Cabut Izin Pedagang Penimbun

Warga Keluhkan Harga Pangan

ilustrasi. net

eQuator.co.id – PONTIANAK-SAMBAS- SANGGAU-RK. Harga bahan pokok mulai merangkak naik menjelang Ramadan. Tahun ini, warga sejumlah daerah di Kalbar kembali mengeluhkan tren lonjakan harga. Pemerintah tak segan mecabut izin usaha, jika pedagang terbukti melakukan penimbunan.

Harga sayuran di Kabupaten Sambas mengalami kenaikan harga hingga dua kali lipat dari hari biasa. Begitu pula di Kabupaten Kapuas Hulu, kenaikan harga terjadi pada komoditas bawang mereh, telur, dan daging.

Gubernur Kalbar, Sutarmiji mengakui, kenaikan harga sejumlah bahan pokok terjadi memasuki bulan Ramadan. Namun menurutnya, kenaikan tersebut masih dalam kondisi yang wajar. “Kalau harga sembako ya, kenaikan memang ada. Tapi masih dalam rentang-rentang yang kita maklumi bersama,” ujar Sutarmidji, Minggu (5/5).

Untuk antisipasi agar harga bahan pokok selalu stabil, mantan Wali Kota Pontianak dua periode tersebut meminta pasokan bahan pokok di seluruh Kalbar, selama puasa hingga lebaran nanti, jangan sampai berkurang.  “Karena harga itu fluktuasinya tergantung pada stok,”ucapnya.

Ia memastikan, pemerintah akan selau memantau ketersediaan stok bahan pokok. Sehingga bila terjadi kenaikan harga yang memberatkan masyarakat, bisa segera ditangani.  “Kita jaga terus stok bahan pokok yang dibutuhkan. (Stok bahan pokok, red) harus tetap tersedia, tetap cukup. Supaya harga tidak terlalu naik,” imbuhnya.

Bila stok bahan pokok terjaga, potensi permaianan harga oleh oknum pedagang bisa diminimalisir. Pria yang karib disapa Midji itu pun mengancam akan menindak pelaku yang melakukan penimbunan. “Kita akan lakukan tindakan-tindakan apabila ada penumpukan yang sengaja mengambil keuntungan yang berlebihan, ketika orang sedang membutuhkan di bulan ramadan ini,” katanya.

Bila ada pedagang yang ketahuan melakukan penimbunan, maka pemerintah akan melakukan peninjauan kembali terhadap perizinan usaha yang bersangkutan. “Sanksi pidananya juga. Karena Polda, kita sudah minta dan mereka bertekad menjalankan tugas di Satgas Pangan-nya. Dan banyak sekali yang sudah ditindak. Cuma tidak terekspos saja,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Pontianak, Haryadi mengklaim harga bahan pokok di Pontianak stabil. Tak seperti di beberapa daerah Kalbar lainnya. “Alhamdulilah, harga bahan pokok kita stabil. Di daerah lain memang ada yang sudah mulai merangkak naik, seperti bawang. Namun di Pontianak tetap stabil. Harga bawang masih bertahan pada Rp31 ribu. Itu harga wajar,” katanya, Senin (6/5).

Kendati demikian, lanjut Haryadi, perkembangan harga bahan pokok di seluruh pasar tradisional di Pontianak rutin dilakukan pengawasan. “Kita rutin memantau perkembangan harga bahan pokok, melalui sistem online. Pendistirbusi, wajib melaporkan stok bahan pokok melalui aplikasi online,” ungkapnya.

Memasuki Ramadan ini, setiap agen pendistribusi tersebut, setiap harinya harus memberikan laporannya melalui aplikasi Gecil. “Kalau mereka tidak melapor, kita beri teguran,” katanya.

Selian itu, pengawasan harga bahan pokok di pasar rakyat di Kota Pontianak juga dilakukan melalui pemasangan papan digital. Sehingga semua harga bahan pokok terpublikasi.  “Semua pasar kita pasang papan digital. Supaya jika ada harga bahan pokok naik, itu bisa ketahun dengan cepat. Kemudian kita juga ada toko penyeimbang,”pungkasnya.

