eQuator.co.id – MELAWI-RK. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi, melakukan pelantikan Ketua STKIP Melawi periode 2019-2023 sekaligus serah terima jabatan, dari Ketua STKIP lama, Sukardi kepada Ketua STKIP terpilih, Septian Piterianus, Kamis (8/8) di Aula Auditorium STKIP Melawi.
Selain dihadiri para dosen, acara ini juga dihadiri sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) dan sejumlah pemerhati pendidikan.
Ketua STKIP Melawi yang lama, Sukardi dalam sambutannya mengatakan, selamat atas terpilih dan dilantiknya Kepala STKIP baru, dan Ia juga menyampaikan permohonan maaf bilamana selama menjabat membuat kesalahan serta menyinggung perasaan para teman teman.
“Terima kasih atas kerjasama semuanya selama saya memimpin. Dimana tentu semuanya demi kemajuan STKIP Melawi. Saya sangat bangga dan senang karena saat ini STKIP Melawi telah dipimpin oleh putra daerah. Yang mana kita berdoa ditahun pertama pak Septian memimpin bisa mendapatkan mutu Indek Prestasi terbaik dan juga membuat STKIP semakin berkembang,” paparnya.
Sukardi berharap kedepannya STKIP Melawi bisa meningkatkan akreditasi menjadi minimal B. Bisa meningkatkan dan menambah kompetensi dosen, kemudian pemerintah bisa mengakui dosen STKIP seperti jabatan fungsional yang pastinya.
“Kemudian bisa meningkat kepercayaan masyarakat kepada STKIP Melawi, karena STKIP tanpa masyarakat tidak akan bisa berkembang,” ungkapnya.
Kemudian lanjutnya, capaian yang sudah didapat saat Ia menjabat selama dua tahun, proses perkuliahan maupun kondisi di STKIP tidak ada masalah. Memang yang pastinya perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana serta SDM.
“Kita juga berharap dukungan pemerintah terhadap pembangunan sarana dan prasarana di STKIP Melawi ini,” harapnya.
Sementara itu, Ketua STKIP Melawi terpilih periode 2019-2023, Septian Piterianus mengajak seluruh dosen serta pengurus STKIP bersama-sama mewujudkan harapan dan impian STKIP Melawi. Ia memiliki program fokus kedepannya bagaimana meningkatkan akreditasi program studi. Karena memang tantangan kedepan untuk perguruan tinggi itu adalah akreditasi.
“Di STKIP Melawi ini untuk program studi kita ada 5. Takni PGSD, Penjaskes, Pendidikan Fisika, Pendidikan Matematika dan program studi guru anak usia dini. Sebenarnya dua program studi kita untuk poinnya sudah mendekati B. PGSD saja total poin kita sudah 281. Untuk mencapai akreditasi B, kita perlu 20 poin saja, karena standar poinnya harus 301. Penjaskes juga poinnya sudah 280, juga mendekati,” paparnya.
Ia menegaskan, untuk menambah kekurangan poin tersebut harus adanya mitra kerja, seperti MoU dengan perguruan tinggi lainnya, dengan sekolah-sekolah dan dengan pemerintah daerah. Itu yang ke depan akan ditingkatkan. Perguruan tinggi tanpa dukungan dan sokongan pihak luar tidak bisa maju dengan signifikan.
“Untuk itu kedepan pemerintah daerah kami harapkan dapat membantu dalam hal menyediakan anggaran tambahan terkait fasilitas. Karena kunci dari penyelenggaraan perguruan tinggi itu ada 3, yakni penelitian, pengabdian masyarakat dan pengajaran. Pengajaran yang paling utama, dan mungkin peran pemerintah bisa dengan menambah fasilitas pengajaran, penyediaan laboratorium untuk pendidikan misalnya,” ujarnya.
Dengan bermitra, katanya, maka 2020 akreditasi dua program studi bisa mencapai B. Dengan harapan STKIP bisa menjadi perguruan tinggi satu satunya di Melawi yang menjadi kebanggaan masyarakat Melawi, karena mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya.
