eQuator.co.id – NGABANG-RK. Pemerintah Kabupaten Landak melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat terus berkoordinasi dengan BPBD Kalbar dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalbar terkait prediksi cuaca guna mengantisipasi bencana alam serta kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Berdasarkan data dari BPBD pada Juli hingga Agustus mendatang, Kabupaten Landak diprediksi memasuki musim kemarau dengan zona rawan Karhulta meliputi Kecamatan Mandor, Sebangki, Jelimpo, Ngabang, Kuala Behe, Meranti dan Air Besar.
Dari tujuh kecamatan yang rawan dengan Karhutla tersebut, Kecamatan Mandor merupakan zona wilayah yang paling rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan meliputi tiga desa yaitu Desa Simpang Kasturi, Mandor dan Sala Tiga yang merupakan wilayah lahan gambut.
BPBD diminta sigap dan bersiaga terhadap ancaman bencana. “Oleh karena itu, kita terus memonitor serta melakukan persiapan-persiapan yang selama ini sudah kita lakukan terhadap tanggap cepat bencana dan pemadaman terhadap Karhutla,” ucap Bupati Landak, Karolin Margret Natasa, Senin (15/7).
Karolin juga mengimbau kepada masyarakat dan pihak perusahaan dalam mencegah secara dini terhadap kebakaran hutan dan lahan serta akan menindak tegas pihak-pihak yang akan melakukan pembakaran lahan yang berdampak kepada bencana kabut asap.
“Antisipasi yang kita lakukan saat ini sudah melakukan sosialisasi terhadap Karhutla di masyarakat dan perusahaan, mengaktifkan kembali kelompok-kelompok masyarakat siaga api, serta mengingatkan pihak perusahaan agar menjaga lahan mereka sehingga tidak terjadi kebakaran,” jelas Karolin.
Laporan: Antonius
Editor: Andriadi Perdana Putra