eQuator.co.id – Sanggau-RK. Tren pengguna narkoba di Kabupaten Sanggau meningkat dari tahun ke tahun. Parahnya, mayoritas pengguna barang haram itu berasal dari kaum milenial. Usia produktif. Hal itu diakui Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sanggau, AKBP Ngatya, dalam press release yang digelar di Kantor BNNK Sanggau, Rabu (26/6).
“Pada 2019 terjadi kenaikan dari 2018. Sampai hari ini sudah ada 33 residen yang direhab, sementara 2018 sebanyak 27 residen,” kata Ngatya.
Dari 33 residen yang direhabilitasi, lanjutnya, sebanyak 29 orang di antaranya berasal dari kalangan milenial yang berusia di bawah 35 tahun, atau 88 persen. Peningkatan jumlah tersebut, kata Ngatya, dipengaruhi beberapa faktor.
“Kalau kita lihat ini kan memang adanya ekses dari sosialisasi dan penangkapan yang dilakukan petugas. Kalau tahun lalu, penyidik menangkap, begitu tak ada barang bukti, dipulangkan. Ini yang saya imbau kepada mereka, kalaupun tidak ada barang bukti, selagi dia positif kami rehab,” ungkap Ngatya.
Berikutnya adalah razia terus-menerus yang dilakukan BNNK, Satpol PP, Polres, Kodim, sehingga meningkatkan jumlah yang dilakukan rehab. Karenanya untuk meminimalisir jumlah pengguna narkoba, razia akan terus dilakukan.
“Kemudian ada Instruksi Presiden (Inpres) untuk mengoptimalkan seluruh lembaga kementerian. Kemudian Pemda ini kita ajak secara massif, sinergis, supaya minimal di lingkungan satuan kerja, keluarga, dan kemudian ini nanti akan berkembang ke masyarakat,” bebernya.
BNNK juga berkoordinasi dengan desa-desa yang selama ini sudah berjalan, melalui anggaran desa. “Kebetulan di desa kan ada anggaran yang bisa digunakan untuk sosialisasi baik itu narkoba maupun kriminalitas. Jadi strategi-strategi itu yang rencananya kedepan akan kita laksanakan,” akunya.
Sementara itu, Bupati Paolus Hadi berharap momentum Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) dijadikan landasan untuk perang terhadap narkoba.
“Kalau kita lihat perkembangan orang Sanggau yang menggunakan narkoba ini semakin mengkhawatirkan. Apalagi Sanggau ini pelintasan, apalagi di perbatasan. Menurut saya yang paling penting masyarakatnya mau peduli tidak, terutama para orang tua, kalau anaknya sudah terkena sebaiknya cepat direhab,” katanya ditemui usai memimpin apel peringatan HANI di kantor Bupati Sanggau, Rabu (26/6).
Orang nomor satu di Kabupaten Sanggau itu juga mengingatkan kepada seluruh ASN dan tenaga kontrak, jangan main-main dengan narkoba. “Kalau kalian bermasalah dengan barang ini, kalian tahu aturannya. Kalau ASN ada aturannya berdasarkan peraturan yang berlaku,” tegasnya.
Kapolres Sanggau AKBP. Imam Riyadi menjelaskan, secara karakteristik Kabupaten Sanggau berbatasan langsung dengan Malaysia. Kabupaten Sanggau juga merupakan pintu masuk wilayah RI. Inilah yang menyebabkan Kabupaten Sanggau menjadi rentan terhadap masuk dan transitnya narkotika dari Malaysia ke Indonesia.
“Ini bisa kita lihat dari penangkapan beberapa waktu lalu yang begitu signifikan dengan barang bukti beberapa kilo dan hasil pengungkapan narkoba yang dilakukan Polres Sanggau yang begitu masif,” kata Kapolres.
Hasil pengungkapan Polres Sanggau, kasus narkoba sudah merambah sampai ke kecamatan-kecamatan khususnya di wilayah perbatasan.
“Untuk pemberantasan narkoba ini harus melibatkan seluruh elemen masyarakat, tidak hanya TNI/Polri. Tidak hanya aparat saja, tapi kita semua karena ini juga komitmen pemerintah untuk perang melawan peredaran dan penyalahgunaan narkoba,” pungkasnya.
Laporan: Kiram Akbar