eQuator.co.id – JAYAPURA-RK. Kabupaten Jayapura dan tanah Papua berduka. Banjir bandang yang terjadi Sabtu malam (16/3) dengan titik terbesar di Sentani menelan puluhan korban jiwa dan luka-luka.
Untuk musibah banjir bandang menurut data yang diperoleh dari Posko Induk di kantor Bupati Jayapura, hingga pukul 21.00 WIT, tercatat 66 orang meninggal dunia dan 105 mengalami luka-luka (data lengkap lihat grafis). Banjir bandang ini juga mengibatkan 4.226 orang mengungsi di beberapa titik di Kabupaten Jayapura, Minggu (17/3).
Jumlah korban akibat banjir bandang ini diprediksi bertambah karena belum semua korban ditemukan. Pencarian juga masih terus dilakukan hingga Minggu (17/3) malam.
Dari pantauan Cenderawasih Pos dan keterangan yang dihimpun dari berbagai sumber menyebutkan, banjir bandang ini memporak porandakan tiga distrik, Sentani Kota, Sentani Barat dan Rafeni Rara. Yang paling parah Distrik Sentani Barat dimana hampir 80 persen lokasi terkena dampak.
Sejumlah kawasan perumahan termasuk fasilitas umum bahkan lapangan terbang dengan tiga pesawat ikut terkena imbas banjir. Tiga pesawat dimana salah satunya milik BNPB ini rusak parah.
Keterangan dari beberapa orang yang menyaksikan kejadian ini mengatakan bahwa sejak sore awan mulai gelap dan terdengar beberapa kali suara gemuruh di ketinggian Cycloop. Di sini disebutkan jika Cycloop memberi tanda yang tak biasa. “Jadi malam setelah hujan deras terdengar suara gemuruh lebih dulu tapi kami tidak menyangka jika akan ada banjir seperti ini dan ternyata malah banjir,” kata Ayub warga Sentani.
Hal ini juga dibenarkan Pdt. Lukas Hamadi yang mendengar banyak cerita dari keluarga istrinya yang tinggal di Sentani. Pdt Lukas juga ikut berduka karena keluarga dari istrinya ada yang meninggal. “Jadi saat hujan pertama ini keluarga saya sempat keluar dan mencari tempat aman di lapangan. Setelah hujan reda mereka kembali ke rumah untuk bersih-bersih,” ungkap Pdt. Lukas di ruang jenazah RS Bhayangkara, Minggu (17/3) siang.
Tak lama hujan kembali turun dan terdengar suara gemuruh. Saat itu keluarganya semua kembali keluar dan sempat meminta almarhum opa Wiem Tapilatu ini ikut keluar tapi nampaknya lambat dan akhirnya banjir menyapu. “Jadi ada suara gemuruh di atas baru hujan besar turun. Opa sudah dipanggil tapi terlambat,” tandasnya.
Sementara itu, di tempat berbeda. Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kol Inf Muhammad Aidi menyebutkan Kodam XVII/Cenderawasih mengerahkan personel dan alutsista membantu bencana alam banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Jayapura.
“Untuk realisasi instruksi Panglima, sejak Minggu dinihari Satuan perbekalan dan angkutan Kodam (Bekang Dam XVI/Cend) telah mendirikan posko bantuan dan dapur umum di Posko Gereja Marthen Luther, Lorong Salatiga , Distrik Sentani sedangkan satu posko pelayanan yang lain didirikan di Mako Yonif R 751/Wira Jaya Sakti,” ucap Aidi.
Dikatakan, masing-masing dapur umum ini dilayani oleh 25 orang prajurit Bekang dengan kapasitas mampu melayani 1000 hingga 3500 orang setiap dapur umum untuk setiap kali waktu makan.
Selain itu, Denzipur 10/KYD Jayapura juga mengerahkan dua Satuan Setingkat Peleton (SST) dipimpin langsung oleh Danden Zipur Mayor Czi Ali Isnaini dengan mengerahkan materil berupa Dozzer D65, 1 unit; Grader GD 511, 1 unit Dumptruk 1 unit, Shop contact mobile 1 unit Alat penjernih air 3 unit, Dando water drilling 1 unit, Truk NPS dua unit, kendaran roda empat jenis OZ 2 unit, tenda pleton 1 set dan Kompor lapangan dua buah.
“Selain materil pendukung tersebut, TNI juga mengerahkan personel dalam rangka membantu evakuasi korban. Sebanyak 6 Satuan Setingkat Kompi (SSK) telah dikerahkan meliputi 4 SSK dari Yonif Raider 514/Sabbada Yudha yang sedang melaksanakan tugas pengamanan perbatasan (Pamtas), dan 2 SSK dari Yonif R 751/WJS,” ungkapnya.
Seluruh kegiatan perbantuan TNI dalam rangka membantu menanggulangi bencana alam banjir bandang Jayapura dikendalikan langsung oleh Danrem 172/VWY Kolonel Inf Jonathan B. Sianipar selaku Komandan Komando Pelaksana Operasi (Dan Kolaks Ops).
Ditambahkan, Kodam juga mendirikan pusat bencana untuk memberikan bantuan pelayanan kesehatan. Dimana tim bergerak dari Markasnya di Rumkit TNI Mrthen Indey Jayapura, Sabtu (16/3) sejak pukul 22.15 WIT 16 Maret 2019 dipimpin langsung oleh Kakesdam XVII/Cen Kolonel ckm dr.Djanuar fitriadi SpB. Sedangkan koordinator lapangan adalah Kepala Rumah Sakit (Karumkit Tk II) Marthen Indey Kol ckm dr Budi SpKJ.
“Tim Kes Kodam mengerahkan 40 orang paramedis dan dokter yang siap memberikan pelayanan kepada korban, dalam pelaksanaan tugasnya Tim Kes didukung lima unit Ambulance dan satu unit ambulance jenazah, Serta sejumlah peralatan Kesehatan dan obat-obatan yang dibutuhkan,” pungkasnya. (Jawapos/JPG)