Perbanyak Ibadah di Sepuluh Hari Terakhir Ramadan

MUI Kalbar Imbau Umat Islam Beriktikaf

Quran IlustrasiNET

Bulan Ramadan sebaiknya diisi dengan memperbanyak ibadah. Terlebih pada 10 hari terakhir, umat Islam sangat dianjurkan untuk menambah ibadah khusus, yakni iktikaf di dalam masjid.

Rizka Nanda, Pontianak

eQuator.co.id – “Bahkan pada 10 hari Ramadan yang terakhir, kalau perlu tambah lagi ibadah kita dengan iktikaf di masjid,” ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Barat, KH Basri Har, Senin (27/5).

Ajakan itu diutarakan Basri Har, mengingat kecenderungan sebagian masyarakat yang hanya semangat beribadah di awal Ramadan. Lebih-lebih di akhir Ramadan, lanjut dia, masyarakat bukannya lebih memperbanyak ibadah, justru lebih banyak berkunjung ke pusat perbelanjaan. “Mari kita rebut keberkahan Ramadan, karena ada kecenderungan masyarakat kita suka Ramadan hanya di awal. Begitu masuk 10 kedua, apalagi 10 terakhir mulai sepi rumah ibadah. Lebih banyak ke mal,” tuturnya.

Basri Har juga mengimbau masyarakat, untuk tidak mengistimewakan hari-hari tertentu di bulan suci Ramadan. Sebab, kata dia, semua hari di bulan Ramadan adalah istimewa, karena di dalamnya mengandung banyak keberkahan. “Sebenarnya memang ada hadis yang berbunyi 10 pertama (Ramadan, red) rahmat Allah, 10 yang kedua maghfirah atau ampunan Allah, dan 10 yang ketiga kebebasan dari api neraka. Jadi sebenarnya dari hari pertama sampai terakhir itu ada ampunan Allah, karena bulan Ramadan itu memang bulan pengampunan. Kalau kita diampuni, insyaallah Allah akan melepaskan kita dari api neraka,” terangnya.

Dia menegaskan, jangan pernah umat Islam membedakan hari-hari Ramadan. Satu sampai 30 atau sampai 29 tetaplah semangat menjalankan ibadah. “Perbanyak doa, insyaallah kita akan mendapatkan keberkahan Ramadan,” pungkasnya.

 

Editor: Yuni Kurniyanto