eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Pelatihan Mendongeng bercerita dengan cinta menanamkan akhlaq mulia bersama Kak Iman Surahman yang dilaksanakan Selasa, 5 Februari 2019 di Aula Dinas Walikota Pontianak.
“Dongeng itu budaya tutur tertua asli indonesia, bahkan ini budaya islam. Karena Al-quran itu lebih dari 50% isinya kisah. Dengan dongeng, sejarah islam, sejarah bangsa tersampaikan hingga generasi sekarang,” kata CEO Sinergi Mulia, Awaludin Rajab saat menceritakan kepada media, Rabu (23/1).
Budaya dongeng, dijelaskannya, bercerita mulai luntur di keluarga indonesia. para ibu yang bekerja nyaris tak punya waktu, ibu-ibu yang tidak bekerja pun sudah tidak terlalu paham caranya bercerita.
“Sehingga anak-anak sekarang tidak lagi diantar tidur dengan cerita, kisah motivasi, kisah keteladanan, dan lain-lain,” jelasnya.
Dilanjutkan dia, semua tergantikan oleh gadget, interaksi anak dan orang tua tak lagi intens, bahkan yang menyedihkan.
Kemudian, guru-guru pun tak lagi mampu berkisah dengan baik kepada murid-muridnya. “padahal melalui dongeng ini merupakan sarana efektif menyampaikan pesan-pesan syarat makna kepada anak, kepada murid, bahkan orang tua pun amat senang jika suatu hal disampaikan dengan cerita,” ujarnya.
“saya dan teman-teman di Mulia Hati melalui program edukasi alternatif, berupaya mengembalikan tradisi tutur ini menjadi budaya indonesia, khususnya di Kalbar,” ungkapnya.
Menurutnya, sejak tahun 2013 sudah 5 kali mengadakan safari dongeng di Pontianak, bahkan 2013 bersama Pamtas dari Yonif 123/Rajawali dari Sibolga. “kami bersama 11 pendongeng nasional safari dongeng sepanjang perbatasan indonesia – Malaysia dari Sajingan sampai Nanga Badau,” ungkapnya.
Setiap aksi dongeng kami di sekolah-sekolah, ia mengatakam, terlihat ada rasa haus akan metode belajar yang menarik, menyenangkan dan sepertinya tidak lagi banyak guru yang bisa menghadirkan di masa sekarang.
Pelatihan mendongeng ini, harapannya bisa menjadi stimulus peningkatan skill guru, sehingga nantinya materi pelajaran bisa disampaikan dengan menyenangkan melalui cerita atau menjadi media penyegar suasana di saat murid mulai lelah menerima pelajaran.
“bagi orang tua, semoga ini menjadi saran perbaikan kualitas komunikasi dan hubungan orang tua dan anak, sehingga tumbuh pula minat baca dan haus pengetahuan dari anak-anaknya,” pesannya. (zai)