Kembalikan Kejayaan Jeruk Sambas

Kembangkan Teknologi Benih Mutu Premium

AUDENSI. Bupati Sambas H. Atbah Romin Suhaili Lc saat memenuhi audiensi dengan BPTP Kalbar. Jumat (17/5) di Aula BPTP Kalbar Pontianak. (HUMAS For RK)

eQuator.co.id – SAMBAS-RK. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat bekerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Malang (Balitjestro) Malang, mengembangkan Teknologi Perbenihan Jeruk Mutu Premium di kabupaten Sambas.

 

Kepala BPTP Kalbar, Dr Akhmad Musyafak mengatakan, upaya tersebut sebagai bentuk langkah nyata mengembalikan kejayaan agribisnis jeruk di Kabupaten Sambas.

 

Untuk mewujudkan sinergitas itu, BPTP Kalbar menggelar audiensi dengan Bupati Sambas di Aula BPTP Kalbar di Pontianak, belum lama ini.

 

Pertemuan ini juga dihadiri Perwakilan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Malang, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sambas, Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Sambas dan Unit Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar.

 

Pengendalian Terpadu Kebun Jeruk Sehat memiliki beberapa langkah penting. Teknologi untuk kawasan penanaman  baru yakni Kecamatan Tebas mengharuskan menggunakan bibit unggul.

 

“Standarisasinya menggunakan bibit berlabel biru. Melakukan eradikasi tanaman sakit. Yang penting adalah pengendalian vektor CVPD Diaphorina Citri. Bagaimana CVPD ini benar-benar bersih,” ujarnya.

 

Dijelaskan Musyafak, ada komitmen penting dalam menangani CVPD. Maka semua komponen harus kompak.

 

“Petugas dan petani harus disiplin dalam menerapkan PTKJS atau Pengendalian Terpadu Kebun Jeruk Sehat,” ungkapnya.

 

Dari Balitjestro Malang, Dr Taufiq mengemukakan hasil penelitiannya di Kabupaten Sambas, potret Agribisnis  Jeruk di Sambas memiliki kawasan sentra produksi yang belum terbebas dari penyakit CVPD berkepanjangan sejak 2008 sekitar 11.328 hektar dan 2016 sekitar 7.281 hektar. Permasalahan lainnnya karena kelembagaan petani masih rapuh.

 

“Penanganan CVPD masih kurang serius, program yang dilaksanakan masih lemah dan parsial serta tidak ada konsistensi,” jelasnya.

 

Hal ini menyebabkan produktifitas jeruk dari tahun ke tahun menurun. Produktifitas tahun 2014 kurang lebih 147.105 ton dan tahun 2016 menjadi kurang lebih 93.097 ton.

 

“Sudah ada beberapa langkah strategis untuk pembangunan program jeruk di Kabupaten Sambas. Termasuk dengan melakukan pengendalian CVPD melalui Pengendalian Terpadu Kebun Jeruk Sehat atau PTKJS,” ungkapnya.

 

Untuk Program jeruk di Sambas, telah dilakukan penanaman baru di Kecamatan Tebas dimulai dari Desa Matang Labong dan Pusaka bertahap sampai seluruh areal tanam di Tebas dengan PTKJS.

 

Selain itu, Kawasan pengembangan jeruk di Kecamatan Sebawi juga diupayakan bisa selamat dari serangan CVPD agar tidak menjadi seperti kondisi di Tebas.

 

“Yang urgen saat ini bagaimana membangun industri benih yang tangguh di Sambas,” jelas Taufiq.

 

Bupati Sambas, H Atbah Romin Suhaili Lc, menyambut baik langkah yang diambil BPTP Kalbar. Dirinya mengaku jeruk Sambas memang memerlukan perhatian serius supaya menjadi komoditi unggulan Kabupaten Sambas dan Kalbar.

 

“Ini senada dengan arahan dari Gubernur Kalbar. Gubernur mengarahkan agar pembangunan agribisnis jeruk kab sambas di genjot lagi,” ungkapnya.

 

Bupati setuju agar penggunaan bibit unggul tanaman jeruk digaungkan. Atbah berkeyakinan dengan penggunaan bibit jeruk bermutu premium bisa mengembalikan kejayaan jeruk Sambas.

 

“Seperti yang dikemukakan BPTP, bagaimana komoditi jeruk ini tidak hanya bertahan tiga atau empat tahun saja, tetapi tanaman jeruk kita bisa tetap memiliki produktifitas yang baik hingga lebih dari 10 tahun,” pungkasnya.

 

Laporan : Sairi

Editor : Indra