eQuator.co.id – Di antara yang mengharukan-mengharukan itu, inilah yang paling menitikkan air mata: saat mantan istri pertama sang raja datang ke istana. Tidak mampu lagi berjalan. Dia berada di atas kursi roda.
Raja Rama X memang mengundang mantan isterinya itu. Isteri pertamanya: Soamsavali. Untuk menghadiri rangkaian acara penobatan sang raja. Tepatnya di hari terakhir perayaan tiga hari itu: hari Minggu siang.
Hari itu hampir semua keluarga kerajaan diundang. Untuk menerima penghargaan. Juga gelar. Maka tampak hadir dua adik perempuan raja. Untuk menerima gelar kehormatan setingkat raja.
Salah satu adiknya itu, Sirindorn, sempat mendapat gelar Princess. Sirindorn lah yang akan naik tahta menjadi raja (ratu) Thailand. Kalau, misalnya, pangeran Vajilarongkorn tiba-tiba meninggal.
Tapi gelar Princess itu otomatis sudah dicabut. Ketika ternyata Prince Vajilarongkorn punya anak pertama. Dari hasil perkawinannya dengan Soamsavali Kitiyakara. Itulah cucu pertama raja Bumibhol Adulyadai. Dari anak pertamanya: Vajiralongkorn.
Anak itu, cucu itu, perempuan. Namanya: Bajrakitiyabha. Panggilan sehari-harinya: putri Pa. Yang ketika sekolah di Inggris panggilan itu menjadi putri Patty.
Kelak, ketika Patty sudah dewasa, diangkat menjadi Princess. Dengan nama panjang: Princess Bajrakitiyabha Narendhira Debayavadi.
Dengan demikian Thailand akan dipimpin Raja wanita. Suatu saat nanti. Ketika Raja Rama X meninggal dunia.
Kini putri Patty sudah berumur 40 tahun. Sekolah menengahnya di Inggris. Tapi sarjana hukumnya dari universitas di Bangkok. Sedang magister hukumnya diperoleh dari universitas terkemuka, Cornell University, di Amerika Serikat.
Penugasan pertama putri Patty adalah di kantor kejaksaan Agung. Magang di situ. Lalu diangkat menjadi magang diplomat Thailand di PBB. Pada saat Yinluk Shinawarta menjadi perdana menteri putri Patty diangkat menjadi duta besar Thailand untuk Austria.
Belakangan putri Patty mendapat gelar doktor honoris causa bidang hukum. Yakni dari Chicago-Kent Collage of Law. Salah satu yang tertua di negara bagian Illinoi.
Jabatan putri Patty sekarang adalah kepala kejaksaan tinggi. Di propinsi Udon Thani. Satu kawasan paling timur laut. Yang berbatasan dengan Laos. Yang saya kunjungi dua bulan lalu.
Kemunculan putri Patty hari Minggu kemarin begitu mengesankan. Dia menemani ibunya. Yang didorong di kursi roda. Princess Patty terus berada di samping kursi sang ibu.
Termasuk ketika sang ibu menghadap raja. Yang tak lain adalah mantan suaminya. Untuk menerima gelar tertinggi dari raja: Krom Ma Meun. Juga menerima medali tertinggi raja. Yang paling mengharukan saat sang ibu menunduk di kursi rodanya. Untuk menerima pemberkatan dari raja. Dengan cara mencipratkan air ke kepala sang mantan istri.
Isteri pertama itu sebenarnya masih sepupu sendiri. Saat Vajiralongkorn masih berumur 26 tahun. Masih play-boy playboynya. Sang ibunda, Ratu Sirikit, tahu semua kelakuan anaknya. Sang ibu sendiri yang mengatakan anak pertamanya itu sedikit Don Juan. Kata lain untuk playboy.
“Anak saya itu mahasiswa yang baik. Anak yang baik. Tapi wanita-wanita menilainya sebagai laki-laki yang menarik. Dan ia menemukan wanita-wanita itu lebih menarik lagi,” tulis The Sun, koran kuning Inggris.
Dalam suasana seperti itulah isteri pertama itu menjadi pendampingnya. Saat itu pun sang suami punya pacar. Salah satunya seorang bintang film: Yuvadhida Polpraserth.
Sampai punya anak empat orang. Saat secara resmi masih berstatus suami isteri pertama.
Perkawinan pertama itu secara formal berlangsung cukup lama: hampir 15 tahun. Dengan hanya satu putri.
Pada dasarnya sang calon maharaja sudah lama ingin menceraikannya. Tapi sang isteri selalu menolak. Akhirnya calon maharaja itu menggugat cerai. Pada tahun 1993.
Setahun kemudian si bintang film akhirnya dinikahi secara sah. Hanya dua tahun bertahan. Sang isteri kedua lari ke Inggris. Berusaha menghindar sang suami.
Tindakan sang istri membuat marah sang calon maharaja. Bahkan anak-anak mereka pun takut pulang ke Thailand. Sejak anak-anak itu ikut ibunya ke Inggris.
Sang maharaja pun kian dewasa. Saat berusia 50 tahun terpikat pada seorang mahasiswi berumur 22 tahun. Jalinan itu dirahasiakan untuk umum. Sampai si mahasiswi hamil. Lalu dinikahi secara resmi. Yang sempat diinginkan sebagai isteri terakhirnya.
Tapi semua itu sudah lama berlalu. Sang calon maharaja sudah menjadi maharaja. Sudah punya isteri keempat: seorang jendral Angkatan Darat. Berumur 40 tahun.
Saat isteri pertama menerima gelar baru itu sang jendral ikut ndlosor di lantai. Menemani Princess Patty yang lebih dulu ndlosor di lantai. Sama-sama berumur 40 tahun. Princess Patty ndlosor di sebelah kursi roda ibunya. Dengan pakaian kerajaan biru muda.
Ratu Suthida juga turun dari tempat duduknya di kursi sebelah raja. Yakni saat Raja memberikan gelar kepada dua adik perempuannya. Saat itu ratu Suthida langsung duduk di lantai. Di sebelah adik iparnya itu.
Apa pun yang terjadi, wanita di kursi roda itulah yang kelak akan berstatus ibunda Raja (ratu) Thailand.
Tiga anak dari isteri kedua juga hadir di acara itu. Mereka juga memberi hormat pada raja dengan ndlosor di lantai. Mereka juga menerima penghargaan sebagai anak-anak raja.
Hanya mantan isteri ketiga yang tidak tampak. Demikian juga anak-anaknya. Saat diceraikan dulu istri ketiga itu mendapat ‘pesangon’ sekitar Rp 80 miliar. Tapi semua gelarnya dicopot. Beserta gelar seluruh keluarganya. Dengan tuduhan korupsi. Merusak gelar bangsawan raja. Untuk mengobyek dalam bisnis mereka.
Sang maharaja kini telah penuh bertahta. Setelah disucikan dengan air lima sungai dan empat danau. Rakyat kelihatannya akan melupakan masa lalu sang raja.(Dahlan Iskan)