eQuator.co.id – Pontianak-RK. Sejumlah komunitas di Kota Pontianak berkumpul dalam kegiatan persiapan Pesona Kulminasi Matahari 2019 di Hotel Mahkota, Selasa (12/2). Kegiatan ini bertujuan untuk berbagi ide mengenai kegiatan apa yang bisa ditampilkan saat momen titik kulminasi pada 21-23 Maret 2019 nanti.
Penggagas kegiatan, Muhammad Syafril mengatakan, event titik kulminasi nanti butuh sebuah pra-event. Tujuan pra-event, rencananya diadakan 19 Maret adalah sebagai gimmick. “Sebagai permulaan untuk kegiatan utamanya nanti,” tukasnya di hadapan peserta.
Pihaknya telah menyurati dinas terkait untuk meminta seluruh pemilik warung kopi di area Jalan Gajah Mada untuk menghias Warkopnya dengan ornamen khas Kota Pontianak.
“Pra-event rencananya akan dipusatkan di area Jalan Gajah Mada, terutama area Hotel Orchardz. Untuk hiasan pada warkop, bebas saja. Asal mencerminkan khas Pontianak. Misalnya kain corak insang dan lainnya,” jelasnya.
Pria yang akrab disapa Om Pink ini juga meminta kepada seluruh peserta untuk viralkan kegiatan tersebut lewat akun media sosial masing-masing. “Minimal seperti itu,” tuturnya.
Dalam pra-event tersebut, salah satu kegiatan yang akan dilaksanakan adalah flash mob dancing. Melibatkan seluruh komunitas yang ada. Tujuannya, untuk menarik perhatian masyarakat yang melewati Jalan Gajah Mada. Karena pihaknya berkeinginan mengisi kegiatan pra-event dengan kegiatan yang berseni. “Flash mob dance bisa menjadi alternatif. Dipusatkan di depan Hotel Orchardz dan kalu bisa, Hotel Neo. Kita tidak mungkin mengadakan di tengah jalan. Bisa mengganggu jalan nantinya,” terangnya.
Flash mob ini akan divideokan dan disebar secara live. “Akan kita viralkan kegiatan tersebut,” ujarnya.
Pada hari kedua, direncanakan ada kegiatan berbagi kopi pancong gratis. Tujuannya adalah menarik perhatian warga. Warga pasti akan heran, kenapa ada kopi pancong gratis?
“Nah, nantinya akan diarahkan bahwa ada kegiatan titik kulminasi di Tugu Khatulistiwa. Kopi pancong juga merupakan khas Pontianak, tidak ada di kota lain,” tuturnya.
Dalam kegiatan tersebut, para peserta mengajukan berbagai usul. Salah satunya dari Generasi Berencana (Genre), Alda. Dia mengajukan usul untuk membuat kegiatan kapal budaya.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberi edukasi kepada warga Pontianak mengenai situasi terkini dengan media kapal. Misalnya strategi menangkal radikalisme dan lainnya,” jelas Alda yang mendapat sambutan positif dari Syafril.
Ditemui usai memberi paparan kegiatan, Syafril menjelaskan mengapa memilih Orchardz sebagai lokasi untuk pra-event pada 19 Maret nanti. Karaena kawasan di sana bisa dikatakan center of the city. Tempat berkumpulnya orang-orang. “Gajah Mada juga merupakan tempat yang paling memungkinkan untuk menarik perhatian banyak orang,” jelas Syafril di depan awak media.
Dilihat dari sisi sudut pandang, kawasan depan Hotel Orchardz memiliki ruang yang cukup besar. Dengan pertimbangan itu, ia yakin kegiatan yang akan ia lakukan bisa mendapat perhatian khalayak.
“Kawasan itu bisa digunakan untuk mengumumkan mengenai kegiatan titik kulminasi 21-23 Maret. Selain itu, kami juga meminta setiap warkop untuk berhias dengan tema Pontianak,” tuturnya.
Ia mengatakan, kegiatan ini akan menjadi sebuah momen menjadikan Kota Pontianak bisa bergerak secara nasional.
Apalagi pihaknya akan berkoordinasi dengan berbagai relawan dan komunitas di 33 kota se Indonesia. “Dengan kerja sama yang baik, saya yakin Pontianak bisa,” tutup Syafril.
Laporan: Bangun Subekti
Editor: Arman Hairiadi