Narkoba Lewat Jalur Tikus, Komisi I Bakal Bahas dengan Mitra Kerja

ilustrasi.net

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Kerapnya Narkoba lolos dari Malaysia ke Indonesia khususnya Kalbar lewat perbatasan Entikong, menunjukkan mesti harus diperkuat pengawasan di kawasan tersebut jika ingin barang haram itu berseliweran di bumi khatulistiwa.

“Kalau lolos lewat Border tentu ada alat dan personel yang standby 24 jam awasi barang Narkoba,” kata Krisantus Kurniawan, DPRD Kalbar, Minggu (12/5).

Menurutnya di jalur perbatasan memang tidak sedikit jalur tikus menjadi salah satu pintu masuk para pelaku yang sudah barang tentu luput dari pengawasan petugas. Artinya menurut Krisantus jumlah personel pengamanan harus diperbanyak sebagai langkah upaya pencegahannya.

“Pemerintah harus berpikir terhadap penguatan dan penambahan personel pengawasan. Karena masih banyak jalan tikus yang bisa digunakan sebagai jalur transit narkoba,” tegasnya.

Politisi di Komisi I DPRD Kalbar yang membidangi hal ini, dikatakan dia bakal membahas persoalan tersebut baik bersama anggota DPRD dan dilanjutkan kembali dengan pemerintah dan instansi terkait.

“Apalagi kalau kita melihat yang lolos bukan satu Ons namun puluhan Kilogram. Saya juga Dapil perbatasan Sanggau, Sekadau memang daerah yang memiliki batas terpanjang di provinsi Kalbar,” katanya.

Menurutnya narkoba yang kian marak beredar di Kalbar, seluruh pihak tidak bisa tinggal diam tanpa ada upaya untuk melakukan tindakan apapun atau minimal pengawasannya dilakukan seperti biasa.

“Kita di DPRD akan memberikan usulan kepada lembaga yang terkait dan untuk tindaklanjuti dan respon maraknya lolos narkoba ke Indonesia,” tegasnya.

Rencana melakukan pertemuan dengan pemerintah dan instansi terkait akan hal ini, dikatakan dia sudah dilakukan penyusunan hanya tinggal dibahas bersama mitra kerja di Komisi I DPRD Kalbar.

“Mesti ada kerja sama kedua belah pihak baik Malaysia atau Singapura. Saya bukan katakan negara lain lemah dalam pengawasan. Karena kalau kita pergi luar negeri, pengawasan mereka tidak seperti kita. Kalau di tempat kita itu meriksa full, disinyalir hanya isi kuisioner dan data yang menyatakan kita tidak bawa barang berbahaya. Kalau kita diperiksa,” terangnya.

Diungkapkan Krisantus Kalau Indonesia ketat sebenarnya. Untuk itu, ia berharap agar bisa membutuhkan penambahan personel TNI dan Polri. Karena jumlah sekarang tidak cukup.

“Dewan memberi masukan dan saya pikir komisi 1 mesti bergerak karena hubungan luar negeri kan komisi 1. Kita sudah evaluasi dengan Bea Cukai. dan pihak lainnya,” tutup Krisantus.

 

Reporter: Gusnadi

Redaktur: Andry Soe