BEI Catat Investor Muda Kalbar Capai 70 Persen

WORKSHOP. Suasana workshop bertemakan 'Sinergi Mengembangkan Pasar Modal di Kalbar', yang digelar Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kalimantan Barat, kemarin. (Nova Sari-RK)

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kalimantan Barat mencatat jumlah investor tertinggi berada di Kota Pontianak. Dengan angka mencapai 7.474 investor dengan rekening efek sebesar 9.290. Jumlah ini terbesar dari 14 kabupaten/kota di provinsi ini.

 

“Sementara di posisi kedua ada di Kabupaten Kubu Raya jumlah investor 1.272 orang dengan rekening efek 1.420,” kata Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BEI Kalbar, Taufan Febiola saat workshop yang bertemakan ‘Sinergi Mengembangkan Pasar Modal di Kalbar’, kemarin.

 

Selanjutnya di posisi ketiga ditempati Kota Singkawang dengan 893 investor dengan 1.078 rekening efek. “Dan kemudian disusul beberapa kabupaten lainnya yang ada di provinsi ini,” ungkap Taufan.

 

Secara keseluruhan, dikatakan Taufan, perkembangan pasar modal di Kalbar, dilihat dari Single Investor Identity (SID) sebesar 13. 276 investor. Sedangkan total rekening efek (SRE) pada angka 15.794 terhitung hingga bulan April 2019.

 

“Jika dibandingkan dengan tahun 2018 lalu, berdasarkan SID 11.415 sedang kan SRE 13. 636 di tahun 2018 lalu. Artinya jumlah ini terjadi peningkatan yang cukup baik,” ungkapnya.

 

Dikatakan Taufan, untuk jumlah anggota bursa di Kalbar, terdapat 11 bursa. Diantaranya PT Sinarmas Sekuritas, PT indo Premier Sekuritas, PT MNC Sekuritas, PT Phintraco Sekuritas, PT Kresna Sekuritas, PT Reliance Sekuritas, PT Panin Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT OSO Sekuritas, PT Philip Sekuritas dan PT Nikko Sekuritas.

 

“Sedangkan untuk galeri investasi sendiri, kita mendata ada 13 galeri investasi BEI yang ada di Kalbar, yang berada di beberapa universitas di Kalbar, kemudian ada Koperasi Citra Astra Mandiri Sekura Sambas, di taman Gardenia Resort, dan galeri investasi BEI di PUD BPR Bank Pasar Kota Pontianak,” paparnya.

 

Jika dilihat dari sisi usia, dalam beberapa tahun terakhir investasi di usia muda jauh lebih besar kontribusinya dibandingkan dengan usia di atas 40 tahun ke atas.

 

“Sekarang ini hampir 70 persen investor usia muda atau di bawah usia 40 tahun. Sedangkan kalau dilihat ke belakang, misalnya tahun 2014 lalu, dengan jumlah investor yang mencapai 4000-an rata-rata pemain saham usia yang tidak muda lagi, artinya anak muda jauh lebih besar,” ungkapnya.

 

Taufan menyebutkan, potensi peluang perusahaan yang dapat melantai di pasar bursa atau IPO di Kalbar cukup besar. Namun diakuinya masih belum sepenuhnya berani atau kesiapan yang belum optimal untuk maju di pasar bursa.

 

“Kalau yang sudah IPO, seperti Coffee Aming, Hotel Dangau Resort, Fahri Properti, dan kita melihat seperti Bank Kalbar ini sebetulnya sudah bisa go publik, cuma masih bergantung pada pemegang sahamnya. Dan perusahaan lainnya seperti perkebunan potensinya ada di Kalbar, namun kita melihat belum banyak yang ingin atau tergerak untuk melantai di pasar bursa,” lugasnya. (ova)