eQuator – Sejak awal November, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan dengan intensitas sedang, hingga lebat terus terjadi di wilayah di Kalbar, termasuk Kabupaten Sanggau.
“Masyarakat diminta waspada ancaman banjir dan longsor,” imbau Kepala Seksi (Kasi) Rekonstruksi dan Pasca Bencana pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sanggau, M. Rizal Ismail, Rabu (25/11).
Terutama masyarakat di pinggiran Sungai Kapuas, diminta waspada. Di musim banjir
Nanti, anak-anak dijaga, jangan sampai main ke sungai. Apalagi di tengah arus sungai yang deras. “Sangat berbahaya kalau dibiarkan,” ujar Rizal.
BPBD sendiri sudah melakukan berbagai persiapan menghadapi bencana. Laporkan saja kalau ada bencana, petugas BPBD langsung ke lokasi, tanpa menunggu syarat administrasi. Meskipun begitu, untuk mendapatkan bantuan, syarat adiminstrasi wajib di penuhi sebagai bentuk laporan dan pertanggungjawaban. “Tapi nantilah diurus soal adiminstrasi itu, nyawa orang dulu yang kita prioritaskan,” tegas mantan Lurah Beringin ini.
Diungkapkan Rizal, BPBD sudah membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC). Mereka standby di setiap kecamatan. Tim tersebut terdiri dari para pimpinan musyawarah kecamatan (Muspika) yang dikoordinir Camat. “TRC melakukan penanggulangan bencana di kecamatan,
termasuk mendirikan posko bencana,” ujarnya.
Namun ditegaskannya, penganggulangan bencana tak bisa melulu dibebankan pada TRC.
Semua pihak harus terlibat, termasuk masyarakat dan sukarelawan. Tanpa bantuan
masyarakat, petugas bakal kewalahan. Sebagaimana sebelumnya, kerjasama antara
pemerintah dengan masyarakat, terutama para perangkat desa, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama berjalan dengan baik. “Sehingga bencana yang terjadi tidak terlalu
berat dirasakan masyarakat,” papar Rizal.
Beberapa wilayah di Sanggau yang kerap menjadi langganan banjir. Diantaranya Kecamatan
Kembayan, Beduai, Bonti, Tayan Hulu, Batang Tarang, Jangkang, Toba dan Kapuas. Namun yang paling parah, sementara ini belum ada. Semua masih terkendali karena masyarakat juga ikut terlibat dalam penanganan bencana.
Namun Rizal mengaku BPBD masih kurang memiliki peralatan pendukung bencana. Terutama kendaraan untuk mobilisasi penunjang penanggulangan bencana secara cepat ke lokasi, dan kekurangan perahu karet. Namun itu bukan alasan bagi petugas untuk malas bekerja. Apalagi ini kerja sosial, justru menjadi cambuk untuk bekerja maksimal. “Sebab menyangkut nyawa orang,” katanya.
Hari ini (kemarin) Rizal turun langsung ke Penyelimau, Kecamatan Kapuas, meninjau bencana tanah longsor. Sekitar 10 hari lalu kejadiannya. Ada tujuh unit rumah terancam tertimpa longsor. “Saya ke lapangan, lihat dulu seberapa parah,” bebernya.
Laporan: Kiram Akbar