless.
”Saya ingin sekali nonton. Sudah dapat tiketnya. Tapi saya harus ke India”. (*)