eQuator.co.id – Sanggau-RK. Seluruh personel satuan tugas (Satgas) kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) diminta mengedepankan pencegahan dan sosialisasi bahaya dari peristiwa itu. Agar tak lagi terjadi Karhutla berkepanjangan tahun ini. Sebab, pada tahun lalu, ribuan orang terserang infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
“Pada 2018 tercatat 3600 orang yang terkena ISPA yang umumnya adalah balita, ibu hamil, lansia dan penderita asma,” tutur Kapolda Kalbar, Irjen Pol. Didi Haryono, usai menyaksikan simulasi kesiapan Satgas Karhutla dalam rangkaian apel Sarpras dan Simulasi Penanganan Karhutla tahun 2019 di lapangan Sabang Merah Kabupaten Sanggau, Jumat (26/7).
Imbuh Didi, “Kasihan mereka, terutama yang ibu hamil, itu bayi yang ada dalam kandungannya, menurut keterangan dokter, akan cacat, atau tumbuhnya terganggu, karena itu aspek pencegahan yang paling utama”.
Jendral bintang dua itu baru saja menerima kedatangan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. “Ibu Menteri (Retno) menyampaikan kalau ada asap ini, negara tetangga komplain ke Kementerian Luar Negeri. Terutama Singapura. Tidak boleh ada asap. Kalaupun ada, segera harus kita padamkan,” tegas Didi.
Khusus di Kabupaten Sanggau, Kapolda mengaku beberapa tahun belakangan, Sanggau merupakan satu di antara kabupaten penyumbang Karhutla. “Hanya dua saja yang nihil Karhutla, Pontianak dan Singkawang. Nomor 1 itu paling banyak Kubu Raya, kemudian diikuti kabupaten-kabupaten lain, Kapuas Hulu, Sanggau, Landak, Sekadau, Sintang, ada semuanya,” terangnya.
Meski begitu, usai melihat simulasi, orang nomor satu di jajaran Polda Kalbar itu mengaku optimis Karhutla dapat diatasi di Kabupaten Sanggau. “Kabupaten Sanggau sudah benar-benar siap. Sinergitas, integrasi semuanya siap. Terutama dari teman-teman pelaku simulator tadi. Ini tentunya memberikan semangat kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sanggau, bahwa kita selaku pengemban untuk tugas-tugas kepentingan bangsa dan negara ini, benar-benar dapat kita wujudkan,” ungkapnya.
Hadir pada acara tersebut, Pj Sekda Sanggau, Kukuh Triyatmaka, Ketua DPRD Sanggau, Jumadi, Kajari Sanggau, Tengku Firdaus, dan Pasiter kodim 1204/Sanggau, Kapten (inf) Eko Prasetyo Widodo, mewakili Dandim Sanggau.
TETAP SIAGA
Di Ibu Kota Kalbar, Pontianak, dan sekitarnya, meski beberapa hari terakhir diguyur hujan, kepolisian dan instansi terkait tak lengah mencegah kebakaran lahan. Salah satu wilayah yang acap kali menjadi langganan adalah Pontianak Selatan dan Tenggara. Di dua wilayah tersebut, Karhutla terus diantisipasi.
“Ada dua wilayah yang terus kita antisipasi yakni, Bansir Darat, dan Parit Tokaya, juga daerah lain,” tutur Kapolsek Pontianak Selatan Kompol Anton Satriadi, kepada Rakyat Kalbar, belum lama ini.
Imbuh dia, “Kita sudah mendapatkan surat perintah, baik Polda, Polres dan internal kita sendiri untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Sehingga bersama dengan stakeholder terkait kita terus siaga”.
Dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan terhadap Karhutla, pihaknya bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak, BPBD Provinsi, TNI, Manggala Agni, dan pemadam kebakaran.
“Kita bersyukur, sejauh ini belum menemukan titik api, karena hujan terus turun,” ujarnya.
Anton mengimbau kepada masyarakat yang memiliki lahan di Kota Pontianak, pada saat melakukan pembukaan lahan hendaknya tidak menggunakan cara-cara cepat seperti membakar. Karena dampaknya sangat besar dan membahayakan khalayak ramai.
“Kabut asap yang ditimbulkan akan menyebabkan penyakit pernapasan, terganggunya transportasi udara, terhambatnya kegiatan-kegiatan ekonomi, termasuk pendidikan,” papar dia.
Dalam membuka lahan, disarankan agar masyarakat menggunakan cara-cara yang ramah lingkungan. “Seperti menebas, memotong, dan melaporkan kepada RT setempat dan pemerintah setempat untuk membantu memantau agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” pungkas Anton.
Laporan: Kiram Akbar, Andi Ridwansyah
Editor: Mohamad iQbaL