Melihat Perjuangan IOF Kalbar Memberikan Pelayanan Kesehatan Gratis

JEMBATAN DARURAT. Tim IOF Kalbar melewati medan yang rumit sehingga harus membuat jembatan darurat untuk menuju Desa Suti Semarang—IOF Kalbar for RK

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Indonesia Offroad Federation (IOF) adalah sebuah organisasi di Indonesia yang mewadahi para penggemar kegiatan offroad, kompetisi, rekreasi dan sosial kemasyarakatan. Belum lama ini, IOF Kalbar juga sudah melakukan aksi sosial kemasyarakatan di Desa Suti Semarang, Kecamatan Suti Semarang, Kabupaten Bengkayang.

Yang dikemas dalam pemeriksaan USG bagi ibu-ibu hamil, para ibu yang mengalami permasalahan dalam rahim atau kandungannya. Pemeriksaan kesehatan secara gratis itu dilakukan oleh dr. Made Arsana Sp.Og yang ditemani sang istrinya. dr. Made juga dibantu seorang perawat atas nama Iwan yang langsung menangani puluhan warga saat berdatangan ke Balai Desa Suti Semarang, tempat bakti sosial dilaksanakan.

Hingga sampai selesai, kegiatan bakti sosial ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Walaupun waktunya sedikit.

Hal itu karena waktu banyak terbuang dalam perjalanan menuju ke Desa Suti Semarang. Mulai dari Bengkayang melewati Desa Sensiap, Senyawah, Selungki, Kiong, Buratas, Mereseng, Bungkang, Semanga dan Sebaloh.

“Kami harus berjibaku bahkan harus membuat jembatan darurat,” cerita Bruder Stephanus Paiman OFM Cap, salah seorang Penasehat IOF Kalbar kepada Rakyat Kalbar, Rabu (6/2).

Demikian halnya dengan tim IOF yang memulai perjalanan dari Ngabang, Kabupaten Landak. Perjalanan dimulai dari simpang Mungguk, Sengkruh, Mu’um, Anekanyar, Semaro, Unse Rayatn, Tandi, Jangkor dan Desa Parek. “Beberapa akses untuk menuju Desa Suti Semarang, tim harus melewati ruas jalan seperti kubangan kerbau. Bahkan harus menyeberangi dua sungai yang berarus deras saat hujan,” kisahnya lagi.

Meski demikian, kata Ketua Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak (FRKP) & JPIC Cap ini, semua rintangan yang dilalui tidak menyurutkan niat baik para offroader. “Kami dapat melihat langsung situasi masyarakat dan infrastruktur jalan di sana. Maka pengalaman ini nantinya dapat kami sampaikan kepada pemerintah. Baik di daerah maupun di pusat,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Stephanus juga memohon maaf kepada masyarakat, karena jalan yang sudah hancur seperti kubangan kerbau itu menjadi semakin hancur setelah dilalui kendaraan para offroader.

“Sepanjang perjalanan, kami melihat kondisi infrasruktur jalan yang hancur. Sehingga saya mengatakan bahwa masyarakat belum mendapatkan rasa adil walau Indonesia sudah 74 tahun merdeka. Hasil pertanian andalan warga adalah lada dan karet serta padi yang hanya untuk kebutuhan rumah tanga. Semoga ini menjadi titik awal untuk pembangunan infrastruktur jalan di sana,” ujarnya.

Untuk diketahui, tim medis berangkat dari Pontianak sejak Kamis 31 Januari melalui Ngabang. Tiba di Desa Suti Semarang pada Jumat sore. Sedangkan tim inti IOF Kalbar berangkat pada Jumat 1 Februari dari Polda Kalbar dan dilepas oleh Waka Polda Kalbar menuju Bengkayang. Kembali ke Pontianak, pada 4 Februari subuh. Melalui jalur Ngabang.

Dalam perjalanan pulang, tim sempat mampir di Desa Parek. Tim IOF diambut oleh Kepala Desa Parek, Lorensius. Dalam kesempatan itu, Lorensius sangat menyambut baik kegiatan bakti sosial ini. Ia berharap agar kedepannya dapat dilaksanakan kegiatan serupa di Desa Parek yang menaungi beberapa dusun. “Mungkin kedepannya IOF dapat melaksanakannya lagi. Misalnya dengan sunatan massal dan diikuti pengobatan serta pemeriksaan USG,” harapnya.

Namun, kata dia, harus bisa memprediksikan kondisi cuaca. “Kalau bisa jangan musim hujan, karena akses ke lokasi susah,” sambungnya. (oxa)