Wacana Bentuk Tim Bola Andalan

Kejuaraan Bola U-15. Dirangkai dengan pertandingan fi nal antara PS Jumbo (kontum hitam lis merah) Vs Porti (kostum merah lis hitam). Dan kemenangan akhir diraih oleh kesebelasan PS Jumbo dengan skor 1-0. FIKRI AKBAR

eQuator – Pemerintah Kota Pontianak mewacanakan membentuk satu tim usia junior 15-17 tahun yang akan menjadi andalan Kota Pontianak. Tim ini nantinya yang akan dipersiapkan untuk dikirim pada setiap kejuaraan, baik level provinsi maupun nasional.

Demikian hal itu disampaikan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Pontianak, Syarif Saleh di sela-sela penutupan kejuaraan sepakbola memperebutkan piala bergilir U-15 Walikota Pontianak di lapangan bola Kebun Sajoek, Senin (16/11).

“Kita ada wacana kesitu. Makanya dalam kejuaraan ini pula, kita minta pembantu bakat dari Dispora untuk memantau anak-anak ini dan sudah terdata sama mereka. Jadi kita ingin ada satu klub yang nanti akan diikutsertakan di piala Suratin tingkat provinsi,” ucapnya.

Tim yang bakal dibentuk nantinya akan terdiri dari para pemain handal yang berasal dari beberapa klub di Kota Pontianak. Para pemain yang diikutsertakan itu pun tentunya harus memiliki pelbagai kriteria. Mulai dari bakat, teknik atau skill, postur badan dan lain sebagainya.

“Saya lihat kemajuan sepakbola anak-anak ini pesat sekali. Kemarin ada kesebelasan dari PS Erkatude (yang kalah di perempat final saat berhadapan dengan PS BT Timur, red) itu umurnya masih di bawah 15 tahun tapi posturnya tinggi-tinggi. Maksud saya yang kayak gitu tu, pelatih-pelatih yang ada di Pontianak dibina itu.

Kesebelasan Forti juga ada beberapa yang bagus. Nah itu dikumpulkan dan dibina jadi satu klub. Jangan dibiarkan itu, sayang itu. Teknik oke, lari mereka juga laju-laju. Tinggal pelatihnya memolesnya. Kalau pelatihnya jeli saya yakin ini akan maju,” paparnya.

Syarif Saleh menyampaikan, memang sejauh ini pihaknya fokus membina para atlet sepakbola usia dini. Sebagai titik awal untuk memajukan dunia persepakbolaan di Kota Khatulistiwa.

“Kalau besar-besar nanti biar di Pengcab dan KONI. Kita membantu yang usia dini, nanti mereka yang melanjutkannya. Yang penting kita pembinaan jalan terus dan selanjutnya kita masih punya beberapa agenda lagi ke depannya untuk sepakbola anak usia dini,” paparnya.

Di samping guna meraih prestasi, kejuaraan-kejuaraan olahraga semacam ini juga akan berdampak kepada kesehatan anak itu sendiri. Terlebih lagi, dengan mengikuti kejuaraan, tak terbatas pada sepakbola saja, anak-anak akan terhindar dari pergaulan negatif.

Sementara itu, Wakil Ketua Asosiasi PSSI Kota Pontianak, Nanang Setia Budi menyambut baik dengan suksesnya penyelenggaraan kejuaraan kemarin. Dia menyampaikan bahwa kegiatan ini akan terus berlangsung dan diagendakan setiap tahun.

Bicara soal pembinaan berjenjang, PSSI Kota Pontianak merasa seperti makan buah simalakama. Satu sisi mereka ingin melakukan kejuaraan, untuk kelas usia selanjutnya. Namun karena di sisi lain permasalahan antara Kemenpora-PSSI masih dalam proses menemukan ujungnya maka pihaknya hanya dapat menunggu sambil melakukan pembinaan dan menggelar “kejuaraan yang dibolehkan” saja.

“Kita tergantung pada pemerintah dan keamanan setempat, kalau tidak diberikan izin, kita tidak bisa. Kita salut Dispora sudah berinisiatif yang seharusnya ke depan ada piala Suratin untuk umur 17. Kita pembinaan terus,” paparnya.

Penutupan kejuaraan bola U-15 kemarin, turut dirangkai dengan pertandingan final antara PS Jumbo (hitam lis merah) Vs Porti (merah lis hitam). Final ini dimenangkan oleh kesebelasan PS Jumbo dengan skor 1-0. Dengan demikian, posisi juara II otomatis dipegang oleh Porti dan juara III bersama diperoleh PS BT Timur dan PS Khatulistiwa.

Sebelumnya, kejuaraan U-15 ini sudah dimulai sejak 29 Oktober lalu. Kejuaraan ini diikuti oleh 14 klub se-Kota Pontianak. (fik)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.