eQuator.co.id – SINTANG-RK. Tahun ini, wilayah yang berada di Kecamatan Ketungau mendapatkan porsi pembangunan yang cukup besar. Namun dipriosritaskan untuk menyelesaikan pembangunan jembatan Ketungau II dan jembatan lainnya.
Hal tersebut disampaikan Bupati Sintang, Jarot Winarno saat membuka Gawai Syukuran Lepas Panen, di Dusun Binda, Desa Kayu Dujung, Kecamatan Ketungau Tengah, Selasa (25/6) malam.
Jarot meminta agar masayarakat Ketungau tidak mudah percaya kabar-kabar bohong yang mengatakan bahwa progres pembangunan jembatan Ketungau II mengalamai kendala beberapa waktu lalu.
“Jangan percaya hoaks, berita-berita tidak benar, jembatan bermasalah, pembangunannya terhambatlah, hal itu tidak lah benar,” tegasnya.
Karena saat ini, jelas Jarot rangka baja jembatan tersebut sudah tiba dari Jakarta dan tersimpan di workshop terlebih dahulu. Begitu tiang jembatan sudah jadi, maka rangka baja tersebut barulah dibawa ke lokasi pembangunan dan akan dipasang.
“Rangka baja bantuan dari menteri PUPR senilai Rp9,5 miliar. Biaya mobiliasi dari Jakarta sampai ke workshop di Sintang sekitar Rp2 miliar. Jadi sekitar Rp11 miliyar dari Menteri PUPR,” jelasnya.
Jarot juga menyampaikan, ruas jalan dari Sintang menuju Sungai Kelik tahun 2020 mendatang ditingkatkan statusnya, menjadi ruas jalan nasional. Maka jembatan ketungau II tahun ini harus sudah jadi.
“Tahun ini kita alokasikan Rp6,5 miliar untuk memasang rangka bajanya, di tambah Rp900 juta untuk mengangkut dari workshop di Sintang ke lokasi jembatan. Sehingga tahun ini jembatan tersebut harus sudah jadi,” terangnya.
Selain jembatan Ketungau II, Jarot menjeaskan, bahwa tahun ini juga akan dibangun jembatan rangka baja di Sungai Sekapat, Paning Jaya senilai Rp4,5 miliar. Kemudian ruas jalan Seputau sampai Merekai ada terdapat Sungai Tabun yang jembatannya masih kayu, maka akan dibangun juga jembatan rangka baja senilai Rp4,5 miliar.
“Kita berharap ruas jalan paralel perbatasan pembangunannya masih terus berlanjut. Kita ingin ruas-ruas jalan termasuk jembatannya yang menjadi tanggung jawab kabupaten bisa kita tuntaskan,” terangnya.
Terlepas dari itu, Jarot juga mengatakan, sangat berbahagia bisa hadir dan membuka secara langsung Gawai Syukuran Lepas Panen di Dusun Binda ini. Karena menurut Jarot Gawai syukuran lepas panen tersebut, merupakan bentuk rasa syukur atas apa hasil yang diraih selama satu tahun berjalan ini.
“Syukuran ini juga untuk merefleksi diri atau memikir ulang, jika ada yang baik kita lanjutkan, kalau ada hal yang kurang kita perbaiki,” terangnya.
Jarot juga meminta, kegiatan seperti ini harus terus dilestarikan sehingga selalu menjadi agenda tahunan di Dusun Binda. “Kita patut bergembira, dalam suasana syukur kumpul dengan keluarga, dengan sanak saudara, dengan kaum kerabat dan semuanya,” pungkasnya.
Sementara itu ketua Panitia Gawai Syukuran Lepas Panen Dusun Binda, Atang Alexander mengatakan acara seperti ini sudah puluhan tahun tidak dilaksanakan di Dusun Binda
“Tujuan dari pada gawai ini untuk mempersatukan masyarakat dan melestarikan tradisi budaya yang ada, karena sudah hampir punah,” pungkasnya.
Laporan : Saiful Fuat
Editor: Andriadi Perdana Putra