Sementara di Kabupaten Sambas, warga mengeluh harga bahan pokok yang mengalami kenaikan tiba-tiba, hingga lebih dua kali lipat dari hari biasa. Rinni, warga Kecamatan Sambas mengatakan, sangat kaget dengan harga sayur yang mengalami kenaikan. “Harga sayur sawi satu ikat Rp15 ribu, dan ada juga yang jual Rp18 ribu seikat. Padahal hari biasa harganya cuma Rp5 ribu per ikat,” katanya, Senin (6/5).

Kenaikan harga sayur terjadi hampir di setiap pasar di Kabupaten Sambas. Selain harga sayur yang mendadak melambung, beberapa komoditas barang pokok lainnya juga mengalami kenaikan yang signifikan seperti telur dan ayam potong.

Warga lainnya, Silah mengeluhkan harga ayam potong yang naik cukup tinggi. Warga pun harus merogoh saku lebih dalam untuk menyambut Ramadan agar hidangan penuh gizi.

Dimana harga daging ayam potong diketahui mengalami kenaikan sejak dua hari terakhir, dari semula seharga Rp35 ribu menjadi Rp48 ribu. “Maksudnya mau beli daging ayam untuk hidangan sahur nanti, tapi harganya naik jadi ya beli secukupnya saja, daripada tidak sama sekali,” tutupnya.

Di tempat berbeda, Kepala Dinas Diskumindag Kabupaten Sambas, Ir H Musanif MT mengatakan, kenaikan harga bahan pokok yang terjadi di pasar-pasar di Sambas adalah kondisi regional. “Kenàikan yang terjadi pada beberapa komoditas pangan tidak terlepas dari kondisi regional dan nasional, diantaranya faktor ketersediaan dan pasokan,” tuturnya.

Selain itu, kata Musanif, penyebab kenaikan harga lainnya karena permintaan yang meningkat. “Selain itu juga ada rantai distribusi dan kebutuhan yang meningkat, namun pada minggu lalu sudah diadakan rakor di provinsi dan pemda akan terus memantau kondisi ini dan koordinasikan upaya untuk mengatasinya dengan berbagai fihak,”ungkapnya.

Terkait ketersediaan elpiji subsidi, Musanif mengatakan, masih dalam kondisi normal, akan tetapi jika diperlukan pihaknya bisa saja akan melakulan operasi pasar. “Pendistribusian gas LPG 3 kg tetap kita kontrol dengan berkoordinasi dengan Pertamina. Ketepatan sasaran pengguna LPG 3 kg menjadi prioritas kita, yaitu untuk keluarga prasejahtera dan usaha mikro, bila diperlukan operasi pasar akan kita lakukan bekejasama dengan Pertamina. Kita terus melakukan pengawasan bersama dengan Satgas Pangan dari berbagai unsur dinas dan instansi,” pungkasnya.

Ketersediaan dan meningkatnya harga bahan pangan di pasar berbarengan dengan tingginya tingkat konsumsi masyarakat pada Mei-Juni. “Stok bahan pangan cukup, inflasi terjaga. Hal ini terlihat apabila kebutuhan masyarakat banyak, sedangkan stok bahan pangan terbatas, akan memicu tingginya inflasi karena harga ikut melambung,” kata Asisteen II Setda Sanggau, H Roni Fauzan dalam Rakor Jelang Ramadan dan Hari Raya Idulfitri, belum lama ini.

Pemkab, kata dia, secara rutin melaksanakan rapat koordinasi menjelang hari besar keagamaan. Sehingga jauh-jauh hari dapat mengantisipasi lonjakan harga dengan memacu peningkatan produksi. “Untuk sekarang ketersediaan bahan pangan dalam kondisi aman, stabil dan belum ada kenaikan harga yang signifikan. Juga perlu diketahui bahwa Pemkab Sanggau akan melaksanakan Bazar dengan harga bersubsidi untuk membantu masyarakat Sanggau. Kegiatan ini rutin dilaksanakan Pemda bekerjasama dengan para pelaku usaha yang ada di Sanggau,” tutupnya.

 

Laporan: Abdul Halikurrahman, Sairi, Kiram Akbar

Editor: Yuni Kurniyanto