eQuator.co.id – Pontianak-RK. Dalih kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) karena ketidaksengajaan lantaran puntung rokok yang dibuang secara sembarangan. Terlebih jika itu di lahan gambut yang potensi kebakarannya lebih besar.
“Puntung rokok. Karena menurut pengalaman yang sudah-sudah kebiasaan ini yang terjadi,” ungkap anggota DPRD Provinsi Kalbar, Maryono, Rabu (22/3).
Biasanya, tambah dia, karhutla yang disebabkan puntung rokok ini terjadi dilokasi lahan gambut yang berada dipinggir jalan. “Karena kalau cuaca panas seperti sekarang sangat berpotensi karhutla,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Maryono mengimbau seluruh pihak agar lebih berhati-hati serta tidak membuang puntung rokok secara sembarangan. Bahkan dirinya menyebut sekalipun tidak disengaja, namun persoalan ini bisa menimbulkan dampak besar. Karena lahan yang kering akan sangat mudah terbakar.
“Tidak hanya pihak terkait saja dalam mengawasinya, pemilik lahan serta masyarakat sekitar pun diharapkan dapat terus memantau lingkungan terdekatnya. Hal itu penting agar saat terjadi kebakaran sebelum meluas sudah dapat dicegah,” terangnya.
Oleh karena itu, Maryono menegaskan bahwa tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah maupun instansi terkait saja. Ihwal pencegahan maupun penanganan persoalan karhutla di Kalbar.
“Artinya seluruh pihak dan berbagai elemen harus turut serta bahu-membahu melakukan antisipasi karhutla. Karena percuma jika sudah terjadi baru mau bertindak. Ayo kita harus bersama-sama dan berpartisipasi aktif mengantisipasinya,” imbaunya.
Sementara itu, mengenai dampak dari karhutla tentu sangat mengganggu kehidupan masyarakat. Seperti gangguan kesehatan, terbatasnya jarak pandang, kerusakan lingkungan serta berdampak pula dengan kondisi ekonomi Kalbar.
“Tentunya sangat merugikan terutama bagi masyarakat. Baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi,” lugasnya.
Tak hanya itu, upaya pencegahan sebelum terjadi karhutla memang harus dilakukan. Mengingat Kalbar memiliki pengalaman kelam terhadap karhutla. Apalagi banyak daerah yang mengecam persoalan karhutla yang terjadi dan Kalbar menjadi salah satu penyumbang asap cukup besar.
“Apalagi saat ini memasuki musim tanam. Jangan sampai ada yang membakar hutan dan lahan lagi secara sembarangan,” tegasnya.
Selain itu, Maryono menyarankan masing-masing kepala daerah yang memiliki wilayah agar aktif melakukan sosialisasi-sosialisasi terhadap masyarakat maupun perusahaan perkebunan. “Agar dalam membuka lahan tidak dilakukan dengan cara membakar,” ucapnya.
Reporter: Gusnadi
Redaktur: Andry Soe