eQuator.co.id – Pontianak-RK. Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, hanya tinggal beberapa hari lagi. Segala persiapan pun terus dimatangkan. Termasuk persiapan para personel pengamanan, kelengkapan, maupun sarana dan prasarana yang digunakan untuk mengamankan pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan itu.
Untuk itu, Polda Kalbar bersama Kodam XII Tanjungpura (Tpr) menggelar apel gelar pasukan di Jalan Rahadi Usman, Jumat (12/4) sore. Apel gelar pasukan tersebut dipimpin langsung oleh Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono dan Pangdam XII/Tpr Mayjen TNI Herman Asaribab.
Didi menuturkan, seyogyanya sesuai dengan rencana apel gelar pasukan ini akan dipimpin langsung oleh Panglima TNI dan Kapolri. Namun karena ada tugas negara yang tidak bisa ditinggalkan, maka kedua jenderal tersebut memerintahkan Pangdam dan Kapolda untuk melaksanakan apel kesiapan pengamanan Pemilu di Kalbar.
Didi menyampaikan, pemilu merupakan wujud demokrasi yang syarat dengan dinamikanya. Untuk itu, diperlukan stabilitas kamtibmas agar setiap tahapan dapat berjalan dengan tertib aman, lancar dan sukses.
“Dengan susksenya Pemilu 2019 maka kita semua telah berkontribusi untuk membangun pondasi yang kokoh untuk melanjutkan pembangunan untuk kita bersama,” katanya.
Pada konteks ini, Didi melanjutkan, bahwa peranan Polri, TNI dan seluruh stakeholder pada Operasi Mantab Brata 2019 ini merupakan hal yang sangat besar. Dalam mengawal dan mengamankan seluruh proses pesta demokrasi tersebut.
Di hadapan jajarannya, jenderal bintang dua ini kembali mengingatkan beberapa potensi gangguan yang perlu diketahui, dicegah dan ditangkal selama bertugas. Yakni, berbagai praktik-praktik kecurangan pemilihan yang harus diwaspadai. “Kecurangan tersebut bisa dilakukan siapa saja, baik penyelenggara, peserta pemilih dan pihak lain yang dapat memicu dengan penolakan dan protes dari kegiatan tersebut,” paparnya.
Kemudian yang kedua adalah ancaman fisik dan non fisik terhadap keamanan calon pemilih dan upaya-upaya pihak tertentu yang segaja ingin menimbulkan gangguan kamtibmas.
Lalu yang ketiga adalah ancaman terhadap keamanan fasilitas umum dan sarana prasarana penunjang pemilu seperti TPS, kotak suara alat-alat komunikasi dan sebagainya.
Keempat, ancaman terhadap seluruh proses pemilihan pemungutan suara yang akan digelar Rabu 17 April 2019 nanti.
“Untuk itulah, Operasi Mantab Brata 2019 dilaksanakan dengan mengedepankan tindakan preemtif dan preventif serta didukung kegiatan intelijen dan memberdayakan seluruh potensi negera dan stakeholder pemilu. Termasuk para relawan yang dapat bekerja sama dengan semangat sinergisitas, soliditas dan solidaritas untuk menuju kesuksesan bersama,” tuturnya.
Dalam Pemilu 2019 ini, kekuatan pengamanan Polri dan TNI yang dilibatkan sebanyak 12.776 personel dan unsur linmas 32.998 yang tersebar di 16.499 TPS yang ada,” jelasnya.
Dengan jumlah personel itu, Didi menjamin penyelenggaran pemilu berjalan sukses. “Saya yakin. Kita semua sanggup dan siap menjamin susksenya penyelenggaraan Pemilu 2019,” jelasnya.
Dirinya pun berpesan, kepada para personel yang bertugas untuk dapat senantiasa menjaga profesionalitas dan netralitas. “Mari kita hindari tindakan dan perilaku yang kontra produktif yang dapat menggu jalannya Pemilu 2019,” pesannya.
Didi melanjutkan, apel kali ini merupakan yang terakhir. Dalam gelaran pemilu yang hanya menyisakan waktu H-4 hari lagi. Setelah itu, personel gabungan TNI-Polri yang telah terdaftar, melaksanakan tugas di seluruh tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Kalbar.
Didi memaparkan, dari 5 juta jiwa lebih masyarakat di seluruh Kalbar, ada sekitar 3,6 juta jiwa lebih yang telah resmi ditetapkan sebagai daftar pemilih tetap (DPT). Melihat jumlah pemilih yang signifikan tersebut, ia tak akan main-main dalam mengerahkan pasukan untuk bertugas melakukan pengamanan. Sehingga melalui apel gabungan ini, bisa dijadikan sebagai sebuah momentum bagi seluruh masyarakat agar tidak ragu untuk mengikuti pemilu. Terlebih dengan alasan keamanan.
“Terutama jangan ada yang golput atau tidak memilih, maka dari itu 17 April mendatang masyarakat harus datang ke TPS. Ramai-ramai kita laksanakan pesta demokrasi akbar ini, kita jamin dan kita pastikan aman,” ajaknya.
Pelaksanaan keamanan ini, lanjut Didi, dilakukan sebagai perwujudan hak berpolitik dan hak demokrasi bagi masyarakat di seluruh Kalbar. Tentunya dengan tujuan agar hak warga bisa benar-benar tersalurkan. Selain itu, pengamanan dalam jumlah besar ini merupakan salah satu bentuk agar warga Kalbar sebagai masyarakat Indonesia bisa menjadikan politik di Indonesia sebagai demokrasi yang sejati. “Sehingga kita bisa menyuarakan hak kita. Jadi dari kita, oleh kita, dan untuk kita juga,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Panglima Kodam XII/Tpr, Mayjen TNI Herman Asaribab mengatakan, koordinasi antara TNI-Polri ini adalah sebagai langkah untuk menyukseskan pengamanan Pemilu 2019. Dia juga menyebut, kesiapan TNI di Kalbar sejauh ini bisa dikatakan sudah sangat siap. Salah satunya adalah dengan pengerahan sekitar 6.800 personel yang terbagi di seluruh Kalbar.
“Dalam hal ini kita mendukung penuh pemerintah daerah dan kita sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Maka dari itu bisa dipastikan kita siap mendukung guna kesuksesan penyelenggaran pemilu akbar tahun ini,”terangnya.
Sesuai dengan instruksi Panglima TNI untuk mengawal dan mengamankn Pemilu 2019, pihaknya pun juga mengucapkan terima kasih kepada komponen masyarakat yang telah mewujudkan situasi yang kondusif diwilayah Kalbar.
Dia mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif menyalurkan aspirasi politiknya tanpa ada keraguan pada 17 April mendatang. “Kodam XII Tanjungpura bersama Polda Kalbar menjamin keamanan pelaksanaan Pemilu 2019 dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif menyalurkan aspirasi politiknya tanpa ada keraguan,” ajaknya.
Laporan: Andi Ridwansyah dan Tri Yulio HP
Editor: Ocsya Ade CP