eQuator – Persoalan klasik minimnya anggaran pembinaan atlet kerap menjadi hambatan bagi sebagian besar cabang-cabang olahraga di Provinsi Kalbar untuk maju dan meraih prestasi yang mengharumkan nama daerah maupun negara.
Setiap jelang agenda nasional, bahkan internasional, khususnya di luar kejuaraan-kejuaraan yang sudah terjadwal oleh KONI, persoalan klasik ini pun selalu terdengar.
Miris memang, di satu sisi Pemerintah Provinsi Kalbar selalu mengharapkan bahwa setiap atlet pada cabang olahraga harus dapat memberikan yang terbaik bagi daerahnya. Namun di sisi lain, dana yang digelontorkan relatif kecil. Karena bicara prestasi bukan hanya soal kejuaraan, tapi juga pembinaan secara kontinyu. Dan itu perlu dana yang tidak sedikit.
Dari beberapa wawancara wartawan Rakyat Kalbar kepada sejumlah pengurus cabang olahraga di Kalbar, belum ada satu pun yang mengaku bahwa dana yang mereka terima–mulai dari perekrutan, pembinaan, ongkos mengikuti kejuaraan-kejuaraan, TC antarprovinsi serta tetek bengek sampai kepada bonus atlet-pelatih dan sebagainya–sudah lebih dari cukup.
Yang paling dekat misalnya, yang terjadi kepada para atlet dayung Kalbar. Para atlet yang berada di bawah naungan PODSI Kalbar ini terlihat hanya diantar dengan menggunakan dua buah oplet saat menghadiri acara pelepasan keberangkatan tim guna mengikuti kejuaraan Prakualifikasi PON di venue Jakabaring Palembang.
Pelepasan secara resmi 36 atlet ini sebelumnya dilaksanakan di Gedung Universitas Tanjungpura Pontianak, belum lama ini.
Memang tidak ada hubungan langsung dengan prestasi yang ditorehkan para atlet dayung Kalbar. Toh, 22 pendayung putra Kalbar berhasil menduduki rangking keempat nasional di nomor dragon boat jarak 500 meter dan rangking tujuh untuk nomor 1000 meter.
Bahkan, dari sembilan nomor yang diikuti pada Pra PON 14-19 November lalu, PODSI Kalbar berhasil menyabet lima tiket PON di lima nomor.
Ini mungkin soal penghargaan dan sikap menghargai. Di mana keberangkatan mereka tak lain guna membela Kalbar di kancah nasional. Sementara potensi dayung Kalbar sangat luar biasa. Hal ini bisa dilihat dari catatan rekornya selama ini, baik di tingkat nasional maupun kejuaraan di luar negeri.
Tapi kenyataannya hari ini, baik pelatih maupun sarana dan prasarana yang dipunya PODSI Kalbar terbilang cukup terbatas. Jika dibandingkan dengan provinsi lain, yang pemerintahnya sampai membangun stadion khusus untuk pembinaan dan latihan dayung, maka di Kalbar pelatihan untuk kejuaraan hanya dilakukan di Sungai Kapuas. Di mana arus yang ada cukup sulit terbaca.
“Kena arus ke tepi, yang tengah untung. Kalau arus ke tengah rugilah, untung yang ditepi. Untunglah kita punya Sungai Kapuas,” ujar Ketua Harian PODSI Kalbar, Abdi Nurkamil Mawardi saat berbincang dalam satu kesempatan.
Untuk fasilitas perahu sendiri, sejak beberapa tahun terakhir, Abdi mengaku belum ada peremajaan. Bahkan, perahu yang digunakan para atlet untuk berlatih menghadapi Pra PON kemarin merupakan perahu bekas kejuaraan di Sea Games dulu.
“Perahu kita perahu lama, bekas Sea Games dulu. Itu berpengaruh. Pelatih kita juga terbatas. Hanya ada Pak Juanda pelatih rowwing dan Pak Arbain yang juga rangkap untuk kayak, cano dan dragon,” ulasnya. (fik)