Orang Suci

Oleh: Dahlan Iskan

eQuator.co.id – Hari ini playboy itu resmi sudah jadi orang suci. Setelah kemarin disucikan. Dengan air dari lima sungai dan empat danau.

Itulah puncak upacara penobatan Vajiralonkorn menjadi Raja Rama X. Di tanggal yang sama dengan saat ayahnya dinobatkan sebagai Rama IX. Hampir 70  tahun lalu.

Rangkaian ritual kali ini berlangsung selama tiga hari. Yang secara mengejutkan diawali dengan perkawinan sang raja. Yang sudah menduda tiga kali. Yang tahun ini  berumur 66 tahun. Kali ini istrinya berpangkat jenderal. Berumur 40 tahun. Yang sejak lama menjadi ajudannya.

Permandian itu dilangsungkan pada jam yang keramat: 10.09 kemarin. Angka sepuluh menandakan gelarnya sebagai Rama ke X. Angka sembilan menandakan kesempurnaan.

Raja baru Maha Vajiralonkorn itu kini dianggap manusia sempurna: umurnya lebih dari matang, sudah punya isteri (lagi) dan sudah disucikan.

Berakhirlah citra lama: pemabok, penjudi, playboy, kawin cerai, dan apa saja yang sebangsa itu. Waktu umur 50 tahun dulu Vajiralonkorn  sebenarnya sudah terlihat  sumeleh. Perkawinan ketiganya saat itu diharapkan yang terakhir. Dengan mahasiswi berumur 22 tahun. Dengan ucapan terkenalnya waktu itu: saya kan sudah berumur 50 tahun, sudah waktunya settle.

Apalagi kini sudah 66 tahun. Dengan istri yang ideal pula  untuk menjadi Sri Ratu: angkatan darat berumur 40 tahun dengan pangkat jenderal. Betapa kian hormatnya penguasa militer sekarang ini kepada rajanya.

Hari ini raja baru itu menerima rakyat pada umumnya. Di istana. Sebagai acara perkenalan dengan rakyatnya. Yang selama ini belum pernah melihatnya secara langsung. Saat muda dulu sang raja lebih banyak di luar negeri: Jerman, Inggris, Australia.

Tapi suasana kota Bangkok tidak terasa meriah. Hanya kantor-kantor pemerintah yang terlihat bersolek: pasang bendera kuning dan pagarnya dihias kain kuning. Tidak seberapa mencolok. Seperti sekedarnya.

Toko-toko dan rumah penduduk tidak ada yang memasang tanda apa pun. Seperti hari biasa saja.

Hanya di surat kabar yang terasa banget. Harian berbahasa Inggris Bangkok Post penuh dengan iklan-iklan satu halaman. Demikian juga yang  berbahasa Thai, harian Thairat: penuh iklan.

Berita di koran juga penuh dengan peristiwa ini. Termasuk saat Sang Raja kemarin ke pagoda. Yang terkenal itu. Di pusat kota itu. Yang patung Buddha nya utuh terbuat dari zamrud. Berwarna hijau tua. Yang tingginya tidak seberapa: hanya 66 cm. Tapi pagoda berpatung zamrud ini di Bangkok paling banyak dikunjungi turis.

Seorang guru di Bangkok mengoleksi ribuan gambar Raja Rama X

Sejarah patung zamrud itu sendiri amat panjang. Mungkin saja dulunya dari India. Atau Sri Lanka. Atau sudah keliling India dan Sri Lanka. Pernah pula menghuni pagoda di Chiang Rai. Dengan reputasi kian sakti: ketika pagoda itu dihancurkan bencana alam sang patung tetap utuh. Padahal batu zamrud itu mestinya mudah pecah.

Patung itu baru dibawa ke Bangkok tahun 1782. Saat Raja Taksin dikalahkan Raja Rama I. Lalu membangun pagoda di tepi sungai ini. Yang sebelumnya sudah ada kampung Tionghoa di situ. Mereka diminta pindah ke lokasi lain. Yang sekarang terkenal sebagai China Town di Bangkok.

Raja Taksin lah yang sebenarnya proklamator Thailand. Ia lah yang membebaskan Tanah Siam dari penguasaan Burma (kini Myanmar). Tapi Raja Taksin hanya berkuasa 50 tahun. Ditumbangkan Phutthayotfa Chulalok. Yang kemudian bergelar Rama I itu.

Rama pertama itu pula yang mendeklarasikan penguasa baru itu disebut Dinasti Chakri. Yang langgeng sampai sekarang. Sudah lebih 300 tahun.

Kata ‘Chakri’ diambil dari gabungan antara chakra dan trisula. Yang dua jenis senjata itu kemudian menjadi lambang istana raja. Juga melambangkan senjata Wishnu dan Siwa. Satu siklus reinkarnasi yang sempurna.

Dalam rangkaian penobatan itu ada dua dekrit raja baru. Pertama berbunyi sama dengan yang pernah dititahkan oleh Rama-Rama sebelumnya. “Hari ini saya mulai bertahta untuk kesejahteraan dan kebahagiaan rakyat”.

Dekrit kedua: membebaskan  narapidana. Lebih 10 ribu yang dibebaskan atau dikurangi hukuman mereka. Termasuk narapidana politik. Yakni para promotor demo prodemokrasi. Para tokoh pengikut lawan politik junta militer sekarang.

Narapidana wanita, anak di di bawah 18 tahun, orang tua di atas 70 tahun termasuk yang diprioritaskan. Terutama yang sudah menjalani hukuman separo jalan. Dan yang kelakuannya baik.

Di antara yang akan dibebaskan itu adalah mahasiswa. Yang pernah dianggap menghina raja. Dengan cara memposting ‘riwayat hidup’ raja. Yang diambil dari sumber di Inggris. Yang memuat segala kelakuan buruk putra mahkota itu.

Perbuatan seperti itu di Thailand bisa dihukum antara 3 sampai 15 tahun. Mahasiswa tadi sudah menjalaninya selama dua tahun.

Kerajaan Thailand mengubah diri menjadi demokrasi di tahun 1932. Antara lain itulah yang dulu diinginkan Raja Taksin. Meniru apa yang terjadi di kerajaan Inggris.

Di sejarah modern Thailand  nama Raja Taksin tidak lagi dianggap bekas musuh. Raja Bhumibol (Rama IX) sudah mengakuinya sebagai pahlawan bangsa. Pejuang. Proklamator. Nasionalis. Patung-patungnya dibangun. Sosoknya menjadi penghias mata uang Bath.

Tapi penguasa militer sekarang menemukan musuh baru: namanya juga Taksin. Yang ini konglomerat. Pernah jadi perdana menteri. Kini hidup di pengasingan. Ia menjadi raja di hati rakyat kecil di belahan Utara negara.

Sampai Senin besok Thailand dipenuhi suasana damai, gembira dan bahagia. Entahlah minggu depan. Setelah tanggal 9 Mei nanti KPU mengumumkan siapa pemenang pemilu bukan lalu. Yang hasilnya pasti dipersoalkan oleh partai oposisi. Yang pro-demokrasi.

Lumayan juga damai dulu tiga hari. (Dahlan Iskan)
Foto: Thai Rath