Santri Diminta Tak Hanya Jago Ngaji

Menristekdikti Mohamad Nasir. Nasir mengatakan jika pihaknya akan mengangkat sekitar 3000-an dosen di PTN menjadi PPPK (Yesika Dinta/JawaPos.com)

eQuator.co.id – JAKARTA-RK. Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan, di era industri 4.0, pesantren tidak hanya menjadi pusat intelektual di bidang agama. Namun pesantren juga harus mampu melahirkan inventor yang mampu menghasilkan inovasi.

“Saya berharap dari pesantren lahir generasi-generasi muda Indonesia yang tidak hanya mampu mengaji tetapi juga mengkaji, yang tidak hanya berzikir tetapi juga terus berpikir, yang tidak hanya mampu mengolah jiwa tetapi juga menguasai iptek untuk mengolah data, tidak hanya lembaga pendidikan yang menghasilkan para scholars, tetapi juga akan lahir para inventor,” beber Menteri Nasir ketika memberikan kuliah umum di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar Sarang, Rembang, Jateng (28/9).

Sebagai negara dengan jumlah penganut agama Islam terbesar di dunia, lanjutnya, maka Studi Islam di Indonesia hendaknya didorong menjadi rujukan dunia. Oleh karena itu, Institusi Pendidikan Islam Indonesia harus mampu membangun ‘branding’ agar dikenal di seluruh dunia.

“Cita-cita Indonesia menjadi destinasi studi Islam dunia bukan lagi sekadar mimpi. Yang terpenting adalah bagaimana setiap lembaga mampu merumuskan ‘Institutional Branding-nya’ sehingga wajah Islam Indonesia menjadi pilihan destinasi studi Islam dunia,” ucapnya.

Di hadapan mahasiswa/i santri STAI Al-Anwar Menristekdikti menyebutkan agar memiliki rasa bangga menjadi seorang santri, karena ia dulu juga merupakan santri di pesantren yang sama.

“Saya ini nyantri di Sarang tahun 1973-1978. Saya dulu tidak pernah membayangkan bahwa saya akan terpilih menjadi rektor, apalagi menjadi menteri seperti sekarang ini,” ucapnya. (Jawa Pos/JPG)