eQuator.co.id – PUTUSSIBAU-RK. Tengkawang merupakan hasil hutan yang menjadi maskot Kalbar dengan memiliki aneka ragam manfaat.
Harga buah yang sempat berjaya puluhan tahun lalu ini secara perlahan mulai meredup, bahkan sekarang hampir tidak dibeli.
Tengkawang merupakan salah satu sumber penghasil minyak, bahan kosmetik dan lainnya yang berkualitas. Kapuas Hulu salah satu daerah penghasil buah Tengkawang. Saat ini tengah memasuki musimnya.
Kendati belum terlalu diminati para pembeli, masyarakat tetap mengumpulkan buah tengkawang. “Kalau punya saya yang sudah di kumpul itu sekitar 1 ton,” ungkap Darius, warga Kecamatan Bika, Rabu (6/2).
Dia berharap ada pembeli tengkawang. Paling tidak bisa membantu meningkatkan ekonomi masyarakat saat ini. Karena musim tengkawang tahun ini lumayan banyak.
“Tengkawang ini buah musiman yang berbuah sekitar 3 tahun sekali. Dalam satu pokok bisa menghasilkan buah tengkawang sekitar 500 kilo sampai satu ton,” tuturnya.
Warga lainnya, Yosep mengatakan nilai jual tengkawang hanya dihargai sekitar Rp1.500 per kilogramnya. Itupun pengepulnya sangat jarang. “Saat ini buah berlimpah sementara minim pembelinya, kami kesulitan sebab khawatir buahnya akan busuk,” ucapnya.
Ia menjelaskan, agar tengkawang mampu bertahan lama, maka perlu diolah sedemikian rupa. Setelah dikumpul dari pohon, dikupas dan dilakukan pengasaman dalam jangka waktu tertentu.
“Setelah diasap biasanya tahan 2-3 bulanan,” jelas Yosef.
Sementara itu, pengepul tengkawang Desa Sungai Uluk, Kecamatan Putussibau Selatan, Yak mengaku dirinya memang membatasi pembelian. Karena saat ini kurang diminati di pasaran. “Saya membatasi pembelian hanya 10 ton saja,” kata dia.
Karena belum adanya pembeli, kata Yak akhirnya tengkawang dijadikan untuk pakan ikan konsumsi seperti ikan patin, nila dan lainnya. (dRe)