eQuator.co.id – SEBANYAK 17 orang peserta Diklat Berjenjang Fungsional Diplomat pada Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri (Sesparlu) Angkatan 62, para diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berkunjung ke Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis 8 Agustus 2019.
Rombongan yang dipimpin Drs. Pof Yusuf dari UPT Sesparlu Kemlu diterima langusng oleh Ir. H. Ridwan Syah, Asisten ll Sekretaris Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan yang mewakili Gubernur NTB Dr. H. Zukieflimansyah SE, M.Sc.
Dalam perkenalannya, Yusuf menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan ke NTB antara lain untuk memperkuat kompetensi leadership dan innovation di luar kelas. Kemudian juga untuk menyelenggarakan field visit ke daerah berpotensi ekonomi besar seperti NTB ini.
“Kunjungan ini untuk mendapatkan bahan masukan dalam rangka policy recommendation terkait diplomasi ekonomi dan kemaritiman,” tuturnya kepada media ini, Jumat (9/8).
Dalam diskusi dan tanya jawab dengan pihak Pemprov NTB, kata Yusuf, para peserta Sesparlu menyampaikan secara terbuka, bahwa sebagai Diplomat, mereka bersedia untuk menjadi jembatan dan penyambung kepentingan antara investor asing di negara tempat mereka masing-masing bertugas kelak dengan pihak terkait di Pemprov NTB.
“Saya rasa itu mudah dilakukan karena para peserta Sesparlu ini telah bekerja selama minimal 18 tahun di Kemlu dan pernah menjalani penugasan sebagai diplomat di luar negeri minimal sebanyak dua kali ini,” terang dia.
Sementara itu, Ridwan mengharapkan informasi dan rekomendasi kebijakan ini akan berguna pada saat para diplomat senior saat akan melaksanakan penugasan di Perwakilan RI di luar negeri. “Kami berharap juga dapat membantu mempromosikan kesiapan Provinsi NTB menerima investasi dari asing,” terang dia.
Kepada para peserta Sesparlu, Ridwan menyampaikan apa yang menjadi permasalahan utama di NTB saat ini. Diantaranya adalah tingginya tingkat kemiskinan dimana secara provinsi, angka kemiskinan di NTB sebesar 14.05 persen. Sementara angka kemiskinan secara nasional sebesar 9.8 persen.
Namun demikian, selama 10 tahun terakhir, NTB termasuk provinsi paling progresif dalam upaya memerangi kemiskinan. Apalagi pembangunan di NTB secara garis besar bertumpu pada sektor pertanian dan pariwisata. Dijelaskannya, bahwa investasi yang masuk sekitar sepuluh tahun lalu hanya sebesar setengah triliun rupiah. Sementara sekarang investasi yang masuk di bidang pariwisata telah mencapai 15 triliun rupiah.
Dari sektor pertambangan, PT Newmont Sumbawa dan sektor pariwisata di wilayah Mandalika yang sejak 3 tahun terakhir berkembang pesat. Lokasi ini direncanakan akan jadi tuan rumah Moto GP 2021. Maka jumlah kunjungan wisatawan di tahun 2018 meningkat sebanyak empat juta kunjungan.
“Jika dilihat dari 10 tahun yang lalu telah naik delapan kali lipat dimana 50 persen wisatawan berasal luar negeri sementara sisanya dari dalam negeri,” tuturnya.
Untuk destinasi unggulan NTB yang sedang dikembangkan dan dipromosikan adalah Mandalika, Gili Trawangan, Gili Meno, Gili air, area Pantai Senggigi dan Pulau Moyo di Sumbawa.
Dia mengatakan, ada fakta menarik untuk Pulau Moyo ini. Dimana Lady Diana semasa hidupnya saat galau dengan dunia percintaannya. Kemudian dirinya sempat menyepi di Pulau Moyo. Demikian juga dengan para pesohor dunia lainnya seperti Mick Jagger.
NTB, sambungnya, juga memiliki dua geopark yakni UNESCO Global Geopark Rinjani di Lombok dan Geopark Tambora di Sumbawa. Dimana pada saat gunung ini meletus, abu letusannya sampai di Eropa pada tahun 1885, yang mengakibatkan gagal panen di Eropa dan kekalahan Napoleon Bonaparte.
“Saat ini NTB sedang mengembangkan eco-tourism dan sektor pertambangan yang dibatasi disesuaikan dengan daya dukung dan daya lingkungan,” katanya.
Saat ini juga NTB memiliki 100 desa RPJMD yang ditetapkan sebagai desa wisata. Antara lain: Desa Sade dan desa di Sembalun yang berbasis agro, bahari serta budaya untuk pengembangan ekonomi masyarakat desa.
“Jargon NTB saat ini adalahh melawan kemiskinan dari desa desa. Apalagi saat ini desa memiliki dana desa satu miliar rupiah. Pak Gubernur yang saat ini bergelar Doktor di bidang ekonomi industri sekaligus dosen di UI mencanangkan NTB akan melaksanakan Industrialisasi atau hilirisasi,” ujar Ridwan.
Pemerintah daerah pun saat ini mengembangkan PIJAR (Sapi, jagung dan rumput laut). Sebagai contoh untuk jagung, hilirisasi dilaksanakan oleh pemerintah NTB dengan cara diolah dahulu menjadi bubuk jagung dan pakan ternak. “NTB juga telah menjadi salah satu provinsi berstatus swa sembada pangan,” ucapnya.
Dari sisi infrastruktur, NTB memiliki satu bandara internasional dan dua bandara nasional, punya delapan pelabuhan utama, dan merupakan salah satu poros transnasional Aceh-Los Palos di NTT. Dengan panjang jalan nasional 600 kilometer dan jalan provinsi sepanjang 400 kilometer.
“Jadi, sulit menemukan jalan yang rusak di NTB. NTB saat ini termasuk provinsi terbaik pembinaan jalan. Listrik pun surplus dan sudah memiliki jaringan terinterkoneksi Lombok Sumbawa. NTB bencana akan membangun kabel laut untuk melakukan interkoneksi ini,” katanya.
Program utama pembangunan investasi Provinsi NTB, menurut Asisten Sekda ini, adalah ingin ramah dengan investor, memanjakan wisatawan dengan menyediakan aksesibilitas yang memadai dan membahagiakan orang NTB di negerinya sendiri. (oxa)