Hampir semua orang pasti sudah tau cangkok hati yang sudah dilakukan Dahlan Iskan. Ya, operasi itu sangat beresiko. Nyawa taruhannya. Tetapi Dahlan berhasil melewati masa-masa kritis itu.
Abdul Halikurrahman, Surabaya
eQuator.co.id – TANPA terasa sudah 12 tahun berlalu. Dahlan hidup dengan organ hati hasil operasi pencangkokan. Operasi dijalaninya di Rumah Sakit Tianjin, Cina.
Di momen ulang tahun DI’s Way pertama. 9 Februari 2019 di lapangan basket DBL Academiy, Surabaya. Dahlan bercerita banyak tentang orang-orang yang berjasa terhadap hidupnya.
Terutama saat ia bertaruh nyawa berjuang di meja operasi. Untuk cangkok hati. Sosok Melinda merupakan satu diantara orang yang begitu dia kenang.
Melinda merupakan pengusaha ternama di negeri ini. Saat ulang tahun DI’s Way kemarin, Melinda datang agak terlambat. Namun, begitu datang, Dahlan langsung menyuruhnya naik panggung.
Dahlan tak henti-henti mengucapkan terima kasih kepada wanita parubaya berkulit putih tersebut. Menggunakan bahasa Mandarin. “Xie xie,” ucap Dahlan berkali-kali sembari menepuk bahu Melinda.
Melinda ini juga yang menunggu Dahlan selama operasi hati. 12 tahun lalu. Tanpa diminta tolong, Melinda datang bersama suaminya. Meninggalkan semua bisnisnya. Selama satu minggu. “Dan tinggal di rumah sakit di Tienjin,” ceritanya.
Untuk mendapat donor hati bukan hal mudah. Sang pendonor menjadi ‘rebutan’. Apalagi di rumah sakit Tianjin. Ramai yang mendambakannya.
Namun, atas kehendak tuhan, saat itu Dahlan tiba-tiba mendapat kabar. Bahwa ada seorang pemuda laki-laki di Tianjin meninggal dunia. Keluarganya bersedia mendonorkan hatinya.
Umur pendonor itu 22 tahun. Kebetulan hatinya masih sangat bagus: sehat dan tidak berpenyakit. Cocok untuk dipasangkan dengannya.
“Karena di sana ‘perebutan’ luar biasa. Nah, supaya itu tidak jatuh ke tangan orang lain, ibu Melinda ini lah yang jaga dengan segala cara beliau. Dan akhirnya hati itu berhasil dipasang ke saya,” kisahnya.
Tak hanya sampai di situ kebaikan Melinda yang dikenang Dahlan. Ternyata Melinda juga menyiapkan uang untuk membantu biaya operasi cangkok hati itu yang tentu super mahal. Namun Dahlan menolak bantuan materil tersebut. Sebab, seluruh biaya rumah sakit sudah dia bayar. Akhirnya, uang itu dibelikan Melinda apartemen di sana.
“Sekarang harganya sudah 15 kali lipat. Itu lah kalau orang berbuat baik yang iklas. Tuhan yang akan membalasnya,” katanya sembari bercanda.
Dikesempatan hari ulang tahun pertama DI’s Way itu, Dahlan pun bertanya langsung ke Melinda. Soal kebaikan yang begitu tulus diberikan kepadanya.
“Kenapa anda saat itu sampai meninggalkan bisnis selama satu minggu. Untuk menunggui saya tanpa saya tau,” tanya Dahlan, yang disertai tepuk tangan ribuan orang yang hadir di lapangan basket DBL Academiy, Surabaya, tersebut.
Melinda menjawab, “Itu lah jodoh. Saya pribadi dengan pak Dahlan ada kontek batin. Jangan bilang-bilang. Ini rahasia.”
Dahlan pun tertawa terbahak-bahak dengan guyonan itu. “Ini stand up komedi beneran,” timpal Dahlan.
Melinda mengatakan, secara pribadi dia sangat simpatik sekali dengan sosok Dahlan. Menurutnya, sahabatnya itu adalah pribadi yang kuat, pejuang yang hebat.
“Saya sudah kenal lama dengan Dahlan Iskan. Tapi yang saya bersyukur, onderdil sudah diganti, dan pak Dahlan lebih muda dari pada saya sekarang,” gurau Melinda.
Selain Melinda, ada pulak sosok pengusaha kaya raya bernama Setiadi yang membuat Dahlan terharu. Bahkan, saat Dahlan menceritakan kebaikan Setiadi dia tak kuasa meneteskan air mata.
“Ini teman lama saya di Surabaya. Pemilik Atlantis Land. Waktu saya operasi, beliau selalu tanya udah mulai belum operasinya. Beliau terus kontak ke anak saya,” ungkap Dahlan.
Kenapa? Rupanya di Surabaya Setiadi mengumpulkan 1000 orang umat Budha. Khusus untuk mendokan Dahlan yang sedang melangsungkan operasi cangkok hati di Tianjin kala itu.
“Dan doa itu ketika operasi dimulai. Dan diakhiri sebelum operasi selesai. Makasih pak,” ucap Dahlan dengan suara bergetar.
Belakangan Dahlan baru tahu, saat doa itu digelar oleh Setiadi bersama ribuan umat Budha di sebuah Vihara Surabaya, lilin yang dihidupkan hampir padam. Namun kekuatan doa tersebut berhasil membuat api lilin bertahan dan tak jadi mati. Setelah itu, Setiadi mendapat kabar bahwa operasi cangkok hati Dahlan telah selesai.
Dikesempatan itu, Dahlan pun meminta Setiadi bercerita sedikit. Setiadi mengatakan ia sudah lama mengennal Dahlan. Baginya, Dahlan adalah sang idola. Dari muda Dahlan sudah menjadi gurunya. “Gak mungkin kalau ada masalah tidak saya bantu. Kalau pak Dahlan terharu saya lebih terharu juga,” tutur Setiadi.
Selain dua orang sahabat itu, sosok istri menjadi penopang kuat bagi Dahlan melewati masa-masa sulit berjuang melawan penyakit. “Hero saya adalah istri saya,” sebut Dahlan. (*/bersambung)
Editor: Arman Hairiadi