eQuator.co.id – SINTANG-RK. Bupati Sintang, Jarot Winarno membuka secara resmi kegiatan kejuaraan pencak silat tingkat pelajar se-Kalimantan Barat tahun 2019. Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong, di Gedung Olahraga (GOR) Apang Semangai, Kompleks Stadion Baning Sintang, Kamis (4/4) malam.
Dalam sambutan pada kejuaraan pencak silat yang diprakarsai oleh UKM Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kapuas Sintang ini, Jarot menyampaikan empat pesan di dalam kejuaraan ini.
Pertama pencak silat dipandang sebagai aspek mental dan spiritual, kedua sebagai seni dan budaya bangsa, ketiga merupakan kepercayaan diri dan keempat pencak silat sebagai olahraga prestasi.
“Pesan aspek yang pertama yakni menjadi pesilat yang utamanya adalah, kita digembleng mental dan spiritual kita, mulai dari tahap penerimaan, tahap kenaikan tingkat, sampai puncak tertinggi,” ujarnya.
Tentunya dengan tahapan tersebut, tantangan harus dlewati satu per satu. Sehingga akhirnya tahapan itu akan membawa atlet silat sebagai manusia yang berakhlak mulia dan memiliki mental spiritual yang baik.
Sementara aspek kedua, yakni seni dan budaya. Perlu diketahui bahwa pencak silat merupakan seni dan budaya di Indonesia. Banyak terdapat aliran-aliran dalam pencak silat.
“Semuanya memiliki nilai kesenian yang tinggi, jadi begitu tinggi dan luhurnya budaya bangsa ini, sehingga menjadikan silat sebagai seni dan budaya bangsa yang perlu dilestarikan,” jelasnya.
Sementara aspek yang ketiga, dengan menjadi pesilat dapat meningkatkan rasa percaya diri. Sebagai belajar ilmu bela diri, tentunya dengan hal ini setiap yang memiliki silat tidak akan menyerang kalau tidak dimulai.
“Kita punya rasa kepercayaan yang tinggi, dengan hal tersebut kita akan tenang menata hidup yang lebih baik ke depan. Sehingga aspek bela diri ini membuat para pesilat akan sukses,” jelasnya.
Yang ke empat, pencak silat ini juga merupakan salah satu aspek yang masuk dalam kategori olahraga. Ini dianggap menjadi olahraga yang dipertandingkan. Ini merupakan olahraga prestasi. Jarot menceritakan saat Asean Games kategori olahraga pencak silat, Indonesia mampu menyapu bersih untuk mendapatkan medali emas.
“Tentu ini menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia, karena pencak silat merupakan olahraga yang berasal dari Indonesia,” terangnya.
Jarot juga berpesan, agar dalam setiap bertanding selalu menjunjung tinggi sportivitas. Agar semuanya berjalan sesuai harapan dan yang diinginkan.
“Mari bertanding, junjung tinggi sportivitas, kalah menang nomor dua, yang paling penting adalah menjalin silaturahmi, menjaga satu dan persatuan, dan berkesempatan mengekspresikan kemampuan yang kita miliki,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksanaan, Heri Apriadi menjelaskan, tujuan kejuaraan pencak silat ini sebagai bentuk apresiasi pihaknya dalam rangka memperingati Dies Natalis Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kapuas.
“Selain itu juga, kejuaraan ini diselenggarakan untuk menanamkan kecintaan dan kebanggaan terhadap budaya pencak silat,” katanya.
Dia berharap, dengan diselenggarakannya kegiatan pencak silat ini, dapat melahirkan atlet berprestasi, outputnya meningkatkan bakat minat para atlet pencak silat.
“Kemudian juga ingin melahirkan atlet-atlet daerah yang dapat mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia,” terangnya.
Kejuaraan ini diikuti sebanyak tujuh kabupaten/kota se-Kalimantan Barat yang diselenggarakan selama 4 hari. Para peserta berasal dari Kabupaten Sintang, Sanggau, Landak, Sekadau, Kubu Raya, Kota Pontianak dan Singkawang. Pertandingan dimulai pada tanggal 5 April 2019 berakhir pada tanggal 9 April 2019. (pul)