“Untuk mencapai itu semua, program jangka pendek kita pada tahun pertama ini, 6 bulan saya menjabat saya menargetkan sudah selesai bekerjasama atau MoU dengan pihak sekolah paforit terkait mekanisme sosialisasi penerimaan mahasiswa,” katanya.
Dengan MoU tersebut, maka bisa melakukan tes seleksi tidak lagi di kampus, namun bisa dilaksanakan di sekolah yang bersangkutan. Sehingga tidak hanya dari kami saja yang gencar, tapi mitra kami juga membantu. Karena selama ini test seleksi hanya di kampus.
“Nah, kedepannya kita berharap tes seleksi bisa disekolah yang bersangkutan. Sehingga mahasiswa baru tau dia sudah lulus. Kemudian tahun pertama mudah-mudahan semua instansi terkait sudah dapat bekerjasama. Terutama Disdikbud, karena selama ini tidak ada bentuk fisik MoU kita dengan pemerintah. Pemerintah pusat peran sentral dalam membantu perguruan tinggi melalui pembiayaan fasilitas,” ungkapnya.
Ia mengatakan, saat ini IPM Melawi cukup tinggi dibandingkan Kabupaten tetangga yang belum memiliki perguruan tinggi.
“Saya pernah mendengar Bupati Sanggau mengatakan, bahwa IPM Melawi lebih tinggi dibandingkan IPM Sanggau. Saya menjadi bingung, apa penyebabnya. Ternyata dikarenakan adanya perguruan tinggi. Ini menjadi kebanggaan Kabupaten Melawi, meskipun usia Kabupaten baru berkisar 15 tahun, namun IPM nya lebih tinggi dari Kabupaten lainnya,” paparnya.
Di tempat yang sama, Pengurus Yayasan Melawi Mekar, Andi Usman menyampaikan pada saat ini telah terpilih berdasarkan rapat Senat dan persetujuan anggota Yayasan, yakni Septian. Dengan adanya ketua baru tentu diharapkan STKIP Melawi kedepan lebih maju, beradab dan bermartabat.
“Semua dosen, karyawan dan mahasiswa memegang teguh motto kami, yakni Kampus ini tidak ada artinya, jika tidak ada kebersamaan. Kebersamaan ada dalam kehangatan, kampus ini sukses kita yang ada didalamnya juga sukses,” ucapnya.
Lebih lanjut Ia mengatakan, hasil pencerahan dan keberadaan STKIP Melawi di tengah-tengah masyarakat Melawi yang berdampak pada polah prilaku kehidupan masyarakatnya yang berkembang sejalan dengan perjalanan waktu-kewaktu. Sejak berdirinya tahun sampai dengan sekarang, keberadaannya STKIP ini menunjukkan Kabupaten Melawi semakin maju, baik dari segi pembangun maupun SDM, khususnya sosial budayanya, terutama kehidupan berumah tangga.
“Informasi terbaru sejak terpilihnya Presiden Jokowi, bahwa Ibu kota Jakarta akan dipindahkan ke Kalimantan Tengah, kalaulah hal itu terjadi, STKIP Melawi semakin prospek untuk menjadi Universitas ke depan. Inilah menjadi tantangan kita bersama, terutama para dosen dan mahasiswa, bagaimana cara menjadi manusia yang berkulaitas dan beraktdr untuk menjadi manusia Indonesia berpancasila,” paparnya.
Andi mengatakan, harapan dari Yayasan Melawi Mekar, Ketua STKIP yang baru mampu dalam waktu 4 tahun atau satu periode, dapat mengkondisikan kampus yang berintegritas, selanjutnya mempersipkan diri untu melanjutkan ke s3.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Disdikbud Melawi, Bujang, mengatakan bahwa pihak dinas pendidikan selalu mendukung STKIP Melawi untuk lebih maju, hingga agreditasi meningkat dari C ke B.
“Kami bersyukur anak STKIP Melawi banyak membantu kami sebagai pendidik. Kita berharap jika Kalteng menjadi pusat ibukota Negara, bisa memberikan dampak kepada STKIP Melawi. Saya berterima kasih kepada ketua STKIP Melawi yang selama beberapa tahun ikut membangun Melawi, berkoordinasi dengan kami dalam hal dunia pendidikan,” paparnya. (Ira)