eQuator – Walikota Pontianak, H. Sutarmidji mengaku tak ragu dan khawatir ihwal pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di masa mendatang. Hal itu dikarenakan sektor pendidikan di Kota Khatulistiwa dianggap sudah siap mengimplementasikan keilmuan berdasarkan MEA.
“Untuk pemetaan dan distribusi guru, kita termasuk yang terbaik seluruh Indonesia,” ujar Walikota H. Sutarmidji usai apel memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-70 dan Hari Guru ke-21 di Lapangan Keboen Sajoek, Rabu (25/11).
Menurutnya, tidak ada jaminan sekolah-sekolah yang menerapkan dua bahasa atau bilingual kualitas dan prestasinya lebih baik dibanding sekolah-sekolah yang tidak menerapkan itu. Bahkan, sekolah negeri diklaimnya sangat baik kualitasnya. Begitu pula sekolah swasta yang ada di Kota Pontianak, yang hampir seluruhnya berstandar di atas rata-rata nasional. Termasuk jika hendak mendatangkan guru luar dalam mengajarkan bahasa asing di Kota Pontianak.
“Sehingga mereka tidak perlu lagi merekrut tenaga pengajar dari luar, misalnya dari negara-negara ASEAN. Justru sebaliknya guru-guru kita yang dikirim ke sana,” serunya.
Selain itu, Sutarmidji juga berencana memberikan bantuan sepeda bagi siswa-siswi yang kurang mampu. Selain sebagai sarana transportasi siswa menuju ke sekolah, Midji berkeinginan menyosialisasikan penggunaan sepeda di kalangan siswa. Bantuan sebanyak 100 sepeda akan diberikan kepada siswa-siswi SMP dan SMA/SMK yang kurang mampu dalam pekan-pekan ini.
“Kita cukup banyak memberikan bantuan beasiswa bagi siswa yang tidak mampu. Tetapi bukan bantuan berupa uang cash, melainkan bantuan pembiayaan seluruh kewajibannya di sekolah,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pontianak, Dr. Mulyadi mengatakan, pihaknya mencermati pelaksanaan UKG. Sebab ada beberapa guru yang mengikuti tes UKG, namun tidak sesuai dengan bidang keahliannya. Rencananya para guru itu akan mengikuti ulang tes UKG pada awal Desember mendatang.
“Jadi akan ada UKG ulang terhadap guru-guru yang tidak sesuai dengan bidang keahliannya. Misalnya guru Penjaskes tetapi dites pelajaran yang tidak ada kaitannya dengan Penjaskes,” ucapnya.
Melalui momentum peringatan HUT PGRI ini, Mulyadi berharap guru-guru di Kota Pontianak semakin berkiprah dan kompetensi mereka kian bertambah baik serta prestasi pendidikan yang terus meningkat. Menurutnya, selama ini upaya yang dilakukan para guru cukup baik dan hasil yang diperoleh cukup menggembirakan. Mulyadi berharap para guru juga harus memonitor perkembangan peserta didiknya.
“Artinya tingkat kepedulian guru harus lebih ditingkatkan lagi. Karena guru telah dibekali dengan kompetensi sehingga dia punya kemampuan melihat bagaimana perkembangan-perkembangan para pelajar atau siswa didik,” ulasnya. (agn)