eQuator – Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalbar tahun ini dinilai lamban dan terkesan menurun. Selain beberapa komoditi harga jualnya anjlok, geliat perputaran roda pembangunan juga dirasakan kurang bergairah.
Oleh karena itu, publik mendesak Pemerintah Provinsi Kalbar untuk lebih agresif memacu pertumbuhan ekonomi pada tahun mendatang. Gubernur Cornelis diharapkan dapat berpikir cerdas serta mengambil langkah strategis dalam merangsang pertumbuhan ekonomi Kalbar.
“Tahun ini kami rasakan sangat parah. Ekonomi melambat,” tegas seorang supplier dan penyedia jasa pemancangan mini pile, Irwan Cahyadi kepada wartawan koran ini, (25/11).
Irwan berpendapat, banyak faktor yang membuat pertumbuhan ekonomi Kalbar melambat. Khusus dibidang konstruksi, pria berwajah oriental ini menilai, sejumlah stakeholder punya rasa ketakutan untuk mengerjakan proyek. “Salah satunya takut untuk memulai pengerjaan lebih cepat,” bebernya.
Sebagai seorang pengusaha, Irwan sangat berharap pembangunan di daerah ini berjalan cepat serta baik sesuai koridor. “Kita berharap proyek pemerintah berjalan cepat. Jadi kontraktor bisa ngambil barang materil sama kita. Tetapi kenyataannya, proyek tahun ini telat semua pengerjaannya sehingga kita agak susah,” keluhnya.
Kepada Rakyat Kalbar, Irwan menjabarkan, tak hanya proyek milik pemerintah. Proyek swasta-pun juga dalam kondisi yang tidak baik. “Pasar swasta sekarang sepi. Jauh dibandingkan dengan dua atau tiga tahun lalu,” bebernya.
Menurut Irwan, sepinya permintaan pasar bukan karena disebabkan faktor persaingan. Namun karena daya beli memang lagi rendah. Ia menilai, ekonomi memang lagi jatuh. “Jangankan mau beli properti, beli beras saja kayaknya susah,” satirnya.
Seyogianya, Kalbar memang dalam dilema. Harga jual sawit maupun karet terbilang turun drastis sehingga berdampak pada penghasilan rakyat di tanah Borneo Barat. “Inilah yang menyebabkan permintaan pasar di sektor properti rendah,” urainya.
Irwan tak mau dinilai hanya pandai merecoki, melalui koran ini, ia pun menitipkan pesan kepada pemerintah. “Saran saya, berikanlah pengerjaan proyek kepada kontraktor yang benar-benar mengerjakan secara profesional. Putra daerah ini mampu, tapi pemerintah juga harus pandai memilih. Berikan kepada orang yang benar-benar mampu,” ingatnya.
Dengan begitu, lanjut Irwan, pengerjaan proyek tidak akan menimbulkan masalah sehingga pembangunan di daerah ini bisa stabil.
Dalam kesempatan tersebut, Irwan mengapresiasi upaya pemerintah dalam menegakkan hukum di negeri ini. “Saya pikir tindakan pemerintah sekarang ini sudah bagus. Indonesia sedang dalam masa transisi. Penegakan hukum ditingkatkan sehingga kesadaran hukum akan tinggi. Ketika kesadaran hukum tinggi, otomatis orang tidak akan berani berbuat yang aneh-aneh,” cetusnya.
Sebelum menutup pembicaraan dengan wartawan Rakyat Kalbar, ia mengaku job-nya tahun ini berkurang hingga 60 persen. Baik dari permintaan pemerintah maupun swasta. “Kita tidak mengalami kerugian, cuma pendapatan berkurang,” bebernya.
Reporter: Deska Irnansyafara
Redaktur: Andry Soe