eQuator.co.id – Pontianak-RK. Kesal dengan pembangunan SMA Negeri 2 yang tak kunjung selesai, beberapa perwakilan masyarakat Desa Taduk Dampak, Kecamatan Belitang Hulu, Kabupaten Sekadau mengadukan ihwal mengkraknya pembangunan sekolah tersebut ke DPRD Provinsi Kalbar.
“Kita ingin gedung SMA itu bisa selesai dan bisa dipergunakan sebagaimana mestinya. Karena kami ingin kalau gedung itu selesai bisa meningkatkan SDM kami,” ujar salah seorang perwakilan masyarakat, Januardikdo.
Tak hanya itu, pria yang akrab disapa Jalo ini menyebut bahwa pembangunan SMA tersebut sudah berjalan sejak tiga tahun terakhir. Ironisnya hingga saat ini tetap tidak dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Padahal dana yang dianggarkan nilainya cukup besar yakni Rp2,4 miliar.
“Adik-adik kita sekolah numpang di SMP tak jauh dari lokasi. Numpang sejak tiga tahun terakhir,” keluhnya.
Sepengetahuan Jalo bahwa terdapat sekitar 60 murid yang bersekolah di SMA Negeri 2 tersebut. Dengan kondisi berbagi waktu karena menumpang di sekolah lain.
“Sekolahnya siang, karena kalau pagi dipergunakan anak SMP. Sedangkan gurunya ada yang PNS, ada juga yang honor,” tuturnya.
Sementara itu, anggota DPRD Provinsi Kalbar, Hendri Makaluasc berjanji akan mengawal mengkraknya bangunan SMA Negeri 2 tersebut.
“Saya wakil dari Kabupaten Sekadau tetap akan berkoordinasi, memperhatikan dan juga akan memonitor agar sekolah ini berjalan dengan baik,” ujar Hendri Makaluasc yang menerima audiensi beberapa perwakilan masyarakat Kabupaten Sekadau di ruang Komisi V DPRD Provinsi Kalbar.
Setelah melihat kondisi bangunan melalui bukti foto yang disampaikan oleh masyarakat, legislator Partai Gerindra ini menyesalkan kenapa persoalan ini tidak ada solusi dari Pemerintah Kabupaten Sekadau.
“Kita sudah mendapatkan foto-foto dari teman-teman daerah dan memang gedung itu belum selesai. Hanya bentuk luar saja yang sudah,” tuturnya.
Bahkan, wakil rakyat asal Dapil Kabupaten Sekadau-Kabupaten Sanggau ini berpendapat bahwa mustahil bangunan ini terbengkalai jika tidak ada persoalan apa-apa. Terlebih lagi dananya cukup besar, sehingga kecil sekali kemungkinan jika Pemkab Sekadau kekurangan dana.
“Saya sangat menyesalkan dana Rp2,4 miliar itu yang semestinya sudah selesai dibangun. Apakah kendalanya ada kasus hukum, kita masih belum tahu karena belum ada penelitian dari dinas pendidikan. Saya berharap memang sudah harus diselesaikan karena menjadi kebutuhan. Orangtua yang tadinya berharap anaknya bisa sekolah di sana, tapi ternyata menumpang,” tegasnya.
Reporter: Gusnadi
Redaktur: Andry Soe