Kecanggihan elektronik yang ada saat ini tak disia-siakan SMK Telkom Banjarbaru untuk menemukan terobosan baru. Mereka berhasil mengonversi mikroskop analog menjadi digital. Di mana pengamatan objek bisa langsung dianalisis lewat layar komputer.
SUTRISNO, Banjarbaru
eQuator.co.id – Jumat (1/2) kemarin dua siswa SMK Telkom Banjarbaru, Nur Alfi Shafira, 18, dan Beny Alpohon Tondang, 18, yang turut berperan dalam penemuan tersebut memperlihatkan cara kerja mikroskop digital yang diberi nama Smart Mikroskop itu.
Siswa dan siswi kelas XII tersebut tampak meletakkan objek seekor semut di meja mikroskop. Lalu mereka mengotak-atik komputer. Tak lama kemudian penampakan semut muncul di layar komputer.
“Ini semut yang ada di mikroskop. Bisa kita lihat tanpa harus mengintip lensa mikroskop,” kata Nur Alfi Shafira, sambil menunjuk layar komputer.
Dia mengungkapkan, dengan munculnya objek di layar komputer. Maka untuk mengamatinya tak perlu lagi bergantian menggunakan mikroskop. “Kalau pakai mikroskop analog kita harus bergantian untuk mengamati. Itu akan memakan waktu cukup lama. Kalau objek di layar, kita bisa langsung bersama-sama menganalisanya,” ungkapnya.
Sementara itu, Rahman Fachriansya selaku guru pembimbing mereka, mengungkapkan tercetusnya ide perakitan Smart Mikroskop berawal dari mangkraknya mikroskop di laboratorium SMK Telkom Banjarbaru. “Mikroskop tak lagi digunakan, karena setelah kurikulum 13. Di sini tidak ada lagi mata pelajaran Biologi. Untuk itu, kami terpikir untuk memanfaatkannya lagi,” ungkapnya.
Untuk mengubah mikroskop analog menjadi digital, mereka menggunakan peralatan cukup sederhana. Yaitu, mikroskop, webcam dan kabel data. “Webcam dipasang di lensa mikroskop untuk bisa memperlihatkan objek di layar komputer,” ujar Widdi Hermawan yang juga sebagai guru pembimbing dalam penemuan itu.
Selain dapat dilihat di layar komputer, dia menyebut bahwa objek juga bisa dijadikan video ataupun foto. “Kalau kita pakai mikroskop analog hanya bisa mengamatinya saja,” tuturnya.
Pengubahan mikroskop dari analog ke digital sendiri perlu waktu selama 10 hari. Selain Rahman Fachriansya dan Widdi Hermawan, kegiatan itu juga dimotori oleh guru SMK Telkom lainnya. Seperti, Arafat, Sukma Indra dan A Taufiq.
Kepala Sekolah SMK Telkom Banjarbaru Eko Suhartono menyampaikan, penemuan mikroskop digital merupakan terobosan yang luar bisa. Lantaran menjadi yang pertama bagi mereka. “Penemuan ini akan terus dikembangkan, melalui software yang sedang dikembangkan,” ujarnya.
Dia memaparkan, selain untuk melihat objek di layar komputer. Mikroskop digital juga dapat mengukur panjang, diameter dan jumlah objek yang diamati. “Dengan demikian, mikroskop ini dapat dimanfaatkan oleh laboratorium klinik. Guna menghitung jumlah eritrosit, leukosit, trombosit dan lain-lain secara cepat,” paparnya.
Lanjutnya, dalam waktu dekat mereka akan melaksanakan workshop gratis untuk para guru IPA setingkat SMP dalam penggunaan mikroskop digital tersebut. “Namun penyempurnaan alat ini akan terus dilakukan agar didapatkan akurasi dan validasi yang lebih baik,” ujarnya.
Ditanya, apakah ada rencana memperkenalkan ke tingkat nasional dengan mengikuti lomba karya ilmiah. Dia mengaku rencana itu pasti ada. Namun, pihaknya masih fokus untuk mengembangkannya terlebih dahulu. (*/Radar Banjarmasin)