eQuator – Sungai raya-rk. Orang yang sehat belum tentu bebas dari virus HIV/AIDS. Pasalnya, virus mematikan tersebut sulit dideteksi, bila tidak menjalani tes pemeriksaan darah.
“Inilah kesulitan kami, lantaran penyakit ini tidak menunjukkan gejala, sehingga tidak diketahui. Kedua,” ujar dr. Berli Hamdani GS, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) KKR, usai kegiatan penyuluhan Bahaya HIV di Pemkab Kubu Raya, Jumat(20/11).
Kesulitan lainnya, kata Berli, terkait stigma. Lantaran penderita HIV sudah dianggap negatif. Stigma ini berlaku di masyarakat, pasien, serta kepada para petugas kesehatan sendiri. Akibatnya, terjadi diskriminasi. “Maka orang yang seharusnya bisa dilayani untuk supaya tidak menyebarkan. Supaya pengidap itu tetap bisa produktif dan semangat. Itu yang sulit untuk dilakukan. Harapan kita tidak ada lagi diskriminasi terhadap pengidap HIV/AIDS,” katanya.
Menurut Berli, untuk menghilangkan stigma ini, petugas kesehatan harus memberi pemahaman terhadap pasien, keluarga dan masyarakat. Makanya, harus dilakukan sosialisasi, seminar, publikasi, pelatihan, serta menyiapkan prosedur-prosedur yang benar. Masyarakat pun harus diberikan pemahaman bahwa penyebaran HIV/AIDS tidak semudah penyakit lainnya, karena melalui hubungan seks, jarum suntik, serta melalui transfusi darah. “Mendeteksi apakah terjangkit virus HIV/AIDS bisa datang ke Puskesmas, karena sudah disediakan alat untuk mendeteksi,” jelas Berli.
diakui Berli, upaya Dinkes KKR, dalam menekan penyebaran HIV/AIDS, pihaknya masih dalam skala yang sedang, belum menjangkau ke semua sektor. Tapi hanya bisa melibatkan beberapa sektor. “Salah satu sektor yang dilibatkan adalah Dinas Pendidikan, karena ada program kesehatan reproduksi remaja yang mana program itu sering di sampaikan ke sekolah-sekolah terutama di tingkat sekolah menengah,” tuturnya.
Terkait HIV/AIDS, Dinkes KKR sudah melatih tenaga laboratorium di Puskesmas. Bahkan sudah membentuk tenaga dokter di enam Puskesmas. Pelatihan juga sudah diberikan kepada konselor di sekolah-sekolah dan guru-guru UKS (Unit Kesehatan Sekolah). “Untuk tahun 2016 nanti ada layanan mobile ke daerah-daerah yang belum terjangkau VCT oleh Puskesmas, serta ada juga Puskesmas terapung,” demikian Berli. (sul)