Orangtua Jangan Salah Pilih Peluang

PEMANTAUAN. Kabid Pembinaan Pendidikan SMP memantau PPDB, Selasa (2/7). Syamsul Arifin-RK

eQuator.co.id – KUBU RAYA-RK. Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada hari kedua Kabupaten Kubu Raya berjalan lancar. Namun tidak seramai hari pertama yang mengantre hingga sore hari.

Pada hari kedua ini, terlihat orangtua dan calon siswa mengantre untuk pemberkasan. “Hari kedua ini kondusif. Lancar terkendali. Karena kami dari dinas sudah melakukan pemantauan di beberapa titik sekolah yang sedang melakukan PPDB, terutama Sungai Kakap dan Sungai Raya,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Pendidikan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kubu Raya, Firdaus Selasa (2/7).

Firdaus terus mengingatkan orangtua agar teliti melihat peluang, terutama mengenai formasi yang diterapkan beberapa jalur tersebut. “Pihak sekolah memberikan kemudahan dalam penerimaan dan melihat peluang, agar bisa masuk di sekolah yang diinginkan. Makanya kalau siswa peluangnya lebih besar di zonasi, tak perlu mengambil di yang lain,” ucapnya.

Dia menambahkan, pihak sekolah tetap pemberikan pendampingan dan pengarahan atas orangtua siswa, agar tidak salah pilih. “Pengaharan itu diberikan supaya memilih jalur yang tepat. Sesuai peluang yang ada,” katanya.

Disinggung apakah ada orangtua siswa melakukan protes, Firdaus menyatakan, hingga saat ini tidak ada kendala, namun beberspa orangtua siswa melakukan pendaftaran berdasarkan domisili, tetap tidak menunjukan keterangan dari desa setempat.

“Kami sarankan untuk masuk ke jalur yang lain. Misalnya bukan warga setempat, tetapi lama tinggal di zona sekolah dan tidak menunjukkan surat keterangan dari desa, itu tetap tidak bisa. Begitu sebaliknya, kalau sudah ada surat dari desa, meskipun KK-nya lain, tetap menjadi pertimbangan,” katanya.

Dalam aturan itu, Firdaus menambahkan, juga disebutkan, sekolah harus melaksanakan PPDB secara transparan dan mengumumkan daya tampungnya.

Begitu juga yang menggunakan jalur zonasi, untuk KK yang digunakan untuk pendaftaran yang diterbitkan minimal satu tahun sebelumnya, jika tidak ada KK dapat diganti dengan Surat Keterangan (suket) domisili dari RT/RW. “Berbeda dengan tahun sebelumnya, KK diterbitkan minimal enam bulan sebelum penerimaan siswa baru,”ucapnya.

Sementara Kalsum, orangtua siswa yang sedang menemani anaknya daftar sekolah mengatakan, pendaftaran sekolah ini melebih ramai dari antre sembako murah. “Seharusnya pihak sekolah tinggal tampung berkasnya semua, agar tidak antre terlalu ramai,” ucapnya saat mengantre untuk  mendaftarkan anaknya di SMP Negeri 1 Sungai Raya.

Ia berharap, dengan pendaftran yang harus mengantre lama ini, agar anaknya diterima di sekolah yang diinginkan. “Ngantarnyapun tak begitu jauh. Rumah kami kurang lebih satu kilom meter,” harapanya.(sul)