Prabowo Disambut Teriakan Presiden

Pidato Kebangsaan di JCC

Prabowo Subianto.JPNN

eQuator.co.id – Jakarta-RK. Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato kebangsaan “Indonesia Menang” di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (14/1) malam. Prabowo datang disambut teriakan ‘Presiden’.

“Prabowo presiden, Prabowo presiden, Prabowo presiden,” teriak para pendukung di lokasi.
Prabowo tiba sekira pukul 19.20 WIB. Prabowo bersama pendampingnya, Sandiaga Uno, memasuki plenary hall JCC, bersama Ketua Umum Partai Demokrat juga Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono; Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan; petinggi PKS, Hidayat Nur Wahid; pendiri PAN, Amien Rais; politikus muda Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan beberapa tokoh lain.
Presiden PKS Ahmad Heryawan, Salim Assegaf, Hidayat Nur Wahid, Fery Mursyidan Baldan, Djoko Santoso, Ferdinand Hutahaean, Said Didu, Fahira Idris dan tokoh nasional lainnya sudah terlebih dulu datang.
Ribuan pendukung Prabowo-Sandiaga memenuhi plenary hall sejak pukul 18.00 WIB. Sandiaga Uno membuka orasi dengan memperkenalkan Prabowo. Prabowo dan Sandi kompak memakai setelan jas hitam, kemeja putih dengan dasi merah.

Secara garis besar, ada lima hal yang akan diperjuangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno setelah memenangkan Pilpres 2019 untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dan bangsa pemenang yang kokoh. Penjelasan mengenai hal ini menjadi satu di antara beberapa materi yang disampaikan Prabowo dalam Pidato Kebangsaan “Indonesia Menang”.
Pertama, reorientasi pembangunan dan pengelolaan Republik Indonesia. Reorientasi adalah mengubah arah dari yang tidak benar ke arah yang benar, yang membela kepentingan bangsa indonesia
Reorientasi pembangunan dan pengelolaan republik diperlukan karena bangsa yang kokoh hanya bisa diwujudkan bila negara tersebut bisa swasembada pangan.
“Kita harus mampu untuk mengatur sehingga rakyat bisa memperoduksi pangannya sendiri dan seluruh rakyat bisa makan dengan baik di seluruh idnoensia. Tidak ada yang boleh kelaparan di republik yang kita cintai,” ujar Prabowo dengan menggebu-gebu.
Kedua, menurut Prabowo, sebuah negara hanya bisa kokoh kalau negara melakukan swasembada energi dan bahan bakar. Indonesia harus bisa hasilkan sumber energi dari dalam negeri. Bahkan, ungkapnya, pemerintahan Joko Widodo sendiri meramalkan bangsa Indonesia bisa 100 persen mengimpor bahan bakar jika tidak ada tindakan konkret sedini mungkin.
Ketiga, Indonesia harus swasembada air. Dia jelaskan, Perserikatan Bangsa-Bangsa pun meramalkan seluruh bumi mengalami krisis air pada tahun 2025.
“Di Indonesia sudah ada kesulitan air bersih. Di Sragen, satu jam dari Solo, sudah krisis air,” ungkapnya.
Keempat, negara yang kokoh harus memiliki lembaga-lembaga pemerintahan yang kuat, bersih, berintegritas. Indonesia memerlukan hakim-hakim yang unggul dan jujur, jaksa yang unggul dan jujur, polisi yang unggul dan jujur. Dan juga aparat intelijen yang unggul dan setia kepada bangsa dan rakyat.
“Intelijen itu jangan intelin mantan presiden Republik Indonesia, mantan Ketua MPR RI, jangan intelin anak proklamator kita, jangan intelin mantan Panglima TNI, jangan intelin ulama-ulama besar. Kalau mau intelin mantan Pangkostrad enggak apa-apa,” sindir Prabowo yang pernah menjabat Panglima Kostrad pada 1998.
Kelima, Prabowo tegaskan bahwa negara yang kokoh membutuhkan angkatan perang yang unggul. Tentara yang kuat, setia kepada rakyat dan bangsa Indonesia. “Tentara yang tidak kalah dibanding dengan negara-negara terbaik di dunia,” tegasnya.
Meski begitu, Prabowo memastikan bahwa pemerintahannya tidak akan mencari-cari musuh di luar negeri. Pemerintahannya akan meneruskan prinsip hubungan luar negeri yang dijalankan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama 2004-2014. “Seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak. Tapi, kalau kita lemah, biasanya kita diinjak-injak,” tegasnya. (rmol/JPG)