Ancam Warga Non Papua Angkat Kaki dari Nduga

Bakar Alat Berat PT Istaka Karya, teror Separatis Meningkat

Ilustrasi.NET

eQuator.co.id – JAKARTA-RK. Intensitas aksi kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Nduga, Papua, meningkat. Rabu malam (27/2) KKSB diduga melakukan pembakaran alat berat milik PT Istaka Karya di Kampung Yal, Distrik Yal. Sempat terjadi baku tembak antara KKSB dengan kepolisian.

Kabidhumas Polri Kombespol A. M. Kamal menjelaskan, awalnya ada beberapa tembakan dari sekitar alat berat tersebut. Tidak lama, alat berat itu terlihat terbakar. ”Kemungkinan dibakar oleh kelompok tersebut,” ujarnya.

Akhirnya, pasukan Brimob melakukan penyisiran di lokasi tersebut. Ternyata, kelompok itu melakukan tembakan ke arah petugas  sekitar pukul 23.30. Tembakan tersebut tidak melukai petugas, namun tembakan balasan diberikan. ”Akhirnya, kami menyisir lokasi asal tembakan dan menggeledah sejumlah rumah yang diduga menjadi tempat persembunyian,”paparnya.

Penyisiran masih terus dilakukan petugas. Yang pasti, tidak ada korban dari petugas kepolisian. ”Kami masih mengejar mereka, belum ditemukan,” papar polisi dengan tiga melati di pundaknya tersebut.

Dalam keterangan resminya, TPNPB-OPM mengklaim telah melakukan serangan berulang kali terhadap TNI dan Polisi. Baku tembak terjadi sejak Selasa (26/2) hingga Rabu (27/2). Panglima Komando Daerah Pertahanan (Kodap) III Ekianus Kogeya  menuturkan, serangan dilakukan beberapa kali. ”Saat pagi hari hingga malam hari,” tuturnya.

Untuk serangan saat malam terjadi di Distrik Yal dan Nitkuri. Serangan tersebut berlangsung hingga tengah malam. ”Kami tidak mengetahui berapa jumlah korban di TNI dan Polisi,” tutur lelaki yang menyebut dirinya berpangkat Brigjen.

Dia menjelaskan, serangan tersebut merupakan peringatan terhadap TNI dan Polisi, serta masyarakat non Papua. ”Bagi TNI dan Polri ini peringatan untuk segera turunkan bendera di setiap Pos yang ada di tanah adat Ndugama,” tuturnya.

Untuk masyarakat non Papua, lanjutnya, serangan tersebut merupakan peringatan agar segera angkat kaki dari Kabupaten Nduga. Kalau tidak kami serang kembali,” ujarnya.

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi membantah seluruh keterangan yang disampaikan oleh Ekianus. Menurut dia informasi itu sama sekali tidak benar. ”Bahwa info tentang kontak tembak tersebut adalah hoax dan tidak mendasar,” ungkap dia kemarin.

Aidi menyebutkan, informasi yang diterima oleh instansinya KKSB memang kembali berulah di Nduga. Namun, sama sekali tidak ada kontak tembak antara kelompok separatis itu dengan aparat keamanan. Baik TNI maupun Polri. ”Fakta yang sebenarnya adalah bahwa sekitar pukul 14.40 WIT pada 26 Februari 2019 bertempat di Kampung Yal, Distrik Yal, Kabupaten Nduga gerombolan separtis pimpinan Egianus Kogoya membakar satu unit excavator milik PT Istaka Karya,” beber perwira menengah TNI AD itu.

Berdasar laporan yang diterima oleh Kodam XVII/Cendrawasih, saat kelompok itu beraksi. Mereka memang melepaskan dua tembakan. Hanya tidak sampai melukai aparat keamanan yang bertugas di sana. ”Apalagi sampai jatuh korban,” imbuh Aidi. Menurut dia, KKSB sengaja melempar isu tersebut untuk meresahkan masyarakat. Juga untuk mempengaruhi petugas lantaran mereka sudah dalam keadaan terdesak.

Bahkan, kelompok itu juga disebut Aidi sudah kekurangan bahan makanan. Sehingga terus berulah untuk menakuti masyarakat. Tujuannya, sambung Aidi, untuk mengintimidasi. ”KKSB selalu menggunakan rakyat sebagai tameng dengan cara mengintimidasi rakyat dan memaksa untuk mengungsi,” ungkap dia. Lebih dari itu, dia menyatakan bahwa KKSB tidak terus-menerus berusaha memutarbalik fakta.

Saat ini, aparat keamanan sudah berada di semua kampung yang ada di Nduga. Mereka di sana untuk memastikan masyarakat aman. Sehingga tidak ada lagi yang mengungsi ke hutan. ”Rakyat yang kembali ke kampung pasca terjadinya pembantaian terhadap puluhan karyawan PT Istaka Karya pada 2 Desember 2018 lalu telah mendapatkan perlindungan dan bantuan bahan makanan,” terang Aidi.

Terkait ultimatum yang sempat disampaikan oleh KKSB, Aidi tegas menyatakan bahwa Nduga merupakan salah satu daerah yang masuk dalam teritori Indonesia. Untuk itu, pihaknya tidak akan mengindahkan ultimatum tersebut. ”NKRI tidak akan mundur apalagi tunduk hanya karena adanya ultimatum dari kelompok gerombolan separatis,” tegasnya. TNI dan Polri memastikan seluruh masyarakat di Nduga terlindungi.

Aidi juga menyampaikan bahwa semua program pembangunan yang sudah disusun dan direncanakan pemerinta di Papua tetap berlanjut. Termasuk di antaranya pembangunan Jalan Trans Papua yang melewati Nduga. ”Untuk menjamin kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” imbuhnya.

Itu juga berlaku di Nduga. Meski pun rawan, TNI memastikan mereka tidak akan mundur. ”TNI akan menambah pasukan,” tegasnya. (Jawa Pos/JPG)