Lazarus: Sudah Akomodir Semua Stakeholder

Penetapan KSB PDIP Kalbar Sempat Ricuh

Lazarus

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Konferensi Daerah (Konferda) Dewan Pengurus Daerah PDI Perjuangan Kalbar memutuskan, Lazarus Ketua DPD menggantikan Cornelis. Untuk masa kepengurusan 2019-2024. Karolin Margret Natasa pun dipilih sebagai Sekretaris. Sedangkan Sujiwo menjadi bendahara.

Ternyata, Konferda yang digelar di Hotel Mercure Pontianak, Sabtu (27/7) pagi, itu sempat ricuh. Pasca-diumumkannya Lazarus sebagai ketua DPD, oleh Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan, Komaruddin.

Sebagian kader dan simpatisan tegas menolak keputusan DPP. Penolakan itu pun berakhir dengan keributan. Lebih dari 30 massa kader bersitegang. Bahkan, saat Lazarus hendak menyampaikan pidatonya, massa yang kontra bersahutan berteriak mengecam. Ujaran tak sedap dilontarkan kepada anggota DPR RI Dapil Kalbar itu.

Inilah ricuh di tubuh PDIP setelah 10 tahun terakhir adem ayem di bawah kepemimpinan Cornelis. Kini, penetapan Ketua, Sekretaris, Bendahara (KSB) berujung protes. Bahkan kelompok kontra tak hanya mengecam, kian tersulut emosinya.

Mereka melucuti kaos Konferda yang mereka kenakan. Lantas menumpuk kaos tersebut di halaman samping Hotel Mercure. Untuk dibakar. Namun anggota Brimob sudah siaga. Sehingga aksi itu berhasil dicegah.

Setelah Komarudin menutup Konferda, para simpatisan yang kontra pun satu-persatu angkat kaki meninggalkan ruang Konferda. “Mana ini yang terpilih sebagai Ketua. Harus bertanggung jawab melihat ini. Segera selesaikan ini,” teriak salah seorang simpatisan, seraya meminta Lasarus untuk keluar menemui mereka.

Namun Lazarus tak kunjung muncul menemui mereka. Hingga kemudian massa bergerak menggeruduk Kantor Sekretariat DPD PDI Perjuangan Kalbar di Jalan Sultan Abdurahman, Pontianak. Di situ aksi pembakaran atribut partai pun tak terelakkan.

Bakal Berat

Lazarus yang ditemui awak media mengklaim, komposisi penetapan KSB DPD PDI-P Kalbar yang sudah diumumkan oleh DPP sudah mengakomodir semua golongan. “Pembahasannya pun juga sangat cair. Penyusunannya, berdiskusi dan saling mengisi. Mudah-mudahan ini dapat mengakomodir semua kelompok yang ada di Kalimantan Barat,” tuturnya.

Soal sejumlah kader simpatisan yang kontra dengan keputusan DPP atas penetapannya sebagai Ketua DPD, Lazarus menanggapinya santai. “Ini kan konsolidasi organisasi. Saya rasa di organisasi hal seperti ini sudah biasa. Saya pikir, ini sesuatu yang normal,” ujarnya.

Namun Lazarus menyadari, di bawah  komandonya, PDIP Kalbar bakal menghadapi banyak tantangan. Terutama dalam menjaga konsistensi kepercayaan publik terhadap partai berlambang banteng moncong putih itu.

Apalagi, diakuinya, di tahun kepengurusan DPD lalu, di bawah komando Cornelis, PDIP Kalbar tiga kali berturut memenangi Pileg. Dan dua kali Pilpres pula.

“Ini tentu prestasi luar biasa yang sudah diraih Pak Cornelis. Untuk tantangan kepengurusan saya ini, saya sadari sangat berat. Karena mempertahankan prestasi pengurus DPD yang lalu itu tentu tidak mudah,” sebutnya.

Namun dia tetap berharap kepengurusanya mendapat dukungan sepenuhnya dari seluruh kader dan masyarakat, agar kedepan PDIP Kalbar semakin besar. “Saya yakin dengan komposisi KSB yang ada saat ini kami bisa solid. Kita semua sudah seperti keluarga, kok. Jadi tidak ada masalah,” klaimnya.

Sujiwo, yang kini Wakil Bupati Kubu Raya, yang didapuk menjadi bendahara tak hadir saat berlangsungnya Konferda. Lazarus memakluminya.

“Beliau ada kesibukan. Ada urusan sebagai Wakil Bupati. Jadi harus kita hormati juga. Tapi intinya, kepengurusan yang sekarang ini, komposisi mengutamakan dan mengambil semua stakeholder yang ada,” ungkapnya.

Munculnya nama Sujiwo sebagai Bendahara DPD PDI P Kalbar, cukup mengejutkan sejumlah kader dan simpatisan. Pasalnya, saat maju sebagai Wakil Bupati di Pilkada Kubu Raya, Sujiwo sempat dikabarkan tak bersama PDIP lagi. Namun, hasil Konferda, Sujiwo diberi mandat yang cukup prestisius di kepengurusan DPD PDIP Kalbar.

Usut Pembakaran Simbol

Ternyata, aksi pembakaran atribut partai PDI-P di Sekretariat DPD PDI-P Kalbar di Jalan Sultan Abdurahman, Sabtu (27/7) siang, berbuntut panjang. Pascainsiden itu, keluar surat yang diteken Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat, dan Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto bernomor 6009/IN/DPP/VII/2019.

Inti surat itu: menginstruksikan agar DPD PDIP Kalbar mengusut tuntas kasus pembakaran bendera tersebut. Surat itu pun beredar luas di grup-grup whatsapp.

“Sehubungan dengan telah terjadinya pembakaran atribut dan simbol-simbol Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada hari Sabtu, tanggal 27 Juli 2019, di Pontianak, maka bersama ini DPP PDI Perjuangan MENGINSTRUKSIKAN kepada DPD PDI Perjuangan Provinsi Kalimantan Barat untuk segera mengusut tuntas orang-orang yang melakukan pembakaran dan orang-orang yang bertanggungjawab dibalik pembakaran atribut dan simbol partai tersebut,” begitu surat tersebut.

DPD PDI Perjuangan Kalbar diminta melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwajib. Karena, aksi pembakaran bendera tersebut dinilai melecehkan sekaligus menginjak harkat martabat PDI Perjuangan.

Kemudian, isi surat yang tembusannya ke Pusat Analisa dan Pengendali Situasi PDI Perjuangan itu, juga sekaligus menegaskan bendera partai adalah identitas partai, lambang partai, dan symbol kedaulatan partai yang menjadi kebanggaan partai. Sehingga, wajib bagi seluruh simpatisan, anggota dan kader partai untuk menghormati bendera partai.

Dijelaskan pula, setiap simbol dan warna di dalam bendera partai mengandung makna, tata nilai, yang mencerminkan ideologi, sejarah, program perjuangan partai dan cita-cita partai. Karena itu DPP PDIP menegaskan, sudah seharusnya setiap kader menghormati, menghargai dan menjunjung tinggi bendera partai sebagai panji-panji dan simbol perjuangan partai.

 

Laporan: Abdul Halikurrahman

Editor: Mohamad iQbaL