eQuator.co.id – Periode 2030-2045 Indonesia akan menghadapi bonus demografi. Jumlah angkatan kerjanya sangat melimpah. Jika periode itu tidak dipersiapkan dari awal, maka bonus demografi hanya akan melahirkan penganggur.
Saat ini penduduk Indonesia didominasi generasi milenial. Mereka akan memiliki persaingan yang ketat dalam menghadapi dunia kerja. Jika tidak kreatif, akan tergilas. Untuk itu, Menristekdikti Mohamad Nasir meminta para peneliti untuk menciptakan inovasi yang dapat bermanfaat bagi kalangan milenial. Sebab, diperkirakan hingga 30 tahun ke depan, Indonesia akan didominiasi oleh generasi milenial.
“50 persen penduduk dunia saat ini berada di bawah usia 30 tahun. Bagaimana persepsi kalangan milenial melihat dunia?” tutur Mohamad Nasir dalam keterangan tertulisnya yang diterima JawaPos.com, Jumat (22/2). Pandangan Mohamad Nasir ini disampaikannya saat membuka Forum Kelitbangan 2019 di Kabupaten Badung, Bali, Kamis (21/2).
Bicara soal generasi milenial, mantan dosen Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu berpendapat, generasi milenial membutuhkan lapangan kerja yang sesuai dengan inovasi di masa depan.
Milenial dipastikan menghadapi persaingan pekerjaan yang lebih ketat dibandingkan saat ini. Apabila Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Lemlitbang) dan Balitbangda di Indonesia tidak mampu menciptakan inovasi, maka akan ada penganggur yang tinggi pada 10 tahun ke depan. “Kalau tidak diantisipasi dengan seksama,” katanya.
“Bonus demografi harus dimanfaatkan dengan baik, dimana pada 2031 sampai 2045, angkatan kerjanya Indonesia semakin lebih besar daripada usia anak dan tua,” sambung Nasir.
Dia menuturkan, inovasi yang dapat dimanfaatkan kalangan milenial saat ini sudah mulai menggerakkan perekonomian Indonesia, seperti inovasi yang dilakukan para Unicorn. Sebut saja Gojek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka.
Sementara itu, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menyatakan dirinya sudah mempersiapkan kalangan milenial untuk banyak belajar dari inovasi di luar negeri.
“Anak kami, kami berikan beasiswa hingga ke luar negeri. Ada yang kuliah di Belanda, di Inggris, di Australia. Harapan kami, setelah selesai pendidikan, mereka kembali ke Badung ini. Sumber daya manusia inilah yang akan meningkatkan peluang (bagi Badung),” kata dia.
Bupati Nyoman Giri menyatakan dia berupaya untuk selalu menggunakan inovasi dalam pembangunan di Badung. “Jujur kami tidak akan pernah keluar dari peran teknologi, sesuai pesan Bapak Menteri. Kami ingat betul, Bapak pernah menyatakan jangan sampai kita lawan teknologi. Jika kita melawan teknologi, kita akan tergilas,” tegasnya.
Bupati Badung memberikan contoh perbaikan terowongan irigasi bagi pertanian di Badung. Selain menerapkan inovasi dalam perbaikan infrastruktur, dia juga sudah menerapkan teknologi informasi dalam mengelola Kabupaten Badung melalui Badung Command Center dan Badung Data Center. (JawaPos.com/JPG)