Bukan Tupai Terbang, Sugar Glider Hewan Penyuka Manis

Pontianak Sugar Glider (PSG)

Sugar glider

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Anda penyuka hewan unik, lucu serta mudah dibawa kemana-mana? Apalagi ukurannya hanya selebar telapak tangan. Hewan mungil tersebut bernama Sugar Glider atau Wupih Sirsik. Dinamakan Sugar Glider karena hewan yang satu ini menyukai makanan yang manis-manis.

Hewan berkantung ini banyak juga penggemarnya di Kalbar, sehingga komunitas Pontianak Sugar Glider (PSG) kerap menyosialisasikan Sugar Glider (SG) ke sejumlah tempat termasuk di sekolah.

Tak hanya itu, PSG juga punya moto untuk mengenalkan SG ke sejumlah kalangan masyarakat. “Selain itu kami juga sering sosialisasi ke sekolah atau gathering yang mengajarkan tentang binatang,” ujar Juru Bicara Komunitas Pontianak Sugar Glider (PSG), Putri Wulandari, beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan itu, Putri Wulandari menuturkan, ihwal terbentuknya PSG yang berawal dari hobi yang sama serta membutuhkan wadah untuk bertukar pikiran, sehingga pada 2015 terciptalah PSG.

“Ikut komunitas ini, selain menambah wawasan yang gak ada di Google soal keberadaan Sugar Glider sekaligus untuk menambah teman,” ucap perempuan 27 tahun tersebut.

Menurutnya, sejauh ini banyak orang yang belum tahu membedakan antara Sugar Glider dengan tupai terbang yang biasa berkeliaran. Oleh karena itu, komunitas yang sudah berdiri sejak 5 tahun silam ini sering melakukan gathering serta berkolaborasi dengan para pecinta binatang lainnya.

“Seringnya saat weekend di Taman Digulis Untan, Alun-alun atau keramaian yang nantinya diinformasikan melalui medsos,” tuturnya.

Dijelaskannya bahwa hewan ini merupakan hewan marsupial atau binatang menyusui di dalam kantong seperti Kangguru. “Sedangkan tupai terbang hewan yang menyusui tanpa kantong,” terangnya.

Selain itu, SG yang merupakan nokturnal ini ialah hewan yang tidur pada siang hari dan aktif pada malam hari. Ada beberapa macam jenis Sugar Glider. Biasanya dibedakan dari corak warna yang dimilikinya. Seperti jenis classic grey, leucistic, mozaic, whiteface, albino, blackbeauty, caramel, platinum, piebald dan cremeino.

“Jenis black beauty/grey. Jenis ini banyak dipelihara oleh masyarakat. Karena memiliki bulu berwarna abu-abu,” imbuhnya.

Selain itu juga ada jenis cinnamons dengan warna lebih kecokelatan dan lions dengan corak warna abu-abu kuningkeemasan, sehingga harga SG pun beraneka ragam. Mulai dari yang terjangkau hingga mencapai puluhan juta rupiah. “Dari yang grey harga Rp500 ribuan hingga piedbal yang bisa mencapai Rp15 sampai Rp20 jutaan. Hal ini tergantung corak dan genetik SG,” kupasnya.

Para pecinta hewan nokturnal yang aktif di malam hari ini juga tidak perlu repot alias kesusahan dalam mengurus SG. Apalagi keberadaan SG hanya perlu mandi 1 kali seminggu dan makan yang teratur. “Makannya bisa pagi dan malam. Tapi malam juga gak apa-apa. Terus mereka juga mandi hanya pakai tisu basah,” terangnya.

Penggemar hewan yang berasal dari Papua ini juga sangat membuka ruang bagi masyarakat yang tertarik untuk memelihara SG. Bahkan disarankan bagi yang ingin memiliki SG supaya mempelajari dahulu serta mengenali lebih jauh terkait hewan ini.

“Supaya lebih lengkap, silahkan Anda untuk berkomunikasi dengan komunitas ini melalui IG: PontianakSugarGlider serta FB: Pontianak Sugar Glider (PSG),” gugahnya.

Sekadar diketahui bahwa Wupih Sirsik yang bernama ilmiah Petaurus breviceps bahasa Inggris sugar glider adalah sejenis hewan posum meluncur kecil, yang memiliki perilaku omnivora, arboreal dan nokturnal serta termasuk dalam infrakelas Marsupialia.

Nama umum bahasa Inggrisnya mengacu pada pilihan hewan ini untuk memakan nektar manis dan kemampuannya untuk meluncur di udara, seperti bajing terbang. Mereka memiliki bentuk fisik dan kebiasaan yang sangat mirip dengan bajing terbang meskipun secara genetis tidak terkait erat. Sebagai contoh dari evolusi konvergen. Nama ilmiahnya Petaurus breviceps, diterjemahkan dari bahasa Latin sebagai “penari-tali berkepala pendek”, yang mengacu pada untuk akrobatik hewan ini di kanopi.

Ciri utama wupih sirsik adalah membran meluncurnya disebut sebagai patagium, yang terbentang dari kaki depan sampai kaki belakang, satu di setiap sisi samping tubuh. Meluncur merupakan cara efisien untuk mencapai makanan dan menghindari pemangsa.

Hewan ini tertutupi rambut lembut berwarna abu-abu muda sampai cokelat muda yang memiliki countershading. Yaitu memiliki bagian bawah yang lebih terang.

Wupih sirsik merupakan satwa endemik dari daratan utama Australia, Pulau Papua dan pulau-pulau tertentu di Indonesia. Hewan ini telah didatangkan ke Pulau Tasmania kira-kira pada tahun 1830-an. Hewan ini merupakan hewan peliharaan eksotis yang popular, tetapi dilarang di beberapa daerah. Seperti sebagian dari Australia dan Amerika Serikat.

Reporter: Suci Nurdini Setiowati

Redaktur: Andry Soe