Hoax Berpotensi Ganggu Stabilitas Nasional

Ilustrasi : Internet

eQuator.co.id – JAKARTA-RK. Ancaman hoax tidak hanya mendapat perhatian pemerintah. Sebagai salah satu alat negara, TNI juga turut mewaspadai hoax. Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bahkan menyebut hoax dan provokasi bisa mengganggu stabilitas nasional. Keterangan tersebut disampaikan langsung oleh mantan kepala staf angkatan udara (KSAU) tersebut di Jakarta kemarin (21/3).

Menurut pejabat yang biasa dipanggil Hadi itu, hoax maupun provokasi muncul lantaran kemajuan teknologi tumbuh tanpa dibarengi kedewasaan para penggunanya. Sehingga banyak hoax dan provokasi yang bertebaran. Khususnya di media sosial. Dia menilai, itu bisa membahayakan stabilitas nasional. Untuk itu, dia mengajak seluruh komponen bangsa bekerja sama melawan hoax. ”Saya yakin kita semua memiliki perhatian dan pandangan yang sama terkait perlunya sinergi demi masa depan dan kemajuan NKRI,” terang Hadi di sela agenda coffee morning dengan komunitas telekomunikasi dan informatika di Mabes TNI. Orang nomor satu di tubuh TNI itu mengakui kemajuan teknologi saat ini berjalan sangat cepat dan pesat. Dia berharap besar kerja sama yang dilakukan memaksimalkan sisi positif ketimbang sisi negatif.

Dengan tegas Hadi menyampaikan bahwa dirinya tidak ingin Indonesia malah jadi bermasalah lantaran tidak bisa memaksimalkan potensi dibalik pesatnya perkembangan teknologi. ”Kita tidak menginginkan negara yang begitu kaya ini dikoyak konflik seperti halnya negara-negara lain. Kita juga tentunya tidak ingin sekedar menjadi penonton yang baik dan melihat negara lain yang menikmati kemajuan teknologi,” bebernya.

Alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) 1986 itu menyampaikan bahwa perkembangan teknologi yang terus berlangsung tidak dapat dihindari. Untuk itu, menguasai dan memanfaatkannya sangat penting. ”Apabila kita tidak dapat menguasai teknologi, maka kita hanya akan menjadi bulan-bulanan, menjadi objek, dan tidak dapat meraih keunggulan,” jelasnya. Karena itu, instansinya mengajak semua pihak berkolaborasi.

Dengan demikian, ancaman hoax dan provokasi bisa ditangkal, teknologi juga bisa dikuasai. Di ranah siber, institusi militer tanah air sudah memiliki Satuan Siber TNI. Satuan tersebut berfungsi melindungi seluruh infrastruktur maupun jaringan TNI yang punya sifat kritis. ”Serta untuk memperkuat infrastruktur network centric warfare TNI,” terang Kapuspen TNI Mayjen TNI Sisriadi kepada Jawa Pos.

Khusus untuk menangkal hoax, Sisriadi menyampaikan bahwa Mabes TNI mengandalkan Puspen TNI yang dia pimpin. ”Dengan melaksanakan fungsi opini atau lawan opini,” imbuhnya. Agar semakin kuat, mereka juga menjalin kerja sama dengan instansi pelat merah lainnya. Di antaranya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Semua penangkalan hoax dilakukan sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku. (Jawapos/JPG)