Jembatan Ambruk Tronton Nyungsep

Jalur Lintas Selatan Kapuas Hulu Putus

TRONTON NYUNGSEP: Tronton bermuatan alat berat nyungsep dan mengakibatkan jembatan ambruk, ketika melintasi Jalan Lintas Selatan, Kecamatan Boyan Tanjung, Jumat (20/11) pukul 05.30. IST

eQuator – Putussibau-RK. Tronton membawa alat berat nyungsep dan jembatan muang di Jalan Lintas Selatan, perbatasan antara Desa Mojan dan Desa Pemawan Kecamatan Boyan Tanjung ambruk, Jumat (20/11) sekitar pukul 05.30. Hingga kini jalan di jalur lintas selatan Kapuas Hulu putus.

Camat Boyan Tanjung, Sudarso menuturkan, saat ini jembatan belum bisa dilalui. Akibatnya antrian panjang pun tidak bisa dihindarkan. Pasalnya, kendaraan dari arah Sintang atau sebaliknya, tidak bisa lewat. “Akibat ambruknya jembatan tersebut, tronton tercebur di dalam anak sungai,” ujarnya, ketika dihubungi via selular.

Sudarso mengatakan, jembatan yang roboh tersebut panjangnya diperkirakan sekitar delapan meter. Namun, itu merupakan jembatan darurat yang dibuat pemerintah provinsi (Pemprov), lantaran sedang membangun jembatan lama. “Itu jembatan darurat untuk sementara, karena jembatan yang aslinya sedang dibangun,” katanya.

Camat Boyan Tanjung ini memastikan tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Begitu pula dengan sopir tronton dalam keadaan baik, walaupun kendaraannya sempat tercebur ke anak sungai. Dirinya yakin, tidak lama lagi jembatan tersebut sudah bisa dilalui kembali. “Jembatan itu pasti akan segera diperbaiki sementara oleh perusahaan yang ada di kecamatannya. Kalau tidak salah tronton yang lewat jembatan itu milik salah satu perusahaan di Boyan Tanjung,” ucap Sudarso.

Terpisah, ambruknya jembatan muang akibat dilewati tronton bermuatan alat berat dibenarkan Ana Mariana ST MM, Kepala Dinas Bina Marga dan Perairan Kapuas Hulu. Ia pun membenarkan bahwa jembatan yang ambruk tersebut merupakan jembatan darurat dibuat Pemprov. Ambruk karena dilewati tronton yang membawa alat berat. “Kita sudah berkoordinasi dengan orang yang memiliki alat berat tersebut, kemungkinan dari mereka juga sudah menangani kerusakan jembatan,” katanya.

Menurut Ana, ambruknya jembatan lantaran tidak adanya kesadaran pengguna jalan yang membawa alat berat. Jembatan ambruk tersebut akan menjadi tanggung jawab dari perusahaan pemilik alat berat, karena kelalaiannya. Otomatis mereka yang melakukan perbaikan. “Saya juga kurang tahu dari perusahaan mana, tronton yang bawa alat berat tersebut,” pungkas Ana.

Ana melanjutkan, jembatan bukan menjadi wewenang pihaknya. Sebab, jembatan tersebut menggunakan dana APBN, sehingga menjadi wewenang provinsi. “Kami hanya sekedar mengkoordinasikan saja,” cetus Ana.

Ambruknya jembatan muang mengakibatkan jalur lintas selatan Kapuas Hulu terganggu. Tidak hanya mereka yang menggunakan kendaraan roda empat atau lebih, roda dua pun tidak bisa lewat. Hanya saja kendaraan roda dua sedikit beruntung, karena masih bisa dipikul. Tetapi mesti membayar Rp50 ribu kepada tenaga pikul yang ada di lokasi tersebut. Sementara kendaraan roda empat atau lebih, mesti bertahan hingga jembatan tersebut diperbaiki atau bahkan “balik kanan” atau berbalik arah.

Anggota DPRD Kapuas Hulu, Iman Shabirin SPd.I salah seorang yang terganggu perjalanannya. Dari Putussibau, ia bermasuk pulang ke kampungnya di Kecamatan Pengkada. “Saya dua jam menunggu di situ, mau pulkam (pulang kampung), terpaksa kembali lagi ke Putussibau,” ujarnya.

Politisi Partai Demokrat ini memang menyayangkan kendaraan melebihi muatan sering melalui jalan di Kapuas Hulu. Namun, soal kendaraan yang melebihi muatan ini menjadi masalah klasik. Selain belum memiliki jembatan timbang, jalan nasional yang berada di Kapuas Hulu belum standar nasional. “Jalan nasional, tapi lebarnya baru 4,5 meter. Seharusnya jalan nasional memiliki lebar tujuh meter,” ungkapnya.

Apalagi, kata Iman, jembatan yang ada di jalan nasional di Bumi Uncak Kapuas Hulu masih banyak yang berbahan kayu. Semestinya, kata Iman semuanya beton dan rangka besi. “Ini semua PR (Pekerjaan Rumah) pemerintah pusat, agar ke depan lebih besar lagi anggaran pembangunan pelebaran jalan, jembatan dan lain-lain di Kapuas Hulu,” ujar Iman.

Selain itu, lanjut Iman, jalan nasional di Kabupaten Kapuas Hulu, masih terlalu banyak yang naik turun, tikungan dan tanjakan. “Walau berstatus jalan nasional, faktanya masih didesain jalan kabupaten,” kesal dia. (arm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.