eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka gencar mendorong pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) di dalam negeri memanfaatkan teknologi digital sehingga mampu berdaya saing global. Langkah strategis ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.
“Ini adalah langkah nyata Kementerian Perindustrian dalam hal ini Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA) untuk mempersiapkan industri kecil dan menengah (IKM) menuju revolusi industri 4.0,” jelas Dirjen IKMA Gati Wibawaningsih di pembukaan acara e-Smart IKM “IKM Go-Digital” di Hotel Golden Tulip Pontianak, Kamis (2/5).
Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Gubernur Kalbar, Rya Norsan beserta jajaran dan Pemkot Pontianak. Sedikitnya 250 IKM dari Kota Pontianak, Kabupaten Mempawah, Bengkayang, Kubu Raya dan Kota Singkawang tampak antusias mengikuti event yang berkolaborasi dengan platform digital dan lembaga pembiayaan. Acara ini dikemas dalam konsep pameran, talkshow dan workshop.
“Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam Making Indonesia 4.0 adalah Industri Kecil dan Menengah yang tertinggal dalam pemanfaatan teknologi, melalui program ini, kami harap akan menjadi penghubung bagi IKM untuk belajar bagaimana menggunakan platform digital untuk meningkatkan daya saingnya,” ujar Gati.
Gati menjelaskan, transformasi digital dari proses jual beli konvensional menjadi jual beli online semakin marak di Indonesia. Tidak hanya untuk produk berupa barang bahkan jasa, menjadikan industri e-commerce memiliki tantangan besar tetapi menjanjikan potensi yang tidak kecil.
“Kami berharap e-commerce akan menjadi gerbang bagi pelaku IKM untuk melakukan transformasi digital dengan menggunakan alat promosi digital, sistem informasi digital, pembayaran digital, serta manajemen relasi dengan pelanggan secara digital pula,” tuturnya.
Kemenperin mencatat, hingga akhir tahun 2018, Workshop e-Smart IKM telah diikuti sebanyak 5.945 pelaku usaha dengan total omzet sebesar Rp2,3 miliar. Berdasarkan sektornya, industri makanan dan minuman mendominasi hingga 31,87 persen dari total transaksi di e-Smart IKM.
Kemudian disusul sektor industri logam sebesar 29,10 persen dan industri fesyen sebesar 25,87 persen. “Hingga tahun 2019, ditargetkan bisa mencapai total 10.000 peserta untuk ikut dalam program ini,” kata Gati.
Sampai saat ini, program e-Smart IKM yang dilaksanakan hingga di 34 provinsi, telah melibatkan beberapa pihak. Misalnya BI, BNI, Google, iDeA serta Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selain itu, menggandeng pemerintah provinsi, kota dan kabupaten.
“Program e-Smart IKM juga telah bekerja sama dengan marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralalidan Gojek Indonesia,” sebut Gati.
Lebih lanjut, program e-Smart IKM akan pula memfasilitasi pelaku usaha agar dapat mengakses pasar yang lebih luas melalui kerja sama dengan ATT Group selaku Authorized Global Partner Alibaba.com di Indonesia.
“Kerja sama ini meliputi pelatihan pemasaran online bagi IKM dalam melaksanakan operasional di dalam Alibaba.com serta pertukaran data dan informasi mengenai perkembangan dan pencapaian IKM yang masuk di dalam program e-Smart IKM,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Gati menegaskan, sektor IKM mampu menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional. Hal ini dilihat dari kontribusinya yang cukup besar, mulai dari jumlah dan penyerapan tenaga kerjanya.
“IKM sebagai bagian dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), hingga saat ini berjumlah sebanyak 4,4 juta unit usaha atau sekitar 99 persen dari seluruh unit usaha Industri di Indonesia,” ungkapnya.
Dari jumlah uniit usaha tersebut, menyerap tenaga kerja sebanyak 10,5 juta orang atau 65 persen dari total tenaga kerja sektor industri secara keseluruhan.
Gati Menambahkan, e e-Smart IKM 2019 dengan tema “IKM Go Digital” ini menyediakan tiga topik talkshow serta delapan workshop yang bisa diikuti oleh peserta.
“Saya gembira melihat antusiasme IKM untuk mengikuti acara ini. Bukti bahwa IKM kita juga siap mengadopsi teknologi digital, acara IKM Go Digital ini telah diadakan di Semarang, Bogor, Surabaya dan Bali. Melibatkan 4500 IKM pada tahun 2019 ini,” tandas Gati.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan mengutarakan pihaknya juga mendukung upaya ini. Pemprov Kalbar sendiri telah memfasilitasi IKM yang berniat mengembangkan sayap bisnis di pasar digital melalui platform Warong Kite.
“Kita juga sudah ada Warong Kite. Kita akan mensinkronkan program ini dengan pemerintah pusat dalam menjual produk-produk kita,” kata Ria Norsan ditemui usai pembukaan e-Smart IKM “IKM Go-Digital” di Hotel Golden Tulip Pontianak, Kamis (2/5).
Ria Norsan memaparkan pelaku IKM di Kalbar berjumlah sangat banyak. Namun dia mengakui sebagian besar IKM dan UMKM yang ada masih kesulitan dalam pemasaran produk. Maka itu program dari Ditjen IKMA Kemenperin ini, sangat dibutuhkan untuk mendorong produk IKM Kalbar bisa menembus dan bersaing secara global melalui e-Smart IKM.
“Dengan adanya e-Smart IKM, ini akan memudahkan kita berjualan secara elektronik, digital. Supaya produk kita dikenal tidak hanya di daerah tapi di luar daerah,” katanya.
Tidak hanya itu, Norsan menyebutkan dukungan pemerintah Kalbar dalam hal ini juga menyangkut persiapan infrastruktur penunjang yang maksimal. Terutama jaringan internet yang memang menjadi penopan utama industri digital tersebut.
“Infrastrukturnya kan ada internet. Kita ada sentral UKM di Jalan Sultan Syarif Abdurrahman. Internet di situ sangat menunjang dan sudah bagus. Ada lagi yang lebih bagus, itu di warung kopi lebih bagus,” pungkas Norsan berseloroh.
Senada, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Perdagangan (Kadiskumdag) Kota Pontianak, Haryadi S Triwibowo juga menyebutkan Pemkot Pontianak mendukung perkembangan UMKM. Terlebih saat ini pemerintah melalui menggunakan APBD berorientasi dalam industri 4.0.
“Kita berupaya meningkatkan SDM di bidang industri dan ini kita treus dukung. t
Terlebih di Kota Pontianak, pelaku UMKM terdata ada belasan ribu. Sehingga ini juga dapat mendukung visi misi Pemkot dalam upaya memacu pertumbuhan ekonomi. Diskumdag sendiri mendorong UMKM agar naik kelas termasuk dalam penggunaan aplikasi online dan e-Commerce,” tandasnya.
Laporan : Nova Sari
Editor : Andriadi Perdana Putra