Industri Rumahan Tingkatkan Kesejahteraan

Sisi Perjuangan Kesetaraan Gender

ilustrasi. net

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Kesetaraan gender bisa didorong untuk meningkatkan kesejahteraan. Pemenuhan hak ekonomi perempuan makin dirasakan sebagai salah prioritas untuk mengantarkan kaum perempuan mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender.

Kepala Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kalimantan Barat, Moses Tabah, menilai bahwa dengan keadilan dan kesetaraan gender diharapkan dapat meningkatkan taraf kesejahteraan keluarga.

“Dengan difungsikannya hak ekonomi perempuan diharapkan pendapatan keluarga semakin meningkat. Dan akan meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan sosial keluarga, yang selanjutnya akan mendukung upaya pencapaian tujuan pembangunan nasional,” tutur Moses Tabah belum lama ini.

Laki-laki dan perempuan menurutnya berperan sebagai pelaku utama pembangunan Indonesia. Terlebih, perempuan merupakan bagian dari penduduk yang berjasa melahirkan tenaga kerja potensial dan produktif. Diharapkan dapat berkontribusi memanfaatkan bonus demografi, salah satunya melalui sektor industri rumahan.

“Jenis usaha mikro yang banyak dijumpai utamanya di daerah pedesaan adalah sektor industri rumahan. Potensi dan aktivitas pekerjanya sebagian besar adalah perempuan,” katanya.

Industri rumahan, lanjutnya, adalah industri skala mikro yang memanfaatkan atau menghasilkan produk berupa barang jadi yang memberikan nilai tambah. ITu semua dikerjakan di rumah, secara khusus atau pun sebagai kerja paroh waktu.

Kebijakan pembangunan industri rumahan, tutur dia, telah diawali sejak 2004 melalui kebijakan Peningkatan Produktivifas Ekonomi Perempuan (PPEP) dalam rangka meningkatkan kualitas hidup perempuan melalui sinergi program yang ada pada sektor terkait yang berhubungan dengan pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi.

“Pengembangan Industri Rumahan ini juga merupakan upaya untuk menjawab tiga program unggulan Kementerian PP dan PA Three Ends, pada program ketiga yaitu End Barries To Economic Justice,” katanya

Dia menilai industri rumahan berpotensi menjadi salah satu wirausaha yang dapat mendorong Indonesia sebagai negara maju. Berpotensi menyerap tenaga kerja sampai 10 orang per satu usaha. Baik dari lingkungan keluarga, tetangga, dan sebagainya. Mengingat adanya potensi tersebut, kata Moses, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui DPPPA Kalbar memiliki program pengembangan usaha produktif perempuan. Fokusnya melalui pemberdayaan perempuan dalam sistem ekonomi rumah tangga.

“Pengembangan industri rumahan juga mengacu kepada penanggulangan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja, penciptaan lapangan kerja, pencegahan migrasi untuk menjadi TKI dengan pekerjaan informal, serta pencegahan trafficking,” tuntasnya.

 

Laporan: Nova Sari

Editor: Mohamad iQbaL