Pemanfaatan Lumpur Laut Dapat Mengurangi Risiko Karhutla

H Suriansyah: Manfaatkan Ahli di Indonesia Guna Memahami Karakteristik Lahan Gambut

Ilustrasi

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Beberapa kali hujan mengguyur, sehingga kabut asap di Kalbar pun lenyap secara bertahap. Tetapi jangan dikira permasalahannya cukup sampai di sini. Karena kemarau berikutnya bencana akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tersebut akan kembali melanda di sejumlah kabupaten/kota di seantero Provinsi Kalbar.
“Mulai sekarang kita harus memikirkan langkah-langkah untuk mengantisipasi kebakaran lahan gambut di tahun-tahun mendatang,” ujar Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalbar, Ir H Suriansyah, MMA, Minggu (7/4).
Legislator Partai Gerindra ini berpendapat kalau tidak dicegah sedari awal, maka persoalan karhutla yang menimbulkan bencana kabut asap di Kalbar akan terus menerus berulang.

“Perlu diketahui bahwa gambut merupakan lahan yang diselimuti material organik yang mudah terbakar. Dalam kondisi kering sedikit saja mendapat percikan api akan langsung terbakar,” terangnya.
Wakil rakyat asal Dapil Kabupaten Sambas ini menjelaskan, sifat lahan gambut tersebut yang harus diperhatikan untuk mencegah persoalan karhutla di Kalbar.
“Kita seharusnya bekerja sama dan memanfaatkan para ahli di Indonesia guna memahami karakteristik lahan gambut,” ulasnya.
Menurutnya, di Indonesia banyak perguruan tinggi yang meneliti masalah lahan gambut termasuk untuk pemanfaatannya. “Salah satunya Fakultas Pertanian di Untan Pontianak,” paparnya.
Penelitian yang dilakukan Fakultas Pertanian Untan Pontianak menyebutkan bahwa sifat fisik dan kimiawi lahan gambut bisa diperbaiki, sehingga bisa lebih produktif untuk keperluan pertanian dan bisa mengurangi emisi gas rumah kaca.
“Yakni dengan penggunaan lumpur laut,” jelas H Suriansyah.
Berdasarkan pengamatan awal bahwa pemanfaatan lumpur laut dapat mengurangi risiko kebakaran lahan gambut. “Sebagai contoh pemanfaatan lumpur laut sebanyak 40 ton per hektare bisa memperbaiki 1 hektare lahan gambut dengan kedalaman sekitar 25 centimeter. Ini cukup efektif untuk mengurangi risiko kebakaran lahan gambut,” tuturnya.
Tak hanya itu, Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Kalbar ini menyebut bahwa hasil pengamatan awal perlu dikaji lebih komprehensif dari berbagai disiplin ilmu. Misalnya di bidang ilmu lingkungan, mekanisasi dan lainnya.
“Sehingga lebih aplikatif untuk mencegah kebakaran lahan gambut. Hal tersebut tentunya bergantung kepada pemerintah. Apakah informasi awal ini akan dimanfaatkan atau tidak untuk mengantisipasi kebakaran lahan gambut. Jangan sampai pemerintah menganggap kebakaran lahan gambut sebagai sesuatu yang lumrah dan rutin terjadi tanpa ada upaya untuk mengatasinya,” tegasnya.
Sedangkan untuk menindaklanjuti dan mengaplikasikan hasil penelitian tersebut, H Suriansyah menambahkan memang membutuhkan anggaran. Tetapi jelas lebih efektif apabila dibandingkan pengeluaran anggaran untuk penanggulangan kebakaran lahan gambut.
Aplikasi pemanfaatan lumpur laut tersebut bukan hanya mengurangi risiko kebakaran lahan gambut, tetapi juga dapat menjadikan lahan lebih produktif, sehingga sanggup mengurangi emisi rumah kaca dan pendangkalan muara laut.
“Kita pun tidak akan mengalami kerugian secara ekonomis dan ekologis sebagai akibat karhutla,” ucap H Suriansyah.

Reporter: Gusnadi

Redaktur: Andry Soe