eQuator.co.id – LANDAK-PONTIANAK-RK. Tingginya curah hujan tidak hanya menyebabkan tiga dusun di Desa Mandor, Kecamatan Mandor terendam banjir hingga menelan korban jiwa. Bencana tanah longsor juga terjadi di Desa Nyayum, Kecamatan Kuala Behe. Akses tiga kecamatan di Kabupaten Landak pun putus.
Tanah longsor terjadi Sabtu malam (8/6). Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Landak melalui Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Kabupaten Landak langsung mengerahkan 1 unit alat berat. Pemindahan tumpukan tanah yang menutup badan jalan dibantu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Landak, Tim gabungan TNI dan relawan dari Kecamatan Kuala Behe dan Desa Nyayum.
Bupati Landak, Karolin Margret Natasa didampingi Sekretaris Daerah Landak Vinsensius, Kepala DPRKPLH Landak, dan Kepala BPBD Landak meninjau lokasi dan memantau proses evakuasi tanah longsor di Desa Nyayum.
Meski tidak menelan korban jiwa, berdasarkan hasil tinjauan di lapangan, tanah longsor yang terjadi mengakibatkan tertutupnya akses jalan utama penghubung tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Ngabang dengan Kecamatan Air Besar dan Kuala Behe. “Ini adalah ruas jalan yang menghubungkan kota Ngabang dan Kecamatan Air Besar. Kami (Pemkab Landak, red) berupaya mengerahkan alat berat untuk membuka akses jalan, sehingga mempermudah lalu lintas antar kecamatan,” ujar Karolin.
Dia berharap, evakuasi tumpukan tanah longsor dari badan jalan yang dilakukan akan memudahkan masyarakat melakukan aktivitas seperti biasa. “Ini merupakan bencana yang sangat tidak kita inginkan, tetapi Pemkab Landak tentu saja tidak berdiam diri. Jadi sementara kami menutup akses, untuk melakukan perbaikan dan mengangkat longsoran yang masih menutupi bahu jalan. Mudah-mudahan hari ini (kemarin, red) akses jalan sudah bisa lancar kembali dan masyarakat bisa menggunakan jalan ini dalam beraktivitas,” harap Karolin.
Seperti diketahui, sebanyak 1.048 jiwa atau 268 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir di tiga dusun. Bencana tersebut juga menelan korban jiwa, Heru Gunawan, 19.
Penanganan bencana banjir yang merendam sejumlah kawasan di Kabupaten Landak, terus dipantau oleh Gubernur Kalbar, Sutarmidji.
Mantan Wali Kota Pontianak dua periode itu meminta BPBD Provinsi Kalbar dan BPBD Kabupaten Landak siaga melakukan evakuasi terhadap masyarakat yang terdampak bencana. “Terus saya pantau. Saya tahu, Bupati Landak sudah turun langsung menangani banjir disana,”kata Sutarmidji, Senin (10/6).
Pria yang karib disapa Midji itu memastikan, bantuan dari Pemprov Kalbar untuk korban banjir di Landak, siap disalurkan. Termasuk, obat-obatan berikut tenaga medis yang diperlukan. Gubernur mempersilakan Pemkab mengajukan ke Pemprov Kalbar, apa saja yang dibutuhkan. Pemprov Kalbar siap memberikan bantuan yang dibutuhkan kapapun waktunya. “Saya selalu pantau apapun kejadian yang menimpa masyarakat Kalbar. Termasuk, musibah banjir di Landak,” katanya.
Midji meminta, bencana banjir yang kerap melanda di sejumlah wilayah di 14 kabupaten/kota yang ada di Kalbar, harus bisa dianalisis penyebabnya. Supaya, kedepan bencana banjir bisa ditanggulangi secara cepat dan tepat. Kejadian banjir yang terjadi beberapa tahun belakangan ini, termasuk di Kabupaten Landak harus dikaji secara mendalam. Bagaimana banjir bisa terjadi. “Kalau perlu reboisasi kita lakukan,”sebutnya.
Namun, kalau persolan bajir itu disebabkan drainase yang tak berfungsi, maka harus dibangun drainasenya. Saat membangun drainase, air yang mengalir harus dihitung secara tepat. “Semua mulai sekarang, terkait pembangunan harus diperhatikan lebih rinci dengan perhitungan yang tepat,” ucapnya. “Kalau dulu tidak pernah banjir, sekarang banjir, penyebabnya pasti human error. Harus dilihat bagaimana sejarahnya. Dan harus dengan kajian yang jelas,” tegasnya.
Midji memastikan, segera mungkin berkoordinasi dengan Pemkab Landak, untuk melakukan kajian mengenai bencana banjir yang rutin setiap tahun merendam sejumlah wilayah di Kabupaten Landak.
Langkah penanganan banjir jangka panjang di Kabupaten Landak, harus segera dilakukan. Supaya kedepan, potensi bencana bajir itu bisa ditangani dan dikendalikan.
Dengan demikian, kedepan diharapkan beberapa kawasan di Kabupaten Landak tak lagi menjadi langganan banjir setiap tahun.
Sementara penanganan banjir jangka pendek di Kabupaten Landak yang saat ini tengah terjadi, kata Midji, tentu sudah ada Standar Operasional Prosedur (SOP)-nya.
Karena itu, dinas terkait harus cepat bergerak melakukan langkah penanggulangan. Termasuk, penambahan tenaga medis. “Saya yakin itu cukup di Landak,” pungkasnya.
Laporan: Antonius, Abdul Halikurrahman
Editor: Yuni Kurniyanto