eQuator.co.id-Pontianak. Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI)Wilayah Kalbar, Taufan Febiola, mengungkapkan akan ada satu perusahaan di Singkawang, yang dimiliki anak muda berencana akan go public atau Indonesia Public Offering (IPO).
“Insya Allah bulan September mendatang akan ada satu perusahaan dari Singkawang akan IPO. Perusahaan ini milik anak muda yang menjalankan usaha dengan kreatif dan omzetnya itu lebih dari Rp 2 triliun,” sebut Taufan Febiola saat menjadi narasumber dalam agenda Talkshow yang di gelar Fojekha Kalbar, Jumat (3/2) kemarin
Ia juga menjelaskan, terkait pertanyaan peran pasar modal untuk menunjang pertumbuhan ekonomi Kalbar akan seperti apa? Menurutnya, hal ini karena banyak masyarakat belum paham fungsi pasar modal.
“Karena puluhan tahun pondasi pertumbuhan ekonomi kita itu di perbankan, di era SBY dan Jokowi yang mengencangkan peran pasar modal sebagai ujung tombak untuk pertumbuhan ekonomi sampai saat ini, jadi memang dari sisi literasinya yang masih kurang,” ucapnya
Dalam rilisnya itu, Taufan menyebutkan bahwa pasar modal sendiri juga mendanai kekurangan APBN itu selama 20 tahun terakhir dengan produk pasar modal seperti Sukuk, ORI, dan lainnya.
“Bahkan untuk membangun percepatan infrastruktur dilakukan melalui Pasar Modal. Artinya Kalbar ikut menikmatinya seperti pembangunan border, jalan perbatasan itu semua dari produk pasar modal Indonesia,” terang Taufan
Kepala Kantor BEI Kalbar menilai bahwa sejauh ini tingkat literasi terkait pasar modal masih sangat terbatas, sehingga pihaknya pun sangat berupaya semaksimal untuk meningkatkan pemahaman literasi.
“Tentunya ini akan memberikan dampak sangat besar bagi percepatan pertumbuhan ekonomi. Bukan hanya bagi korporasi di daerah tapi juga dampak bagi masyarakat,” kata Taufan
Taufan juga mengatakan saat ini pemerintah terus mengencarkan perekonomian daerah. Bahkan tidak hanya mengandalkan APBN saja atau dana bagi hasil.
“Makanya kita perlu dorong perusahaan di daerah itu tumbuh lebih cepat. Caranya lewat Pasar Modal,” ungkapnya
Selain itu, Taufan juga menilik bahwa, hanya dari 10 juta investor dan 184 ribu dari Kalbar, kapitalisasi pasar Rp 9.600 triliun nyaris Rp 10 ribu triliun.
“Namun jika jumlah investor meningkat misalkan menjadi 20 juta investor, maka itu pasti akan berdampak besar bagi perekonomian kita. Apalagi dari tingkat kepemilikan portofolio investor domestik sudah mendominasi,” ucapnya
Terkait hilirisasi industri sendiri, sambung Taufan, maka konsep hilirisasi itu padat modal. Menurutnya tidak mungkin berbicara hilirisasi jika modal yang masih terbatas. Maka dari itu jika hanya mengandalkan APBN, maka daerah akan mengalami perlambatan. Solusinya ialah dengan masuk ke Pasar Modal.
“Di Kalbar ada Bank Kalbar yang memiliki torehan prestasi di nasional. Jika Bank Kalbar bisa go public seperti Bank Jabar, maka ini sangat baik sekali. Bank Kalbar pun akan punya pendanaan untuk ikut membiaya pembangunan infrastruktur di daerah,” terang Taufan.
Iapun juga menegaskan bahwa, tidak hanya perusahaan besar, bahkan UMKM seperti Warkop yang sudah punya nama pun bisa go public.
“Kita bisa go public, bahkan saya contohkan diManado itu ada perusahaan travel yang juga sudah go public,” pungkasnya. (Ova) .