eQuator.co.id – SANGGAU-SINTANG-RK. Di balik hiruk-pikuk Pemilu 2019, terdapat para pejuang demokrasi yang bekerja tak kenal lelah hingga menderita sakit, bahkan meninggal dunia. Jumat (26/4), dua petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) wafat.
Seorang Anggota KPPS TPS 03 Desa Bungok, Desa Majel, Kecamatan Bonti, Yesi, 19, meninggal dunia setelah sempat dirawat sekitar 40 menit di RSUD M.Th Djaman Sanggau.
Kepala Puskesmas Kecamatan Bonti, Titi Rahmawati mengatakan, Rabu (24/4) sekitar pukul 09.20, Yesi dibawa ke Puskesmas Bonti, mengeluhkan sakit di ulu hati dan tenggorokannya. “Waktu masuk kesini diantar keluarganya. Kondisnya nafasnya sesak. Waktu itu sesaknya belum kuat. Batuk mengeluarkan bercak darah. Kemudian, kita berikan perawatan,” kata Titi kepada Rakyat Kalbar, Jumat (26/4) via seluler.
Sehari setelah dirawat, Kamis (25/4) kondisi ibu satu anak itu mulai membaik. Oleh dokter Puskesmas Bonti, dr Yohana Rima Rian Ayuri, Yesi disarankan untuk cek dahak, karena dokter curiga pasien mengidap TBC. Setelah dilakukan cek dahak, Jumat (26/4) pagi, kondisi Yesi semakin menurun. “Jam 06.55, saya cek. Jam 07.00, saya sarankan ke keluarganya untuk dirujuk (ke RSUD, red). Saya curiga dia (Yesi, red) ada gangguan irama jantung. Kalau serangan jantung itu kan tiba-tiba. Saya minta ke keluarganya untuk cepat dirujuk,” kata dr Yohana, Jumat (26/4) via seluler.
Namun suami Yesi tak langsung merujuk, dengan alasan masih menunggu keluarganya yang lain datang. Yohana mengaku, tidak bisa memaksa keluarga Yesi. Ambulan Puskesmas sudah sedia sejak pagi. “Satu jam kemudian saya tanya lagi. Suaminya bilang, tunggu bu, keluarga saya masih di jalan. Sekitar jam 10.45, baru keluarganya datang. Kemudian berangkat ke Sanggau. Yesi sendiri pagi tadi (kemarin, red) masih bisa bicara. Dia (Yesi, red) sempat bilang oksigennya terlalu kencang. Cuma sesaknya makin tambah parah,” ungkap Yohana.
Sementara itu, Komisioner KPU Edy Rhamansana mengatakan, Yesi sempat dirawat selama 40 menit di RSUD M.Th Djaman. “Yesi didiagnosa cardiac arrest ec. Meninggal sekitar pukul 11.55 WIB. Tadi berangkat dari Bonti menuju Sanggau sekitar pukul 10.00,” kata Edy Rhamansana.
Ia mengimbau kepada Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan KPPS yang sakit akibat bertugas, agar melapor ke KPU. “Untuk Bonti laporanya masuk tadi pagi. Sekarang jenazahnya sudah dibawa ke Bonti dan infonya lewat Kembayan, ”ujarnya.
Selain itu, KPU Sanggau juga sudah menerima laporan bahwa ada empat KPPS yang jatuh sakit. “Yang di TPS 08, Desa Bagan Asam, Kecamatan Toba dirujuk ke RS Antonius Pontianak,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua KPU Sanggau, Martinus Sumarto mengatakan, rencananya hari ini akan menyerahkan santunan kepada keluarga Yesi.
Begitu pula di Kabupaten Sintang. Meninggalnya Usetianus menambah jumlah pejuang demokrasi di Sintang yang gugur saat mengemban tugas negara menjadi 4 orang.
Adalah Usetianus, pria 48 tahun ini merupakan Ketua KPPS 06 Desa Kebong, Kecamatan Kelam Permai. Usetianus meninggal dunia sekira pukul 10.30 WIB, Jumat (26/4) karena sakit yang dideritanya.
Sebelumnya, Kamis (25/4) sekira pukul 13.00 WIB, Usetianus sempat menuju Klinik Asyifa untuk cek up. Karena kondisinya drop, maka langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ade M Djoen Sintang. Bahkan sempat dirawat, hingga pada akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Kelam Permai, Iptu Hariyanto menyampaikan rasa duka yang mendalam. Dia bersama Camat Kelam Permai, saat mendapat informasi duka tersebut, langsung menuju ke RSUD Ade M Djoen Sintang untuk melihat kondisi Usetianus. “Atas nama Polsek Kelam Permai dan petugas penyelenggara pemilu di Kecamatan Kelam Permai, saya menyatakan duka yang mendalam. Semoga almarhum diterima disisi-Nya dan semua amal ibadahnya dapat membuat terang kuburnya, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ujar Kapolsek.
Hariyanto juga menyampaikan ucapan duka cita dari Kapolres Sintang, AKBP Adhe Hariadi, serta memberikan bantuan uang duka kepada istri almarhum Usetianus melalui dirinya.
Sementara itu, Camat Kelam Permai, Maryadi mengatakan, menurut keterangan istri Usetianus, suaminya itu sempat dibawa ke Klinik Asifa untuk dirawat. Namun keadaannya semakin memburuk, sehingga dirujuklah ke RSUD Adhe M Djoen. “Tentu kita juga turut berbela sungkawa atas kejadian ini. Mudahan hal-hal seperti ini tak terjadi lagi,” harapanya.
Sementara itu, Komisioner KPU Sintang, Edy Susanto mengatakan, bahwa dari beberapa kecamatan yang dipantaunya selama pemilu berlangasung hingga sekarang, memang beban kerja yang diemban para pejuang demokrasi sangat menyita tenaga dan pikiran. “Beban kerja mereka benar-benar full, di atas kemampuan. Makanya banyak yang mengalami sakit, bahkan ada yang sampai meninggal dunia,” ujarnya via seluler.
Menurut Edy, pemilu seperti tahun ini untuk ke depan perlu dikaji ulang. Sistemnya perlu diubah tanpa harus mencederai pesta demokrasi itu sendiri. “Kita juga mengucapkan belasungkawa terhadap petugas pemilu yang sudah banyak menjadi korban di seluruh Indonesia, khususnya di Kabupaten Sintang,” pungkasnya.
Laporan: Kiram Akbar, Saiful Fuat
Editor: Yuni Kurniyanto