Ekonomi Lebaran

Oleh: Joko Intarto

eQuator.co.id – Luar biasa ekonomi Lebaran. Bank Indonesia merilis: Rp 168 triliun tabungan yang sudah ditarik masyarakat. Untuk merayakan Lebaran. Pertanyaannya, seberapa besar yang bisa menggerakkan ekonomi pedesaan?

Sebagian kecil pasti dipakai untuk membayar zakat fitri atau zakat fitrah. Jumlah penduduk muslim sekitar 200 juta jiwa. Indeks harga beras rata-rata Rp 15.000/Kg. Berarti belanja zakat fitrah mencapai Rp 7,5 triliun. Setara dengan beras 500 juta Kg atau 500 ribu ton.

Berapa yang untuk disalurkan untuk kegiatan ekonomi produktif? Belum ada data tentang hal ini.

Sebenarnya, kalau mau, para pemudik bisa membelanjakan sebagian uangnya untuk berinvestasi di kampung halaman. Mereka bisa ‘urunan’ membiayai proyek-proyek ekonomi produktif berskala pedesaan. Misalnya: proyek pertanian. Peternakan. Perikanan.

Anton Wahyudi, seorang pemuda di Semarang, saat ini sedang membangun sebuah platform pembiayaan usaha dengan model patungan berbasis syariah. Model ini popular dengan sebutan crowdfunding (CF).

Melalui platform CF yang diberi nama ‘BisnisBareng’ itu sejumlah orang bisa membiayai satu proyek ekonomi produktif di pedesaan. Syaratnya, proyeknya harus riel. Sudah berjalan minimal 1 tahun. Dan statusnya sudah menguntungkan.

CF Syariah didasarkan pada kepemilikan saham. Jadi prosesnya setor saham kepada pengelola usaha. Nilai saham dihitung sesuai skala usaha yang akan dijalankan. Setelah melewati grass periode 6 bulan, proyek diperkirakan sudah mulai menghasilkan keuntungan. Sejak itulah investor atau sohibul maal mulai menerima bagian keuntungan. Pembayaran keuntungan dilakukan secara otomatis. Oleh platform CF itu.

Tentu saja platform CF syariah itu berbeda dengan CF konvensional. Pada CF konvensional, dasar akadnya adalah utang piutang. Pengelola usaha menjadi orang yang berhutang kepada investor. Setelah melalui grass periode (kadang tanpa grass periode), pengelola usaha harus mulai membayar bunga.

Memang belum semua jenis usaha bisa dikelola melalui CF syariah buatan alumnus Universitas Dian Nuswantoro itu. Saat ini yang sudah selesai baru bidang retail business. Anton masih butuh waktu beberapa saat lagi untuk menyelesaikan software-nya untuk bidang usaha lainnya. Termasuk pertanian, peternakan, perikanan dan property.

Kita perlu memberi apresiasi kepada anak-anak muda seperti Anton. Yang mendedikasikan ilmunya untuk membangun ekosistem ekonomi syariah.

Tahun depan, kita berharap ekonomi Lebaran tidak hanya menghasilkan ‘angpao’ atau ‘bisyaroh’. Ekonomi Lebaran juga menumbuhkan program produktif yang menggerakkan ekonomi pedesaan.

Selamat merayakan Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin.(jto)